OPM Bukan Kartu Joker bagi Papindo untuk Sesuap Nasi
di Pangkuan Ibutiri Pertiwi
Menanggapi tanggapan
dari Wakil Ketua Baleg DPRP, Ruben Magay, sebagaimana disinyalir berbagai media
nasional di Tanah Papua seperti TabloidJubi.com, SuluhPapua.com dan BintangPapua.com,
Tentara RevolusiWest Papua lewat Kantor Secretariat-General menyampaikan
“penyesalan dan dukacita
sedalam-dalamnya atas pola pikir yang picik dan kotor seperti dinyatakan Ruben
Magay, politisi Papindo untuk melibatkan para tokoh yang selama ini disebut OPM
seperti dirilis TabloidJubi.com berikut
Sebenarnya
sejak awal, ketika tim asistensi UU Otsus dibentuk, saya tawarkan kalau mau
revisi UU Otsus, harus melibatkan para tokoh yang selama ini disebut OPM.
Pikiran mereka harus masuk, karena bargeningnya ada disitu. Tapi kalau hanya
bicara bargening ekonomi, Otsus Plus tak ada nilainya
Pernyataan singkat
dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua(TRWP) tanggapan
pernyataan lisan yang diketik dari Secretariat-General. Kata Wenda,
Anak
Ruben Magay yang selama ini berbicara seolah-olah demi kepentingan rakyat,
tetapi ternyata berpikiran picik dan kotor. Pikiran sempit seperti ini siapa
yan ajar dia? Dia sekolah di Indonesia, jadi pikiran dia sama sudah, apalagi
dia menjabat di Indonesia lagi, tambah bagus, tambah punya logika politik yang
sama persis dengan majikannya orang Indonesia. Dia punya akal busuk yang tidak
saja merugikan OPM tetapi keseluruhan nasib bangsa Papua di West
Papua dan East Papua.
Selanjutnya catatan ini menyatakan
Mempermainkan OPM atau
tokoh OPM sebagai Kartu Joker untuk meloloskan Angenda yang Bukan Tuntutan OPM,
tetapi racikan para politisi pagi buta Papua saat ini yang menjabat
sebagai kaki-tangan penjajah di Papua merupakan perbuatan tidak
terpuji dan menyedihkan.
Gen. Wenda mengingatkan kembali
OPM
Bukan Kartu Joker bagi anak-anak Papindo seperti Magay, Enembe, Wonda, siapa
lagi anak Murib itu, pokoknya semua anak-anak saya semua, untuk Sesuap Nasi di
Pangkuan Ibutiri Pertiwi. Kalau mau cari makan, ya, cari makan dengan cara yang
layak dan terhormat, bukan dengan cara nyamuk atau lintah yang kerjanya
menghisap darah makhluk lain untuk akhirnya setelah kenyang dia mati sendiri.
Itu yang saya bilang ulang-ulang, lebih baik sekolah di hutan New Guinea
daripada sekolah di Jawa atau di bangku penjajah.
Sebagai tambahan
Sekretaris-Jenderal TRWP Lt. Gen. Amunggut Tabi mencatat:
Minta
maaf, saya sebenarnya sudah beberapa kali coret kalimat-kalimat langsung dari
Panglima, tetapi saya merasa berdosa kalau tidak menyalinnya langsung, jadi
saya harap para politis mudaPapua, termasuk saya, perlu kita belajar dari orang
tua kita, yaitu orang tua yang ada di RimbavRaya ataupun Kampung dan Kota di
New Guinea. Ada baiknya kita sebagai politisi muda, kita perlu jaga cara
berpikir, naluri politik dan akal sehat kita agar ttidak mudah teracuni oleh
virus cara berpikir penjajah. Biasanya kaum penjajah meninggalkan bekas kaki,
yaitu cara berpikir kepada wilayah dan bangsa jajahannya. Jadi, mari kita
camkan peringatan ini sebagai cambuk kecil untuk memperbaiki kita semua, bukan
sebagai kritikan menjatuhkan.
Menutup catatan ini,
Lt. Gen. Tabi menyampaikan kepada Gubernur ProvinsiPapua, Ketua DPRP dan Ketua
MRP,
Apapun jabatanmu,
berapa lama-pun Anda menjabat, apapun yang Anda mainkan dalam kursi NKRI ini,
Tuhan menciptakan Anda dan saya sebagai orang Papua, meletakkan kami
bersama di TanahPapua, dengan maksud dan tujuan yang kita harus gali dan
telusuri bersama, sampai rahasia itu terungkap. Oleh karena itu, kalian bertiga
sebagai putra terbaik dari Suku Lani, bersama Wakil Gubernur dan pejabat lain
yang mayoritas berasal dari Pegunungan Tengah saat ini, kalian harus sadar,
bahwa posisi Anda Orang Papuadi dalam NKRI ialah Anak Tiri. Sekali lagi,
Anak Tiri, bukan Anak Kandung.
Oleh
karena itu, apapun yang kalian pikirkan untuk minta kepada Ibutiri Pertiwi,
pikirkanlah untuk meminta apa saja yang DAPAT ANDA MINTA dan AKAN ANDA DAPATKAN
dalam status dan hak Anda sebagai Anak Tiri. Jangan berpikir dan meminta hak
dan kewenangan Anak Kandung Jawa, Sumatera, Sulawesi. Karena meminta bukan hak
Anda sendiri sama saja dengan usaha menjaring angin. Lebih parah lagi, lupa
diri dan tidak sadar kedudukan sebagai Anak Tiri ialah kesalahan terbesar
kalian yang menjabat di dalam pemerintah kolonial NKRI.
Dalam mengakhiri
catatan ini disampaikan kepada seluruh rakyat Papua bahwa Otsus I,
Otsus II, Otsus III, dan Otsus Plus atau Otsus IV semuanya adalah “racun” yang
akan membunuh dan menghabisi orang Papua dari tanah laluhur kita.
Obat satu-satunya untuk mengobati “racun mematikan” itu ialah Merdeka.
Ya, “Merdeka Harga Mati!”
OPM Bukan Kartu
Joker bagi Papindo untuk Sesuap Nasi di Pangkuan Ibutiri Pertiwi was
originally published on PAPUA MERDEKA! News
0 komentar:
Posting Komentar