Sabtu, 18 Juli 2015

Remaja Korban Penembakan Aparat Keamanan di Karubaga Meninggal Dunia


Korban penembakan aparat keamanan di Karubaga - Jubi
Jayapura, Jubi – Edi Wanimbo, remaja 15 tahun meninggal dunia dengan peluru panas bersarang diperutnya. Dan, delapan lainnya menderita luka tembak. Mereka ditembak tentara nasional Indonesia (TNI) Batalyon 756 Karubaga, Tolikara, Jumat (17/7/2015).
Presiden Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), Pdt. Dorman Wandikbo dari lokasi mengatakan, penembakan terjadi sekitar pukul 7‎ pagi, bertepatan dengan hari Idul Fitri dan kegiatan Seminar dan KKR Pemuda GIDI.
Empat korban dirujuk ke rumah sakit Wamena dan enam di rumah sakit Dok 2 Jayapura.
Edi Wanimbo, remaja 15 tahun, mengehembuskan nafas terakhirnya dengan peluru masih bersarang di perutnya di RS Dok 2, Jayapura, pada Jumat (17/7/2015) sore.
“Dia anak yang baik, kami hanya ingin dia bisa selesai sekolah dan menjadi orang baik, dapat kerja yang baik,” kata tante Edi Wanimbo, ditemui JUBI di RS Dok 2 di hari yang sama.
Ditengah-tengah isak tangis keluarga, korban lain, Yulianus Lambe, yang menderita luka tembak di paha kiri, mengatakan sangat kecewa dengan tindakan aparat yang gampang sekali menembak masyarakat sipil, termasuk dirinya.
“Mereka (tentara) bikin seperti kita ini bintang, main tembak saja seenaknya. Mereka tidak perlakukan kami dengan manusiawi,” kata Yulianus. Mahasiswa UNCEN itu menghadiri Seminar dan KKR Pemuda internasional, yang berlangsung sejak 15-18 Juli 2015.
Pendeta Wandikbo menjelaskan, mula terjadi penembakan, ketika beberapa pemuda mendatangi mushola Karubaga. Tujuannya, untuk meminta warga di mushola agar tidak menggunakan toa (pengeras suara) saat melakukan sembayang. Pasalnya, hal tersebut mengganggu pelaksanaan seminar dan KKR Pemuda GIDI yang sedang berlangsung di Karubaga, untuk seminggu ini.
“Untuk itu, kami sudah keluarkan surat pemberitahuan sebelumnya dan diketahui semua pihak. Kapolres sudah Ok, Bupati, juga pihak gereja,” ucapnya.‎
‎“Memang hari ini adalah hari idul fitri, harinya mereka. Tapi, saya sebagai pimpinan (umat GIDI) di Toli sudah kasi surat tertulis, dalam rangka hari pemuda, tidak boleh lakukan kegiatan itu karena ada kegiatan seminar dan KKR. Tapi sekarang polisi dan tentara main tembak anak-anak.” tambahnya.
Pendeta Wandikbo menyesalkan tidak ada tindakan dari aparat kepolisian, padahal kesepakatan untuk tidak menggunakan pengeras suara telah dilakukan sebelum seminar pemuda itu dilakukan.
Sebelum kegiatan Seminar dan KKR di Tolikara pihak gereja sudah mengeluarkan surat pemberitahuan bahwa tidak ada aktifitas lain. Hal ini sudah diketahui oleh Kapolres Tolikara bersama Bupati Tolikara dan Presiden GIDI (Gereja Injili Di Indonesia). (Yuliana Lantipo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar