Pater DR. Neles Tebay, Pr, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) saat diwawancarai wartawan di STFT Padang Bulan, Abepura, 19/3/2015. Jubi/Arnold Belau |
Jayapura,
Jubi – Dr. Neles Tebay, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) mengatakan,
sesuai dengan peranannya sebagai fasilitator untuk semua, maka akan
memfasilitasi dialog internal orang Papua dalam rangka menyambut ajakan dialog
yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Papua pada Desember
2014 lalu.
“Menurut rencana, dialog internal
orang Papua ini akan diselenggarakan di Papua pada Agustus 2015,” kata Tebay,
koordinator JDP kepada wartawan di kampus STFT, Padang Bulan, Abepura
(19/3/2015).
Menurut Tebay, komitmen Jokowi yakni
membangun Papua menjadi Tanah Damai dan menyelesaikan berbagai permasalahan di
Papua melalui dialog memperlihatkan bahwa pemerintah telah membukan diri untuk
berdialog dengan Papua dalam rangka menjadikan Papua sebagai Tanah Damai.
“Jadi dialog Jakarta-Papua bermuara
pada terciptanya perdamaian di tanah Papua. Itu berarti agenda dialog
Jakarta-Papua adalah pembangunan perdamaian perdamaian di tanah Papua,”
katanya.
Warga Papua yang hidup di atas tanah
Papua ini mesti menyambut keterbukaan pemerintah ini dengan gembira. Komitmen
pemerintah ini merupakan satu kesempatan emas yang disediakan oleh pemerintah
untuk membahas pembangunan perdamaian di tanah Papua melalui satu proses
dialog.
“Untuk menyambut kesempatan inilah
JDP mengambil inisiatif untuk memfasilitasi dialog internal Papua sebagai suatu
tahapan persiapan menuju dialog Jakarta-Papua,” kata pater Neles yang juga
mantan wartawan The Jakarta Post.
Menurut pengamatan JDP, dialog internal
Papua ini penting sekali untuk dilaksanakan. Karena sudah merupakan satu
kebutuhan, bahkan satu kerinduan warga Papua. Ketika dialog Jakarta-Papua
diwacanakan, banyak pihak mengangkat pentingnya dialog internal antar warga
Papua sebelum berdialoh dengan pihak Jakarta.
“Pernyataan seperti, ‘sebelum kita
berdialog dengan Jakarta, perlu ada dialog antara kita yang hidup di tanah
Papua’ ini sudah berkali-kali disampaikan oleh banyak pihak. Maka menyadari
pentingnya dialog internal ini, JDP memilih motto: Mari Kitorang Bicara Dulu,”
kata pater Neles Tebay.
JDP melihat bahwa di antara warga
Papua sendiri, belum ada pemahaman yang sama tentang dialog Jakarta dan Papua.
Terutama tentang tujuan dan agendanya. Ada pihak yang berpandangan bahwa dialog
Jakarta-Papua ini membahayakan integritas territorial Indonesia. Ada juga yang
berpandangan bahwa dialog Jakarta-Papua ini berbahaya karena dapat
menghancurkan ideologi Papua merdeka.
Ada juga pihak yang memahami bahwa
dialog Jakarta-Papua merupakan solusi atas konflik Papua. Pada hal dialog
Jakarta-Papua bukanlah tujuan tetapi sarana untuk mengidentifikasi masalah dan
mencarai solusi yang terbaik dengan melibatkan semua pihak.
“Dialog internal Papua dilaksanakan
untuk melibatkan semua warga Papua dalam membahas konsep Papua Tanah Damai dan
menetapkan tujuan dialog jakrta-Papua menurut warga Papua. Dalam dialog
internal Papua ini, setiap dan semua warga dimintai pendapatnya dan
dikonsultasikan, sehingga merasa dilibatkan dalam upaya membangun Papua yang
damai sejahtera melalui dialog,” jelas pater Neles.
Sementara itu, presiden Indonesia,
Joko Widodo dalam kunjungannya ke Papua pada Desember 2014 lalu menyampaikan
komitmennya untuk membangun Papua menjadi Tanah Damai dan menyelesaikan
berbagai permasalahan di tanah Papua melalui dialog.(Arnold Belau)
0 komentar:
Posting Komentar