Logo KNPB (Ist) |
Jayapura, Jubi – Komite Nasional
Papua Barat (KNPB) wilayah Yahukimo, Papua mengatakan belum tahu soal tiga
warga sipil dan satu anggota polisi yang dianiaya oleh massa aksi KNPB dan
senjata api laras pendek milik Ipda Budi yang hilang saat dikeroyok massa KNPB,
karenanya KNPB mengatakan, tanya saja langsung kepada aparat kepolisian.
“Kemarin itu aparat secara brutal
melakukan pembubaran paksa aksi massa KNPB yang melakukan penggalangan dana
untuk mendukung diplomasi ULMWP. Jadi, KNPB tidak tahu dan belum bisa
pastikan hingga saat ini tentang pelakunya, apakah anggota KNPB atau bukan.
Karena yang mengacaukan situasi itu aparat sendiri yang memulai,” ujar Serius
Suhuniap, ketua KNPB Yahukimo kepada Jubi dari Yahukimo, Jumat (20/3/2015)
Lanjut Suhuniap, mereka sedang
berupaya juga untuk mencari tahu siapa yang merampas senjata milik pak Budi.
Kalau empat warga yang menurut polisi dianiaya oleh massa KNPB, sampai dengan
saat ini mereka juga tidak tahu. Karena kemarin itu situasinya memang sangat
mencekam.
“Saya sudah berusaha untuk mencari tahu di kalangan semua suku yang ikut dalam
aksi penggalangan dana, tapi tidak ada,” jelasnya.
Menurutnya, satu guru SD dan satu
anggota KNPB yang terkena peluru dari aparat kemarin pun diketahui setelah 20
menit pembubaran paksa aksi KNPB,
“Jadi, kami sarankan untuk aparat
mencari tahu dan mengungkap siapa yang merampas senjata itu sebenarnya. Karena
kami anggota KNPB dan warga tidak tahu, sebab setiap suku yang kemarin turut
berpartisipasi dalam aksi pun sudah kami cek dan tidak ada,” jelasnya.
Katanya, jadi perlu disampaikan
bahwa pihak aparat menuduh KNPB yang lebih dulu melakukan penyerangan itu tidak
benar. Yang benar adalah aparat kepolisian dari Polres dan Brimob yang dikirim
dari Wamena yang lebih dulu melakukan penyerangan dengan membubarkan aksi KNPB
secara paksa dan brutal.
“Jadi tuduhan polisi itu tidak
benar. Mereka yang serang dan kasih bubar paksa aksi damai KNPB dengan brutal,”
tegas Suhuniap.
Sementara itu, seperti dilansir
kantor berita Antara, pascapembubaran paksa terhadap aksi pengumpulan dana yang
dilakukan anggota KNPB yang merupakan kelompok pro-kemerdekaan, Rabu (19/3) di
Dekai, anggota (KNPB) melakukan penyerangan dan melukai empat warga sipil yang
bermukim di ibukota Kabupaten Yahukimo.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol
Patrige di Jayapura, Kamis, mengatakan sesaat setelah membubarkan massa yang
dilakukan anggota Brimob dan Polres Yahukimo sekitar pukul 10.30 WIT dengan
mengeluarkan tembakan peringatan, massa kemudian menyerang sejumlah warga di
tempat yang berbeda.
Dari catatan kepolisian, korban
penganiayaan yang di lakukan anggota KNPB itu yakni Ani (35) mengalami luka
sobek di bibir bawah serta luka lebam di muka, Yohanes Palapesi mengalami luka
di keempat jari tangan kanan dan Acep Syaiful Hadi (28) yang merupakan karyawan
perusahaan penerbangan Susi Air mengalami luka lebam akibat sabetan parang di
bagian belakang. Noi Efrat Surirat (26) yang merupakan karyawan RSUD Dekai,
diserang saat berjalan menuju mobil ambulans.
Kerusuhan yang terjadi di Dekai ini
juga menyebabkan Kasat Intel Polres Yahukimo Ipda Budi Santoso mengalami
luka-luka. Bahkan senjata api laras pendek milik korban Ipda Budi dilaporkan
hilang saat korban dikeroyok massa KNPB, jelas Kombes Pol Patrige.
Sementara korban dari massa aksi
seperti yang ditulis sebelumnya oleh Jubi adalah Isai Dapla (37) yang merupakan
anggota KNPB Yahukimo kena tembakan di dada, Salomon Pahabol, ((47) yang
merupakan seorang guru SD kena ditembakan di kaki kiri. Penembakan dilakukan
oleh aparat kepolisian dari satuan Brimob yang dikirim dari Wamena.
Dikabarkan pula, satu anggota KNPB
Yahukimo atas nama Elias Kabak (40) ditangkap oleh aparat kepolisian di
Yahukimo saat KNPB melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu diplomasi
The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Melanesia Spearhead
Group(MSG). (Arnold Belau)
0 komentar:
Posting Komentar