Oleh, Papua
Merdeka News
Ini
pertanyaan yang diajukan oleh semua yang bercita-cita dan mendukung perjuangan
Papua Merdeka. Selama ini kami selalu dibuat kecewa dan dikendorkan semangat
oleh fakta faksionaliasi di antara organisasi yang memperjuangkan satu aspirasi
bernama: Papua Merdeka.
Faksionalisasi sebenarnya tidak menyebabkan pertentangangan dan cekcok di antara faksi, tetapi membuat energi, waktu dan sumberdaya yang tersalur melakui masing-masing faksi menjadi tersebar dan tidak terarah secara baik sehingga bangsa Papua dan bahkan para pejuang sendiri sulit membayangkan hasil kerja dan tindak-lanjut dari perjuangan yang sedang diperjuangkan.
Kini persoalan faksionalisasi sudah mati. Dengan pendirian ULMWP di Vanuatu pada Desember 2014 maka tidak ada satupun orang Papua yang bisa mengkleim diri sebagai satu-satunya dan menyalahkan yang lain sebagai organisasi atau tokoh palsu atau bayaran. Kita semua sudah sehati, sejiwa, senasib, sepenanggunggan, se-tujuan, sekata.
Faksionalisasi sebenarnya tidak menyebabkan pertentangangan dan cekcok di antara faksi, tetapi membuat energi, waktu dan sumberdaya yang tersalur melakui masing-masing faksi menjadi tersebar dan tidak terarah secara baik sehingga bangsa Papua dan bahkan para pejuang sendiri sulit membayangkan hasil kerja dan tindak-lanjut dari perjuangan yang sedang diperjuangkan.
Kini persoalan faksionalisasi sudah mati. Dengan pendirian ULMWP di Vanuatu pada Desember 2014 maka tidak ada satupun orang Papua yang bisa mengkleim diri sebagai satu-satunya dan menyalahkan yang lain sebagai organisasi atau tokoh palsu atau bayaran. Kita semua sudah sehati, sejiwa, senasib, sepenanggunggan, se-tujuan, sekata.
Buahnya
sangat jelas: dukungan dari seluruh masyarakat dan negara-negara Melanesia
sudah mengalir tak terbendung. Dukungan dari Arfika tidak dapat dibendung juga.
Mengalir semuanya sesuai hukum alam: Di mana ada pelanggaran HAM, di situ akan
disoroti oleh manusia beradab di seluruh dunia; di mana ada penipuan, pasti
ketahuan boroknya dan akan diperbaiki oleh kebenaran.
Setelah
dukungan tunggal dari Negara Republik Vanuatu dan rakyat Vanuatu, kini rakyat
Fiji sudah menyatakan dukungan terbuka, disponsori oleh gereja-gereja. Dukungan
dari rakyat Solomon Islands juga sudah jelas. Apalagi yang kurang, dukungan
dari orang Papua sendiri, yaitu dari Papua New Guinea, baik pemerintah dan
rakyat serta gereja dan LSM sudah jelas sudah tidak dapat dibendung lagi.
Dukungan
yang sudah membanjir ini tentu saja tidak dapat dibendung atau dialihkan oleh
siapapun, karena dukungan ini bukan berasal dari emosi rasialisme atau fasisme,
tetapi ditimbulkan oleh belas-kasihan manusia yang satu terhadap manusia yang
tertindas dan teraniaya, manusia yang saban hari menerima nasib maut di moncong
senjata penjajah.
Lalu
pertanyaan selanjutnya ialah: Apa yang harus dilakukan Bangsa West Papua
selanjutnya? Papua Merdeka News mengusulkan kepada segenap organ perjuangan
kemerdekaan West Papua hal-hal berikut:
Pertama, para
tokoh kemerdekaan West Papua dan organ-organ yang terlibat dalam ULMWP selalu
berkoordinasi, berkonsultasi dan saling mendukung, baik secara pribadi,
organisasi, dalam urusan pribadi, organisasi; dalam bentuk doa, dukungan moral
ataupun dukunga finansial. Komunikasi di antara semua pihak setiap hari menjadi
kunci pada saat ini dalam kondisi ini, demi mempertahankan spirit dan kesatuan
dan keutuhan yang telah terbangun, sehingga tidak dirusak/dikoyak oleh lawan.
Kedua, organ
perjuangan Papua Merdeka agar terus melakukan sosialisasi perjuangan Papua
Merdeka dan menggalang dukungan sumberdaya dari seluruh orang Papua: baik
pejabat, petani, siswa/ mahasiswa, penganggur, Merah-Putih, Bintang-Kejora,
Otsus-Merdeka, semuanya memberikan sumbangan menurut kemauan,
kelebihan/kekurangan dan menurut kerelaan dan tanggungjawab.
Ketiga, membentuk
sebuah wadah bernama West Papua Trust Fund, yang dikelola oleh sebuah
badan bernama Pundi Revolusi West Papua sehingga wadah ini memobilisasi,
menganggarkan, mengorganisir, mempertanggungjawabkan dan mengatur pemanfaatan
dana perjuangan Papua Merdeka.
Keempat, agenda
perjuangan dipersatukan. Sudah jelas, agenda perjuangan Papua Merdeka sudah
disatukan secara otomatis pada saat ULWP dibentuk. Akan tetapi ULWP sebagai
sebuah organisasi perlu pertama-tama (1) membuka kantor sekretariat; kemudian
kantor dimaksud diisi oleh para pekerja/ fungsionaris; dan selanjutnya
mengorganisir semua kampanye Papua Merdeka secara terpusat. (2) Setelah ada
kantor, maka mengatur kantor-kantor diplomasi untuk melobi negara-negara di
seluruh dunia mendukung Papua Merdeka serta (3) menyusun rencana perjuangan
jangka pendek, jangka panjang dan jangka menengah.
Semua
orang tahu, bahwa perjuangan Papua Merdeka selalu bersifat faksional dan
panas-panas tahi ayam. Kini salah satu sifat sudah dimatikan. Kini tunggu kita
matikan sifat yang lain, panas-panas tahi ayam dengan empat saran di atas.
Semoga bermanfaat.
Tulisan
Papua Merdeka News pertama dimuat :papuapost.wordpress.com edisi
21 Maret 2015.
0 komentar:
Posting Komentar