JAYAPURA
- Organisasi
Bersatu Untuk Kebenaran (BUK-Papua) dan KontraS Papua meminta Presiden Joko
Widodo (Jokowi) lebih tegas dan berani mendorong penuntasan berbagai kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
Selain
meminta Jokowi menuntaskan berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
Papua, BUK-Papua dan KontraS Papua dalam tuntutan resminya yang dibacakan Ketua
BUK- Papua Peneas Lokbere, meminta Gubernur Papua dan DPR Papua untuk segera
mendorong evaluasi atas pendekatan keamanan yang berdampak kekerasan.
"Pangdam
Cenderawasih dan Kapolda Papua agar bisa menghentikan pendekatan-pendekatan
represif anggotanya yang saat ini terjadi di dalam masyarakat, dan juga membuka
diri untuk mendorong penegakan hukum dan HAM dengan memproses hukum setiap
anggotanya yang terlibat dalam tindakan kekerasan," ungkap Peneas Lokbere
didampingi Ketua KontraS Papua, Olga Hamadi, di Kantor KontraS Papua, Selasa
(24/3).
Dikutip dari Cenderawasih Pos (Grup JPNN), Peneas juga membeberkan beberapa
kasus pelanggaran HAM berat di Papua di antaranya pembantaian massal di Wamena,
kasus penyanderaan Mapunduma, Biak Berdarah dan lainnya.
"Korban
dan keluarganya masih menantikan proses penegakan hukum yang memberikan rasa
keadilan," tuturnya.
Sementara
Ketua KontraS Papua, Olga Hamadi mengatakan pemerintah Indonesia belum punya
terobosan yang berarti dan hal ini ditunjukkan dengan mandegnya proses
penuntasan pelanggaran HAM berat.
"Bahkan
ada kecenderungan menguatnya budaya impunitas dengan membebaskan pelaku,
menyembunyikan kebenaran serta melambatnya proses reformasi institusi,"
pungkasnya.(jo/nat/adk/jpnn)
Kasus
Pelanggaran HAM di Papua yang Belum Ada Kejelasan Hukum
1. Pembantaian
Massal di Wamena (1977)
2.
Penyanderaan Mapenduma (1996)
3. Peristiwa
Biak Berdarah (6 Juli 1998)
4.
Peristiwa 7 Desember 2000
5. Wamena
Berdarah 6 Oktober 2000 dan 4 April 2003
6.
Peristiwa Wasior 13 Juni 2001
7.
Pembunuhan Theys H Eluay dan hilangnya Aristoteles Masoka (10 November 2011)
8. Kasus
Abepura (16 Maret 2006)
9.
Penembakan Opinus Tabuni (9 Agustus 2008)
10.
Penembakan Kelly Kwalik di Timika (16 Desember 2009)
11.
Penembakan Yawan Yaweni di Serui (2009)
12. Kasus
KRP III (2011)
13.
Penembakan Mako Tabuni (14 Juni 2012)
14.
Penembakan 4 Pelajar Paniai (8 Desember 2014).
Sumber:
BUK-Papua dan KontraS Papua
0 komentar:
Posting Komentar