Jumat, 10 Juli 2015

Hidup Adalah Anugrah Tuhan

Suara Wiyaimana Papua, Tuhan menciptakan manusia pria dan wanita untuk saling menghidupi, mengasihi dan membentuk satu keluarga baru yang tak terpisahkan oleh siapa pun di dunia ini. Sebab kita telah disaksiakan oleh sang pencipta, alam raya dan manusia itu sendiri, ketika proses dibentuk satu keluarga baru.

Hidup adalah anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita semua. Jika hidup adalah anugerah yang paling indah kita wajib bersyukur kepada Tuhan Sang pencipta alam semesta. Semoga dengan kita bersyukur kepadaNya dan berterima kasih atas Anugerah yang Tuhan berikan kepada kita semua, hidup kita selalu dalam jalan cahayaNya.

Dalam hidup ini kita harus bisa memahami bahwa pakaian yang indah adalah senyum yang tulus sedangkan kebiasaan yang merusak adalah rasa khawatir yang berlebihan, kebahagiaan yang baik adalah memberi dengan sepenuh hati dan kepribadian yang buruk adalah egois.

Meskipun dalam kehidupan sehari-hari saling menyakiti, mengecewakan bahkan, saling membekasih luka pada diri mereka selama hidup, sekali pun. Tetapi mereka tetap saling mengasihi dan memaafkan atas hal-hal yang bertentangan dengan alkibiah selama hidup mereka. Setiap orang harus memiliki ungkapan "Hidup Hanyalah Sementara saja" sebagai bagian dari proses pemenuhuan hidup. Karena hidup adalah anugrah Tuhan, maka wajib dipergunakan hidup itu, bersama keluarga yang kita punyai selama kita berada dibawa kolong langit ini.


Allah sumber pengampunan atas tindakan dan perbuatan setiap manusia, asal setiap orang sunggu-sunggu menuruti perintahnya. Karena di dalam Tuhan kita bisa memperoleh sumber penghidupan, kedamaian dalam rumah tangga dan akan terjadi kebagian itu sendiri.


Wanita, terhebat adalah mereka yang telah menghargai tanggujawabnya sebagai ibu rumah tangga dalam kehidupan keluarganya. Begitu pun seorang pria yang lemah, lembut menghidupi keluarganya dengan penuh tanggungjawab yang tinggi. Itulah hidup yang saling menghargai, menghormati dan menjujung tinggi nilai-nilai spritualitas dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Titel, jabatan, dan kekayaan bukan menjadi jaminan hidup, melainkan mereka mampu membedakan tanggunjawab yang telah dipundakan oleh Allah dalam hidup keseharian mereka masing-masing. Baik bertanggunjawab sebagai kepala keluarga maupun ibu rumah tangga dalam keluarga sepanjang hidup. Janganlah bersedih karena mereka memiliki kekayaan dan kejayaan yang berlimpa, tetapi syukurilah dengan apa adanya, karena itulah anugrah Tuhan.



Pria ada untuk wanita, begitupun wanita ada untuk pria, kalau terjadi hal demkian, kita sudah berada dalam ruang kekudusan. Sebab sang pencipta diberikan ruang untuk saling mengasihi sesama manusia, teristimewa buat mereka yang telah dibentuk satu keluarga baru dalam kehidupan sehari-hari. Kita mengasihi karena Allah,lebih dahulu mengasihi kita. (1 Yohanes 4: 19). Bila kita sudah mengasihi kepada sesama, berarti Allah terlebih dahulu mengasihi kita. itulah anugrah dan kasih-Nya dari Tuhan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa, hidup kita bagaikan uang air, hanyalah sementara saja, sehingga diharapkan saling menghargai diri sendiri sebagai satu bentuk manusia yang seutuhnya selalu memberikan yang terbaik kepada sesama. Dan juga melihat sorang pribadi sebagai status suami /istri yang erat hubungannya dalam kehidupan keluarga. Semoga Allah kita diberikan berkah dan hikmanya selama kita hidup di dunia ini. 

( Awimee Gobai)
Penulis: Aktivis Pemuda Gereja, Aktivis FWP, dan Anggota Pecinta Alam Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar