SWP-News-Saat ini, kita mengalami kehilangan
jiwa serta segala pengujian dan pencobaan juga sedang menimpa di Negeri yang
kita cintai. Penindasan dan pembantaian bangsa papua selama ini adalah satu
persoalan ideologi yang belum pernah terselesaikan sepanjang perjuangan. Dan
kehidupan bangsa papua merasa terimpit dan terdesak dengan tindakan yang tidak
dapat membuat perubahan dalam kehidupan sosial mulai dari papua terintegrasi
kedalam negara Indonesia sampai saat ini. Kemudian kita sebagai manusia
seringkali terjebak dengan rayuan dan tipu musliat dari negara kapitalisme dan
kolonialisme sejauh ini.
Namun kita sebagai
manusia itu semuanya dipertimbangkan sebelum terjadi malapetaka secara
mengglobal dibelahan dunia. Sebab, kita tahu bahwa, nilai manusia lebih tinggi
dibandingkan segala yang ada dimuka bumi. Bahkan kita juga tidak pernah
berfikir bahwa, semua yang dianugrahkan itu untuk kita. Tetapi justru kita
sendiri juga tak pernah melindungi dan menjaga sesama etnis melainkan saling
membunuh dan dibunuh secara tindakan kriminal, terutama didaerah rawan konflik
sosial.
Bahkan Pengrusakan
kekayaan Alam juga sedang dikuras dan diekspolitasi dari negara kapitalisme
Ameika Serikat (United State) melalui korporasi dengan negara Indonesia sebagai
salah satu negara konsumtif terbesar didunia. Saudara-saudari sekalian sadar
dan tidaknya kita adalah satu bangsa pilihan yakni, angsa melanesia, Papua
Barat. Musuh kita adalah negara Amerika dan Indonesia.
Ketika pemerintah
belanda masih berada dipulau Papua. Pemerintah belanda telah menamakan pulau
Papua sebagai pulau surga kedua. Artinya, Tanah Papua adalah tanah yang penuh
damai sepanjang hidup akan berjalan. Namun papua integrasi kedalam Indonesia
sudah mulai tercemar tanah suci papua itu. Dikarenakan kehadiran para kaum
kapitalis dan negara kolonial membawa berbagai produk pemusnahan etnis
melanesia melalui berbagai produk genosida. Realitas penderitaan dan pemusnahan
etnis melanesia tak tabu ditelinga kita orang papua. Tak lama lagi, akan punah
diatas negeri kami sendiri.
Indonesia menginvasi
dan menduduki tanah air West Papua secara illegal. 1 Mei 1963, PBB dan AS
menyerahkan West Papua ke dalam genggaman neo-keolonialisme Indonesia. Sejak
saat itu, orang Papua dan alam Papua dihancurkan. 51 tahun lamanya, bangsa
Papua dijajah, ditindas, dimarginalisasikan, hidup menderita diatas tanah
pusakanya sendiri, hidup terancam punah dan hidup bak orang asing. Tanah-tanah
kami beralih kepada kaum asing. Kekayaan kami dicuri dan dibawah. Akankah terus
begini? atau bangkit dan lawan. Pilihan ada di tangan kita kawan!
(sumber: knpbnews.com)
Selain Pemusnahan
etnis melanesia papua barat, kekayaan alam (Natural Resources) sudah
dieksploitasi, dan dikuras secara tidak wajar tanpa pamit bagi penghuni atau
pribumi. Pernyataan Jhon F Kenedy, Presiden Amerika Serikat yang saat membantai
dan mengdiskriminasikan bangsa kulit hitam Amerika bahwa, kulit hitam di dunia
harus dimusnahkan diatas muka bumi. Dan konspirasi politik Jhon F Kenedy
terbukti benar terhadap bangsa papua barat mulai dari New york Agreement antara
Amerika dan negara Indonesia sampai saat ini. Jika kita sebagai manusia yang
mempunyai paru-paru dunia, tentu direnungkan atas konspirasi politik yang
pernah diungkapkan dengan konspirasi politik Iblis Jhon F Kenedy bersama Ir.
Sukarno pada saat Papua berintegrasi kedalam Indonesia itu.
Bahkan Konflik antara
sesama rumpun melanesia papua barat juga tak pernah berakhir selama
bertahun-tahun. Korban kekerasan memakan ribuan jiwa manusia papua dibunuh dan
dibantai sehingga manusia papua semakin punah semakin habis diatas tanah
leluhur kami sendiri. Dan konflik sosial yang tak pernah berakhir diwilayah
areal pertambangan ini, disebabkan kepentingan segolongan manusia yang demi
kepentingannya. Kemungkinan konflik sosial sebagai alur proses pemusnahan
manusia papua diatas negeri kami sendiri.
Orang papua masih
butuh kebenaran injil, sehingga injil yang dibawa oleh para misionaris beberapa
tahun yang lalu itu, kemungkinan bertentangan dengan budaya orang papua.
Sebenarnya, injil itu sebagai simbol pertobatan, simbol kedamaian dan
ketentraman bagi sesama manusia, sesama etnis selama kami masih dalam konteks
kapitalisme dan kolonialisme. Menyimaknya injil yang dibawa para misionaris
itu, belum menyentuh dalam lubuk hati orang papua. Maka dapat ditarik satu
pertanyaan buat kita semua adalah, Siapa yang menghendaki kedamaian dan
ketentraman di pulau surga itu ?
Kedamaian dan
ketentraman tercipta suatu wilayah atau daerah, apabila sesama etnis menyatukan
agenda penentuan nasib sendiri sebagai solusi atas segala produk pemusnahan
etnis melanesia, papua barat saat ini. Setiap manusia tak perlu hidup dibawa
penjajahan dan penganiayaan berat, selagi kami berada dalam konteks kapitalisme
dan kolonialisme. kita perlu merenungkan dan belajar atas nabi musa memimpin
dan membawa bangsanya dari perbudakan dan pembantaian dibawah Raja Firauan.
Oleh karenanya, diwajibkan etnis melanesia, bangsa papua semestinya menolok
atas tawaran bentuk apapun dari negara kapitalisme (Amerika Serikat), dan
Indonesia semakin mengkolonialisasi terhadap orang papua sepanjang ini.
Segala kebijakan
program melalui mekanisme desentralisasi tak penah akan ada perubahan sampai
kapanpun. Untuk itulah diberi pengakuan atas kejahatan dan kekerasaan terhadap
bangsa bangsa papua barat. Bangsa papua barat dibutuhkan persatuan dan kesatuan
adalah kunci utama untuk mencapai kemerdekaan secara independen. Dan kami
bangsa papua sedang menunggu negara Amerika dan Indonesia yang membuat
kapitalisasi dan kolonialisasi terhadap bangsa papua barat. Kami menanti agenda
perundingan secara demokratis sebagai bagian dari proses penyelesaian persoalan
ideologi Papua Barat melalui mekanisme “REFERENDUM”
Redaksi: Admin / SWP-News
0 komentar:
Posting Komentar