Tuan: Bazoka Logo dan Tuan Ones Suhuniap |
RENUNGAN
MALAM UNTUK NASIB BANGSA
VIETNAM, KNPB-News: 53
tahun sudah Papua Barat menjadi bagian NKRI. Tepatnya 1 Desember 2014 lalu,
rakyat Papua merayakan HUT ke 53. Di usia ke-53,
biarpun rakyat Papua sudah merasa merayakan kemerdekaan, tetapi belum ada
pengakuan kedaulatan.
Untuk itulah tahun ini, rakyat Papua harus
bangkit. Bersatu, untuk memperoleh kedaulatan Papua Barat sebagai bangsa.
Sehingga HUT ke-54 Rakyat Papua bisa merayakan kemerdekaan tanpa ada tekanan,
dan deskriminasi dari pihak lain.
Sudah sekian lama, rakyat Papua menginginkan
kemerdekaan itu. Keluar dari penindasan, tekanan, dan deskriminasi sosial bagi
rakyat Papua. Dalam mencapai kemerdekaan itu, memanglah tidak mudah. Tidak
sedikit pahlawan-pahlawan Papua yang telah gugur dalam menjalankan misi
perjuangan. Pengorbanan yang tidak sedikit, korban waktu, harta bahkan nyawa.
Untuk itulah, sudah saatnya rakyat Papua
bangkit untuk mengakhiri penderitaan yang sudah sekian lama dirasakan.
Merdeka bukanlah sebuah hadiah atau piala yang langsung diberikan tanpa diperebutkan. Kemerdekaan juga tidak turun dari langit, jika kita tidak mencoba untuk memperjuangkannya.
Merdeka bukanlah sebuah hadiah atau piala yang langsung diberikan tanpa diperebutkan. Kemerdekaan juga tidak turun dari langit, jika kita tidak mencoba untuk memperjuangkannya.
Banyak cara untuk berjuang, dengan aksi, dengan
dukungan materiil dan moril bagi upaya-upaya yang akan dilakukan.
Jangan
lagi ada korban, bangkit, melawan, bukan untuk menyalakan genderang perang
tetapi menuntut hak yang memang seharusnya sudah diberikan. Merdeka adalah
harga mati yang tidak bisa ditawar. Akhiri penjajahan dan awali kejayaan West
Papua. Salam perjuangan!
Kamis,
14 Juni 2012, (keterangan waktu bisa ditambahkan disini) contoh; Sore itu,
suasana putaran Waena cukup ramai. Tampak Mako Tabuni, Ketua I KNPB tengah
asyik mengunyah pinang di dekat jalan putaran waena.
Ia begitu bersahaja dengan wajah tanpa curiga. Senyumnya masih tersungging sore itu, disapanya orang yang lewat dan mengenalnya. Tidak disangka jika, sore itu merupakan hari terakhir Mako menikmati pinang kesukaannya. Sore yang cerah, hari itu dikagetkan dengan suara tembakan yang menggelegar. Tanpa disadari orang-orang yang ada di putaran Waena, tubuh Mako menggelosor bersimbah darah.
Ia begitu bersahaja dengan wajah tanpa curiga. Senyumnya masih tersungging sore itu, disapanya orang yang lewat dan mengenalnya. Tidak disangka jika, sore itu merupakan hari terakhir Mako menikmati pinang kesukaannya. Sore yang cerah, hari itu dikagetkan dengan suara tembakan yang menggelegar. Tanpa disadari orang-orang yang ada di putaran Waena, tubuh Mako menggelosor bersimbah darah.
Semua
orang kaget dengan kejadian itu, Seorang saksi mata yang tidak bisa disebut
namanya, mengatakan Mako ditembak oleh salah satu dari 3 mobil beriringan yang
sore itu melintas. Siapa lagi pelakunya, jika bukan densus 88 yang sedang
melakukan operasi teroris. Mako diangkut salah satu mobil, dan dikatakan Mako
melawan, Mako membawa senjata dan lain-lain. Padahal, itu semua tidak benar.
Mungkin
memang Negeri ini, sudah tidak membuka ruang demokrasi bagi rakyat Papua yang
menuntut haknya. Mako di tembak setelah melakukan jumpa pers yang mengkritisi
aparat.
Saat
di tembak mati, Mako tidak pernah meninggalkan pesan. Tetapi kata-kata dalam
jumpa pers terakhir, masih terngiang-ngiang dalam benak aktivis KNPB dan rakyat
Papua.
"
KNPB adalah media, dan hanya ingin menyerukan suara rakyat kecil. Kami ini
hanya rakyat kecil yang tertindas dan tidak berdaya. Sehingga sangat
disayangkan tindakan aparat yang membatasi ruang demokrasi rakyat Papua,"
ungkap Mako. Dikutip dari kata-kata jumpersnya yang dilansir sebuah media.
Kata
Mako, rakyat ingin menyampaikan aspirasi dengan damai. Melalui lembagai
penyalur aspirasi DPRP dan MRP. Tetapi penyampaian aspirasi itu selalu ditindak
dengan represif dan brutal.
Mako,
sosok pemuda yang punya karakter tegas ini, dalam orasinya sering menyerukan,
"mati satu tumbuh seribu."
Saat
ini Mako telah memperoleh kenahagiaan sejati. Bersama bapaNya di surga. Tetapi
ideologi Mako dan semangatnya, harus tetap berkobar bagi generasi berikutnya.
Seperti apa yang selalu di serukannya. Mati satu tumbuh seribu. Itulah ideologi
Papua untuk menuju kemerdekaan.
Vietnam
04 April 2015
( Nesta Ones Suhuniap, KNPB)
Disposkan: Suara Wiyaimana
0 komentar:
Posting Komentar