Jayapura,
Jubi – Mantan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Yehezkiel Alebua mengusulkan
negaranya membawa masalah Papua Barat ke dalam komisi Kolonisasi PBB.
Yehezkiel Alebua, yang juga pendiri
dari Melanesia Spearhead Group (MSG), Rabu (18/6/2015) mengatakan tidak ada
masalah besar yang akan terjadi pada MSG jika Papua Barat diterima menjadi
anggota MSG.
“Dan bagi kita di Kepulauan Solomon,
sebagai mantan Perdana Menteri dan pendiri MSG saya meminta kita untuk kuat,
menjadi penentu dalam membawa urusan dan masalah serta teriakan saudara kita di
Papua Barat ke komisi dekolonisasi PBB. Saya berpikir jika menerima mereka
(Papua Barat) ke dalam MSG sebagai anggota tidak akan menimbulkan masalah
besar,” kata Perdana Menteri ketiga Kepulauan Solomon yang menjabat pada tahun
1986-1989 ini.
Alebua
juga menambahkan Indonesia akan memiliki kesempatan untuk memahami jeritan
orang Papua Barat jika Papua Barat menjadi anggota MSG.
“Saya berterima kasih kepada
pemerintah Indonesia saat ini, untuk melepaskan tahanan politik Papua Barat dan
untuk mengurangi beberapa beberapa pembatasan di Papua Barat. Itu adalah awal
yang baik. Mari kita bekerja pada wilayah diplomatis. Dan ini adalah kita perlu
mengakui mereka. Sehingga bersama-sama, dalam status mereka, mungkin sebagai
pengamat, Indonesia di MSG akan mendengarkan kebutuhan dan teriakan dari dalam
MSG dan mereka juga akan mendengarkan perimbangan simpatik dan dukungan dari
MSG,”
Kepulauan Solomon adalah negara yang
mendorong Tahiti (French Polynesia) masuk dalam daftar negara-negara
dekolonisasi dalam komisi dekolonisasi PBB.
Manasseh Sogavare, Perdana Menteri
Kepulauan Solomon, Kamis (18/6/2015) malam telah mengumumkan sikap negara tuan
rumah MSG Summit 2015 ini atas aplikasi Papua Barat yang didaftarkan oleh
United Liberation Movement of West Papua (ULMWP). Kepulauan Solomon mendorong
Papua Barat menjadi pengamat dalam MSG dengan syarat Papua Barat diwakili oleh
organisasi yang bersatu. (Victor Mambor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar