Jumat, 28 Agustus 2015

Oknum TNI Diduga Tembak Warga, Dua Meninggal

Ilustrasi Anggota TNI/Polri Ketika Apel Bersama di Kodam XVII/Cenderawasih Beberapa Waktu Lalu - Jubi/Doc
Jayapura, Jubi – Seorang oknum TNI di Mimika, Papua diduga menembak sejumlah warga, Jumat (28/8/2015). Informasi yang didapat Jubi dari sumber yang tak mau disebutkan namanya, aksi itu terjadi di Jalan Koperapoka, Timika sekira pukul 02.35 WIT.
Menurutnya, korban adalah Thomas Apoka (16 tahun, pelajar) mengalami luka di telapak kaki kanan, Moses Umpi luka di pinggang tembus paha sebelah kanan, Yulianus Okoarek (18 tahun, security) luka di perut sebelah kiri tembus pinggang (meninggal dunia), Imanuel Marimau (23 tahun), luka tembak di kepala belakang bawa telinga (meninggal dunia), Marinus Apokapo (24 tahun) luka tembak di belakang atas pantat, dan Moses Imipu (23 tahun) luka tembak di paha kanan tembus.
“Ketika itu ada acara syukuran. Masyarakat menutup ruas jalan Koperapoka. Oknum anggota TNI itu lewat mengenderai motor dan menerobos palang yang di pasang oleh masyarakat. Masyarakat yang menjaga palang menegur anggota. Oknum TNI itu menghentikan motornya dengan dan menegur warga dengan nada keras. Spontan masyarakat yang berada di lokasi mengurung anggota TNI itu,” kata sumber tersebut via pesan singkatnya, Jumat (28/8/2015).
Katanya, lama kemudian, tiga orang rekan oknum TNI itu datang ke lokasi mengendarai roda dua. Mereka membawa senjata dan langsung mengeluarkan tembakan.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel (Inf) Teguh Pudji Raharjo membenarkan kejadian itu. Namun menurutnya, korban yang terkena luka tembak berjumlah empat orang, dua diantaranya meninggal dunia.
” Korban adalah Imanuel Mairimau (23 tahun) meninggal dunia, Yulianus Okoare (23 tahun) meninggal dunia, Martinus Apokapo (24 tahun) luka di pinggang kiri, dan Martinus Imaputa (17 tahun) luka di kaki. Kejadian di Jl. Bhayangkara, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika. Ketika itu, Sersan Satu (Sertu) As, dari Kodim 1701 Mimika dikeroyok massa, ketika ia berniat menjemput Sersan Kapala (Serka) Makher yang saat itu dikeroyok massa di Koperapoka,” kata Teguh Pudji Raharjo via pesan singkatnya kepada sejumlah wartawan, Jumat (28/8/2015).
Menurutnya, kronologis kejadian, sekira pukul 01.15 WIT, ada yang melaporkan ke Sertu As, rekannya Serka Makher dikeroyok di Koperaoka. Sertu As yang ketika itu berada kurang lebih 50 meter dari Pos Gorong – gorong, kembali ke pos kemudian menuju lokasi, menggunakan roda dua.
“Sertu As menanyakan kepada Polisi yang saat itu ada di lokasi mengenai keberadaan Serka Makher. Namun polisi tak mengetahui. Sertu As ke arah Koperapoka, sekitar 10 meter dan menanyakan kepada masyarakat tentang keberadaan Serka Makher, namun masyarakat juga tak tahu. Pukul 01.27 WIT Sertu As tiba di pertigaan, dan melihat melihat ada motor Kawasaki KLX Polisi yang dipakai Serka Makher,” ucapnya.
Katanya, Sertu As menghubungi Serka Makher, dan dijawab rekannya jika ia berada di belakang PLN karena dikeroyok massa. Sertu As minta Serka Makher ke jalan untuk dijemput.
“Sertu As kembali ke arah motornya untuk menjempu Serka Makher. Namun ketika itu motor sudah dikepung massa. Ketika mendekati motornya, massa membentak-bentak Sertu As. Ia menjelaskan kalau ia tak tahu apa-apa dan hanya mencari temannya. Massa kemudian memukul Sertu As dari belakang hingga jatuh bersimbah darah,” katanya.
Karena tersedak, lanjut Kapendam, Sertu As mengisi senjata dan menembakkannya ke arah atas sebanyak dua kali. Sebagian massa mundur, namun ada yang mencoba merebut senjata. Sertu As membela diri dengan menendang pelaku, dan menembak ke arah massa dengan sasaran kaki.
“Setelah menembak Sertu As langsung berdiri dan melarikan diri ke arah perempatan PLN, kemudian berlari menuju Kantor Subdenpom untuk meminta bantuan, dan diamankan di Mako Subdenpom XVII-1/Cenderawasih,” jelasnya.
Dikatakan, tindakan Kodam XVII/Cenderawasih yakni memerintahkan Danrem 174/ATW untuk turun langsung ke lapangan. Danrem bersama Kapolres dan Dandim serta kepala suku, dan tokoh agama menenangkan keluarganya dan menyelesaikan masalah, meminta maaf dan memberi santunan kepada korban. Hal lainnya, adalah mengobati masyarakat yang terkena tembakan, memeriksa dan memproses anggota yang menembak. Pasca kejadian itu situasi kondusif. (Arjuna Pademme)

Berikut foto Korban Penembakan












Tidak ada komentar:

Posting Komentar