Kamis, 23 Juli 2015

DPRP Minta Jaminan Keamanan Mahasiswa Papua di Daerah Lain

Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa - Jubi/Arjuna
Jayapura, Jubi – Komisi I DPR Papua bidang Pemerintahan, Keamanan, Politik, Hukum dan HAM meminta jaminan keamanan terhadap mahasiswa dan masyarakat Papua yang ada di luar Papua, pasca insiden Tolikara lalu.
Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa mengatakan, pemberitaan berbagai media massa dengan banyak kepentingan mengenai insiden itu menjadikan masalah ini seakan – akan serius, dan membuat mahasiswa dan masyarakat Papua di luar Papua terancam.
“Saya dapat laporan, di Aceh ada lima mahasiswa Papua yang kini berlindung di Rindam, markas TNI karena mendapat ancaman. Dari Bandung dilaporkan, kabarnya ada mahasiswa Papua bernama Melianus Magai ditemukan tewas di jalan, Selasa (21/7/2015) pukul 01:00 WIT. Meski pihak berwenang menyatakan itu kecelakaan, namun di tubuh korban di temukan seperti ada luka tusukan benda tajam,” kata Laurenzus Kadepa, Rabu (22/7/2015).
Menurutnya, di Yogya, para masiswa Papua meninggalkan tempat kos dan ditampung di asrama. Katanya, pemberitaan berbagai media dengan beragam kepentingan, membuat kejadian di Tolikara seolah masalah besar. Akibatnya, mahiswa dan masyarakat Papua di luar Papua tak aman.
“Jadi kami minta jaminan keamanan untuk mahasiswa dan masyarakat Papua di luar Papua. Negara harus menjamin keamanan mereka. Di Solo, juga ada dua mahasiswa Papua dikeroyok sekelompok orang tak dikenal dan mengalami luka di kepala dan bagian tubuh lainnya sehingga  dilarikan ke rumah sakit. Insiden Tolikara terlalu dibesar – besarkan media, yang selalu disoroti masalah kebakaran, sementara tertembaknya 12 orang dimana salah satu anak berusia 15 tahun meninggal dunia tak digubris,” ucapnya.
Sebelumnya, salah satu anggota DPR Papua, Wilhelmus Pigai mengatakan, tak adil jika hanya peristiwa pembakaran kios yang menyebabkan api merembet ke musollah yang disoroti, karena ketika itu, juga ada penembakan terhadap 12 warga sipil.
“Dalam aksi penembakan itu, satu orang dikabarkan meninggal dunia, dan 11 lainnya luka – luka. Harus ada perhatian yang adil dan seimbang, sehingga pemerintah tak dinilai diskriminatif dan hanya mementingkan satu kelompok saja,” kata Pigai via pesan singkatnya kepada Jubi, Selasa (21/7/2015). (Arjuna Pademme)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar