Manado, Suara Wiyaimana Papua, Seorang mahasiswa Papua, Nius Lokobal (24) yang sedang menuntut ilmu pada Universitas Pembangunan Indonesia di Minahasa, Manado, Sulawesi Utara diduga dibunuh oleh Orang Tak Dikenal (OTK) di perempatan jalan Pualau Peleng Kleak, belakang Gereja GMIM Musafir, Kelurahan Kleak, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara Indonesia, pada 26 Juli 2015 sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
“Korban ditemukan tak berdaya. Korban diduga dianiaya lebih dahulu lalu ditikam di bagian Lambung sebelah Kanan, ditemukan pula bekas pukulan dengan alat tumpul di dahi sehingga meninggal,” kata salah satu mahasiswa Papua di Manado dari tempat duka yang diterima, Suara Wiyaimana Papua, Minggu (26/7/2015).
Dikatakan, sebelum korban ditemukan tak berdaya di TKP. Sekitar pukul 01.00 malam korban keluar dari gubuk ke kios dengan tujuan untuk membeli barang di kios. Di tempat korban ditemukan tak berdaya tidak ada lampu dan tempat tersebut gelap.
Korban dikabarkan ditemukan warga dalam kondisi berlumuran darah dan tak berdaya lalu kemudian menghubungi anggota polisi di Polsek Malalayang. Dan Kapolsek Malalayang menurunkan anggotanya untuk segera ke TKP.
Kapolsek Malalayang AKP Jeferson Batewa kepada mahasiswa Papua di Manado mengatakan, telah menerima laporan warga bahwa ada korban di Jalan Pualau Peleng sehingga pihaknya tiba di TKP dan menemukan korban dalam keadaan parah Korban sekitar pukul 2.30 WITA.
“Kami bawa dengan mobil Patroli sampai di rumah sakit namun korban tidak tertolong lagi karena ia ditikam di bagian lambung sebelah kanan, mengenai bagian hati,” jelasnya.
Kata dia, korban mengeluarkan darah yang banyak sehingga korban meninggal. Saat ini polisi sedang berusaha menemukan pelaku penganiayaan.
“Korban keluar malam tersebut dengan tujuan apa kami belum ketahui, sehingga kami menduga korban dicegat lalu dianiaya dan ditikam. Untuk membuktikannya kami masih dalami dan selidiki,” jelasnya.
“Korban ditemukan tak berdaya. Korban diduga dianiaya lebih dahulu lalu ditikam di bagian Lambung sebelah Kanan, ditemukan pula bekas pukulan dengan alat tumpul di dahi sehingga meninggal,” kata salah satu mahasiswa Papua di Manado dari tempat duka yang diterima, Suara Wiyaimana Papua, Minggu (26/7/2015).
Dikatakan, sebelum korban ditemukan tak berdaya di TKP. Sekitar pukul 01.00 malam korban keluar dari gubuk ke kios dengan tujuan untuk membeli barang di kios. Di tempat korban ditemukan tak berdaya tidak ada lampu dan tempat tersebut gelap.
Korban dikabarkan ditemukan warga dalam kondisi berlumuran darah dan tak berdaya lalu kemudian menghubungi anggota polisi di Polsek Malalayang. Dan Kapolsek Malalayang menurunkan anggotanya untuk segera ke TKP.
Kapolsek Malalayang AKP Jeferson Batewa kepada mahasiswa Papua di Manado mengatakan, telah menerima laporan warga bahwa ada korban di Jalan Pualau Peleng sehingga pihaknya tiba di TKP dan menemukan korban dalam keadaan parah Korban sekitar pukul 2.30 WITA.
“Kami bawa dengan mobil Patroli sampai di rumah sakit namun korban tidak tertolong lagi karena ia ditikam di bagian lambung sebelah kanan, mengenai bagian hati,” jelasnya.
Kata dia, korban mengeluarkan darah yang banyak sehingga korban meninggal. Saat ini polisi sedang berusaha menemukan pelaku penganiayaan.
“Korban keluar malam tersebut dengan tujuan apa kami belum ketahui, sehingga kami menduga korban dicegat lalu dianiaya dan ditikam. Untuk membuktikannya kami masih dalami dan selidiki,” jelasnya.
Lebih lanjut Jeferson, dari keterangan saksi yang lewat di jalan mengaku sama tidak melihat orang kemudian setelah tiga menit, saat kembali dari kios, ia melihat seorang berdarah. Ia lalu minta tolong kepada masyarakat kompleks di sekitar TKP. Saat menuju kios, saksi mata melihat ada sebuah kendaraan Avanza dan satu sepeda motor yang lewat.
“Polisi belum bisa memprediksi karena ada satu mobil jenis Avanza hitam dan juga satu sepeda motor yang lewat dan untuk plat nomor polisi kami tidak melihat karena malam. Pihak kepolisian sedang mengejar pelaku untuk menemukan pelaku penganiayaan kepada korban,” ujarnya.
Menurut pihak Rumah Sakit Malalayang, korban yang bernama Nius Lokobal meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Keluarga korban sudah setuju untuk melakukan otopsi tetapi dokter spesialisnya tidak masuk karena hari minggu. Sehingga korban akan diotopsi pada hari Senin (27/7/2015).
Agus Tabuni, Ketua mahasiswa Jayawijaya, Manado meminta agar pihak kepolisisan agar segera mengungkap pelaku pembunuhan Nius Lokobal.
“Pembunuhan beberapa waktu lalu juga pelakunya adalah orang tak dikenal, kami mohon untuk segera mengungkap pelaku pembunuhan saudara Nius,” tegasnya.
Tahun, sebelumnya mahasiswa asal Papua bentrok dengan warga Kelurahan Tataaran Dua, Kecamatan Tataaran, Minahasa, Sulawesi Utara, Minggu 19 OKtober, 2014. Baru kali ini, kembali terjadi penculikan terhadap mahasiswa Papua, dan korbannya ditemukan di Komplek Kleak-Manado.
Pada awalnya, pemerintah Provinsi Papua, Papua barat dan Pemerintah Sulawesi Utara, telah menyepakati proses penyelesaian atas pertiakian saat acara rekonsiliasi berlangsung di lapangan Universitas Negeri Manado (UNIMA). Dan juga disampaikan bahwa, perlindungan khusus bagi mahasiswa papua selama mengenyam pendidikan. Namun, bagi mahasiswa selama ini merasa trauma, sehingga terjadi kehilangan jiwa manusia, dari salah satu generasi papua menjadi sasaran penculikan ditempat studi" jelasnya. Jelasnya. (A.G / 002 / SWP /& P.L / SP)
Disposkan:Suara Wiyaimana Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar