Rabu, 27 Mei 2015

Gereja dan Keluarga Harus Aktif Selamatkan Manusia dan Tanah Papua


Ilustrasi misa nuansa budaya Papua. Foto: Dok MS
Nabire, MAJALAH  SELANGKAH -- "Yesus mengutus Roh Kudus kepada umat manusia sebagai bukti kecintaan Yesus kepada kita. Sehingga gereja berperan aktif untuk selamatkan manusia dan tanah Papua, karena Yesus menginginkan supaya penyelenggaraan hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, menjadi penuntun hidup umat manusia."

Demikian diungkapkan Pembina Calon Iman Pr (PCI) Keuskupan Jayapura Pastor Yan You, Pr dalam kotbah  perayaan Pentekosta ke II Bernuansa Budaya Suku Mee, Senin (25/5/15) lalu, di Gereja Katedral Kristus Raja Jayapura Papua.
You mengajak, "Saatnya kita bertobat dan serahkan diri kita dipimpin oleh roh kudus dan bukan hidup menurut keinginan daging."
"Perayaan Misa Pentekosta ke II  kali ini berbeda dengan misa-misa tahun lalu.  Dalam perayaan misa tahun ini menggunakan bahasa daerah suku Mee dan memakai busana adat dan baju Batik Papua," kata Yan di hadapan umut keuskupan Jayapura.
Selain itu, pastor mengajak kepada umat untuk saling mengasihi, mencintai dan berpro-aktif mewartakan firman tuhan melalui tugas dan tanggung jawab setiap orang di mana pun berada. 
"Orang Papua harus menjauhkan diri dari seks bebas, mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang," ajaknya lagi. 
"Jika kita terjerumus dalam hal-hal tersebut, maka kita akan musnah. Orang Papua harus jaga dan rawat diri baik-baik.  Orang tua dan gereja berperan aktif untuk mengambil tanggung jawab membimbing anak-anak Papua, selamatkan manusia dan tanah Papua agar mereka terbebas dari belenggu berbagai penyakit sosial dan ketidakadilan sosial," pintanya.  
Pastor  Rudolf Anouw, dalam doa umatnya mendoakan perjuangan rakyat tertindas dan tanah air Papua Barat. Dalam bahasa daerah suku Mee berdialek Piyaiye,  "Allah sang pencipta manusia dan bumi Papua, Allah yang Maha Tahu, engkau telah mengetahui bahwa, di atas tanah kami, segelingtir orang yang rakus akan sumber daya alam dan haus kekuasaan telah mengisap, menguras kekayaan alam kami dan meningdas kami, pembantaian manusia menjadi pemandangan sehari-hari, semua ini terjadi bukan kehendakmu dan bukan pula takdirmu, melainkan kehendak manusia-manusia rakus.
Ya Allah, kami mau bebas, menjadi manusia merdeka, bebas dari dunia yang diciptakan sekelompok manusia rakus itu, karena itu, kami mohon sadarkanlah rakyat yang masih tidur terlelap di bawah ketiak penguasa dan satukanlah kami umatmu yang tertindas ini, tuntunlah langkah perjuangan kami, agar kami bersatu padu, bangkit dan melawan sistem pengisapan dan peningdasan yang terjadi di atas negeri kami agar surgamu nyata di Tanah Papua," demikian doa Pastor Rudolf. 
Ketua Panitia perayaan misa Bahasa Mee dan Pengukuhan serta Pelantikan Badan Pengurus Kategorial Suku Mee, Paroki Kristus Raja Jayapura dan perwakilan paroki lain, Kundrad Agapa mengatakan,  perayaan misa ini dirayakan untuk memuji dan memuliakan Allah melalui lagu-lagu, pujian dan doa dalam nuansa budaya Mee. 
"Misa ini merupakan sarana untuk merawat dan melestarikan budaya selain itu juga kami memuji dan memuliahkan Allah melalui kekayaan budaya yang kami miliki dan juga untuk melestarikan budaya dan merawat persatuan kami," ungkap Agapa.
Melalui pesan singkat diterima majalahselangkah.com, Perayaan misa tersebut dipimpim oleh Pastor Yan You Pr dan didampingi oleh Pastor Dekan Dekenat Pegunungan Bintang Hilarius Pekey Pr.
Pada akhir misa, Pastor Yan You, melantik dan mengukuhkan pengurus kelompok kategorial Mee di Paroki Kristus Raja Katedral Jayapura dan Ketua badan pengurus kelompok kategorial Mee yakni Maximus Gobay dan diberhentikan ketua pengurus lama Kundrad Agapa didemisionerkan pada saat itu juga. (Yohanes Kuayo/MS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar