ORANG
PAPUA HARUS TAHU BAHWA DIRINYA ADALAH ORANG PAPUA
Kita
tahu bahwa kita adalah orang Papua, kulit hitam, rambut keriting, asal
Pulau Papua, serumpun Malanesia. kita dikandung dan dilahirkan juga oleh mama
orang Papua. Dibesarkan dari hasil ibu pertiwi Papua. Namun, dalam kesadaran
Penuh.
Ada
sekelompok orang yang sedang upayakan dan mereka pergi dengan membawa bendera
merah putih ke KTT MSG di Salomon Island untuk menghambat upaya luhur rakyat
semesta Papua untuk memutuskan mata rantai penindasan NKRI melalui mekanisme
PBB berawal melalui pintu MSG.
Mengapa
mereka pergi menghalangi upaya Papua Barat masuk ke MSG? Mungkin
dilatar-belakangi oleh beberapa alasan berikut ini, antara lain:
Mereka
telah tergiur dengan jabatan dan kekayaan serta kenikmatan lain yang ditawarkan
oleh Negara Indonesia kepada mereka. Harta kekayaan (uang) dan jabatan
(kekuasaan) serta kenikmatan lain adalah alat alat penawar yang paling ampuh.
Harga diri mereka digadaikan dengan tawaran-tawaran murahan yang dapat
mengiurkan. Mata hati mereka dibutakan oleh kenikmatan duniawi semata yang
ditawarkan. Mereka pun terbawa arus oleh kenikmatan duniawi itu, maka dengan
kesadaran penuh mereka menggadaikan harga dirinya dan harga diri bangsa Papua.
Silahkan
Anda mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya, silahkan Anda menjadi
pejabat apa pun dalam sistem NKRI, itu Hak Asasi Manusia Anda, kami tidak
melarang itu, tetapi jangan sekali-kali menggadaikan perjuangan luhur bangsa
Papua dengan jabatan, uang, atau kenikmatan lain; jangan sekali kali menghina
atau melecehkan perjuangan bangsa Papua, karena untuk perjuangan kebebasan itu,
banyak orang Papua mati dibunuh, banyak lagi yang menderita dirimba raya,
dilembah, dipesisir pantai, di gunung, dan di penjara serta di rantauan atau
dinegeri orang.
Sungguh
ironis! Mereka adalah kaum terdidik, kaum intelektual terkemuka di Papua, namun
kepintaran mereka digunakan untuk balik menjajah keluarganya, sukunya dan
bangsanya dengan cara mempertahankan penindasan. Mereka dikandung, dilahirkan,
dibesarkan, dan dibiayai untuk berbuat baik bagi keluarganya, sukunya dan
bangsanya serta sesamanya, tetapi mereka lupa dan tidak tahu diri. Mereka pergi
bergandengan atau melacurkan diri bersama dengan negara penjajah Indonesia
untuk memperpanjang penindasan terhadap keluarganya, sukunya dan bangsanya -
Papua Barat.
Mereka-mereka
telah menjadi bagian dari sistem NKRI yang selama ini menjajah bangsa Papua,
maka mungkin saja mereka dengan terpaksa melakukan sesuatu yang sangat
bertentangan dengan suara hatinya. Memang sewaktu dilantik memegang salah satu
jabatan, mereka telah disumpah untuk setia kepada NKRI. Maka itu sebagai bukti
kesetiaan mereka kepada NKRI, apa pun yang diperintah oleh atasannya, dipatuhi
dan dilaksanakan. Itu berarti harga diri mereka telah digadaikan dengan
jabatan, ideologi bangsanya digadaikan dengan ideologi bangsa lain. Itu berarti
mereka telah mengkhianati perjuangan luhur bangsa Papua.
Sungguh
sangat menyedihkan! Di saat rakyat semesta Papua Barat berjuang keras untuk
keluar dari penjajahan NKRI, pada saat yang sama pula masih ada orang Papua
yang masih menari-nari di atas darah dan air mata rakyat semesta Papua Barat;
di saat orang Papua mencari jalan keluar untuk bebas dari penjajahan RI, di
saat yang sama, masih ada orang Papua yang menghalangi jalan menuju pembebasan
nasional Papua; di saat orang Papua berjuang keras untuk mengakhiri penindasan
RI di Tanah Papua, di saat yang sama pula, masih ada orang Papua tertentu
mempertahankan penjajahan; di saat orang Papua banting tulang menghalau
penindasan RI, di saat yang sama masih ada orang Papua yang diam membisu dan
malas tahu.
Tindakan
untuk menghalagi upaya Papua Barat masuk ke MSG ini bukan dilakukan karena
kekilafan, bukan karena ketidak-tahuan, tetapi dilakukan dengan kesadaran penuh
dan memahami masalah dengan baik. Karena itu mereka ini tidak tahu diri, tidak
tahu adat, tidak tahu hukum agama. Mereka ini pantas disebut pengkhianat (JUDAS
PAPUA).
#Mecky Medawogii Yeimo
Sekertaris
I KNPB pusat
Disposkan: Suara Wiyaimana Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar