Ketua DPR Papua, Yunus Wonda - Jubi/Arjuna |
Jayapura, Jubi – DPR Papua meminta para pejabat pusat tak hanya menyoroti dan berkomentar banyak di media terkait insiden Tolikara, namun juga harus bersuara ketika terjadi penembakan di Papua yang mengorbankan masyarakat sipil.
Ketua DPR Papua, Yunus Wonda mengatakan, ketika insiden Tolikara terjadi, Kapolri, Mendagri, Menteri Sosial, turun ke lokasi. Ia berharap, pejabat pusat melakukan hal yang sama ketika terjadi penembakan yang mengorbankan rakyat Papua.
“Kami harap pejabat pusat juga datang melihat dan mencari solusi agar berimbang. Nyawa orang Papua berharga di tanah ini. Tak ada seorang pun berhak mengambil nyawa orang Papua. Hanya Tuhan. Kami ingin jangan lagi komentar provokatif terkait insiden Tolikara. Kenapa hanya insiden itu yang disoroti. Kenapa ketika kasus Paniai tak ada yang peduli. Padahal menyangkut nyawa manusia,” kata Yunus Wonda akhir pekan lalu.
Menurutnya, Musholla yang terbakar di Tolikara bisa dibangun kembali. Namun bagaimana dengan nyawa oran Papua yang jadi korban penembakan. Katanya, insiden Tolikara jadi catatan untuk tetap menjaga kerukunan umat beragama di Papua yang sudah terjaga sejak dulu hingga kini.
“Kami harap orang di luar Papua tak mendiskreditkan Papua dengan kejadian itu. Jangan bicara masalah Tolikara, tanpa melihat kondisi sebenarnya. Ketika kejadian, ada juga insiden penembakan. Kami minta polisi mengungkap siapa pelaku penembakan,” ucapnya.
Kata Wonda, keterangan berbagai pihak di Tolikara, insiden penembakan itu yang menyebabkan situasi tegang, karena orang di pegunungan sudah trauma dengan bunyi senjata.
“Tak ada niat membakar Musholla. Jangan seakan – akan Musholla itu sengaja dibakar. Musholla itu sudah bertahun – tahun di sana. Bahkan ketika Tolikara masih distrik,” katanya. (Arjuna Pademme)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar