Jayapura, GATRAnews - Tiga kampung yang terletak di Distrik Agamdugume, Kabupaten Puncak, Papua terancam kelaparan. Warga Kampung Agamdugume, Tuput dan Jiwot diterpa kelaparan akibat hujan es yang menjadi siklus tahunan didaerah itu.
Hujan es kali ini sudah terjadi selama satu bulan dan mengakibatkan hasil kebun gagal panen dan ternak warga mati. Wakil Bupati Puncak, Repinus Telenggen menyebutkan selama diguyur hujan es, masyarakat setempat mengkonsumsi sayur pakis dan labu.
Saat ini Pemkab telah menyediakan 6 ton beras yang masih tertahan di Mimika untuk selanjutnya digeser ke tiga kampung yang dilanda kelaparan.
“Pagi tadi baru bisa digeser 8 karung beras dengan ukuran 50 kilogram. Kami masih terkendala cuaca buruk. Pesawat ataupun helikopter masih sulit tembus ke daerah itu. Daerah tiga kampung letaknya sangat terisolir, ditambah tak ada penerangan dan signal komunikasi,” katanya, Senin (13/7).
Dengan adanya siklus hujan es tahunan, menurut Repinus, masyarakat setempat biasa dilanda kelaparan. Masyarakat sangat membutuhkan makanan dan pakaian. Biasanya, suhu mencapai 10-13 derajat celsius. “Belum dilaporkan adanya yang meninggal akibat hujan es,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua , Didi Agus Prihatno mengatakan terus berusaha mendaratkan bahan makanan dan pakaian untuk warga di tiga kampung tersebut. Laporan dari BPBD setempat menyebutkan ada lebih dari 6000-an orang yang tinggal di tiga kampung yang mengalami kelaparan.
“Kami telah menyiapkan bahan makanan instan, beras, susu dan pakaian. Kami masih menunggu pesawat untuk membawa bahan makanan ini,” katanya ketika di temui di Jayapura.
Lanjut Didi, siklus hujan es di sejumlah kabupaten yang terletak di pegunungan tengah Papua memang biasa terjadi pada Juni-Juli. Namun jika bencana ini berkepanjangan, akan membuat tanaman dan hasil kebun mati dan mengakibatkan masyarakat kelapran.
“Biasanya juga umbi-umbian yang ditanam akan beracun dan mengakibatkan masyarakat yang mengkonsumsi umbi-umbian tersebut diare,” jelasnya.
Gubernur Papua, Lukas Enembe mengklaim hujan es yang terjadi di Kabupaten Puncak merupakan fenomena alam yang biasa terjadi didaerah itu.
Menurutnya, saat ini Wakil Bupati Puncak, Repinus Telenggen sedang menuju ke lokasi tiga kampung yang dikabarkan dilanda hujan es.
“Saya sudah komunikasi dengan Bupati Puncak, Willem Wandik dan bupati menyebutkan dia bertanggung jawab atas nasib rakyat disana,” katanya kepada wartawan di Jayapura, Senin (13/7).
Puncak merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2008. Kabupaten ini tertinggi se-Indonesia karena berada diketinggian lebih dari 2000-an meter diatas permukaan laut. Kabupaten Puncak juga berada di kawasan Puncak Cartensz yang bersalju. Hujan es tahun ini, dianggap oleh masyarakat setempat sebagai hujan es yang tergolong panjang dan ekstrim. Selain dinginnya cuaca didaerah itu, oksigen juga menipis;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar