Menurut Warga Utikini, Penembakan Dua Brimob di Tembagapura Karena Bisnis Miras - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » , » Menurut Warga Utikini, Penembakan Dua Brimob di Tembagapura Karena Bisnis Miras

Menurut Warga Utikini, Penembakan Dua Brimob di Tembagapura Karena Bisnis Miras

Written By Suara Wiyaimana Papua on Selasa, 27 Januari 2015 | Selasa, Januari 27, 2015

Kondisi Kampung Banti paska penyisiran oleh aparat keamanan. Sbagian warga Utikini yang mendulang di sekitar lokasi ini ditahan polisi dan yang lainnya mengungsi ke Paniai, Puncak dan Puncak Jaya – IST
Abepura, Jubi – Berbeda dengan informasi yang selama ini disampaikan oleh pihak kepolisian, yang menyebutkan pembunuhan terhadap dua anggota Brimob dari Polda Papua, dilakukan oleh kelompok bersenjata pimpinan Ayub Waker, informasi yang dikumpulkan Jubi melalui warga Utikini dan aktivis Gereja di Tembagapura menyebutkan insiden pembunuhan terhadap dua anggota Brimob Polda Papua ini berawal dari bisnis minuman keras.
Seorang warga kampung Utikini, di Tembagapura, Timika, mengatakan pembunuhan terhadap dua anggota Brimob, Bripda Adriandi dan Bripda Ryan Hariansyah pada 1 Januari 2015 lalu (Baca : Anggota Satgas Amole-Karyawan Freeport Tewas Ditembak) berawal dari bisnis minuman beralkohol berbagai jenis. Tak hanya dua anggota Brimob Polda Papua yang terbunuh dalam insiden tersebut, seorang petugas keamanan PT Freeport Suko Miyartono juga meninggal dunia dalam insiden yang sama. (Baca : Tiga Jenazah Korban Penembakan Diotopsi)
Kata warga yang tak bisa disebutkan namanya ini, yang sehari-harinya bekerja sebagai relawan HAM gereja Papua, ada oknum aparat keamanan dari berbagai kesatuan dalam bulan Desember, sejak 1 Desember 2014 hingga 1 Januari 2015 memasok minuman keras jenis Vodka, Bir Bintang dan Cap Tikus ke pemukiman dan barak karyawan Freeport.
Minuman itu, menurut warga Utikini ini, juga menjadi komoditi yang laris manis dibeli warga sekitar yang hari-hari hidup dari hasil pendulangan tailing Freeport.
“Ada oknum anggota bawa minuman pada 31 Desember 2014 di Barak Karyawan L 68. Wilayah ini area steril. Warga biasa tidak bisa membawa masuk minuman,” kata warga ini kepada Jubi, dua pekan lalu, Sabtu (10/1).
Warga yang membeli minuman itu, katanya, pesta minum keras hingga 1 Januari 2015 tanpa sisa. Warga yang sudah ketagihan minta tambah minuman ke pemasok, namun pemasok tidak meresponnya. Entah alasannya apa terjadi adu mulut antara warga dan pemasok minuman.
“Pemasok itu tidak mau membawa minuman lagi, baku adu mulut. Orang yang diduga pemasok minuman itu menelpon dua  orang yang menurut warga tersebut adalah anggota polisi untuk mendatangi lokasi. Ketika tiba, masyarakat dalam posisi siap itu menyerang, membacok dan membunuh dua anggota polisi itu. Kejadian ini pukul 9:45,” kata warga Utikini ini.
Usai pembunuhan, menurutnya, para pelaku yang tidak diketahui identitas itu melarikan diri ke hutan. Warga yang mendiami wilayah sekitar pendulangan menjadi sasaran penyisiran aparat gabungan TNI/Polri (Baca : Brimob Kejar Pelaku Penembakan di Tembagapura, Mimika dan Polda Papua Kerahkan 1.576 Personil Kejar Penembak Brimob). Ribuan warga mengungsi meningalkan ternak dan rumah mereka (Baca : TNI/POLRI Kejar Ayub Waker, 6000 Warga Utikini Mengungsi).
Penyisiran, Penangkapan, Pembakaran Rumah Warga
Paska kejadian, Kapolda Papua mengerahkan ribuan personil gabungan mengejar Ayub Waker yang diduga bertanggungjawab atas pembunuhan dua anggota brimob. (Baca : Polda Papua Kerahkan 1.576 Personil Kejar Penembak Brimob)
Kata warga di Utikini, aparat gabungan itu, masuk penyisiran ke kampung Utikini hingga Towekima pada 6 hingga 7 Januari. Penyisiran itu terjadi sangat brutal dan tidak manusiawi. Aparat gabungan menyisir sambil melepaskan tembakan (Baca : Kejar Ayub Waker, TNI/POLRI Tangkap Kepala Suku Waker). Akibatnya, kata warga Utikini, paska penyisiran itu mereka menemukan dua warga terluka kena timah panas. Warga yang terluka itu bernama Narogay Ela (24) dan Yudiman Waker. Yudiman tertembak di bagian perut dan dilarikan ke rumah sakit setelah dua hari di rumah warga.
Kemudian, warga menemukan seorang warga lain terluka karena tikaman. Warga ini bernama Merson Waker. Merson Waker terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit.
Selama penyisiran itu, katanya, pihak aparat mengaku telah menangkap puluhan warga. Jumlah warga yang ditangkap lebih dari 200 orang.
Sadisnya, kata warga, aparat gabungan menangkap seorang warga bernama Seribu Kogoya (30 tahun). Aparat menginterogasi dan memperlakukannya secara tidak manusiawi. Ia di tangkap, diiris kepalanya dan disiram air garam. Rumah dan ternak warga menjadi sasaran pelampiasan emosi aparat yang melakukan penyisiran. Menurut penjelasan warga, 439 rumah ludes terbakar dan 1.300 ekor babi turut terbakar, tertembak dan lari dari kandang menghilang ke hutan.
“Dua gereja yang ada disini. Gereja GKII yang ada di Kembeli dan GKIP di Utikini. Hari minggu 11 Januari 2015 ini, semua gabung ibadah di Kembeli karena Utikini dibakar habis tinggal gedung gereja saja,” katanya.
Pengungsian
Kata Benny Pakage, aktivis HAM Gereja Kigmi Papua, penyisiran itu menyebabkan warga dua kampung, warga jemaat dua gereja itu yang berjumlah sekitar tujuh ribuan itu lari kocar kacir menyelamatkan diri dari amukan aparat gabungan. Lima ribuan warga lebih meninggalkan kampung dan menyelamatkan diri ke hutan. (Baca : TNI/POLRI Kejar Ayub Waker, 6000 Warga Utikini Mengungsi)
Warga yang mengungsi itu, kata warga Utikini, melindungi diri dihutan tanpa makan dan minum. Mereka tidak mungkin kembali ke kampung karena semua yang mereka miliki lenyap. Mereka trauma kembali dan tidak mungkin mendapatkan makanan lagi.
Karena itu, warga itu mencari jalan meninggalkan hutan. Mereka kemungkinan mencari wilayah yang aman dari kejaran aparat dan aman dari suplai makanan dan minuman. Mereka kemungkinan mengungsi hingga ke wilayah kabupaten lain.

“Warga yang mengungsi tidak bisa kembali. Mereka ke Intan Jaya, Ilaga dan Timika supaya tidak mati kelaparan,” katanya kepada Jubi mengabarkan perjalanan warga yang mengungsi.

Hingga penulisan berita ini, kata Warga, dari ribuan warga yang mengungsi itu, hanya sekitar dua ribu yang kembali ke Utikini. Katanya, sisa warga ada yang masih di hutan, ada yang ke kota Timika dan ke kabupaten Puncak.
“Ke Timika 1.900 dan keluar Timika, Intan Jaya, Paniai 2.000 an. Saya dapat informasi dari Ilaga kalau ada yang sudah sampai di sana dan sisanya ada kembali dan ada yang masih di hutan,” katanya.
Warga yang kembali ke Utikini dan ke Timika menginformasikan aparat gabungan yang melakukan penyisiran pada 6-7 Januari merampas ternak mereka. Ternak mereka berupa babi ada yang dipotong dan di bawa ke kota Timika untuk jual.
“Setelah penyisiran, tenak babi yang diambil oleh TNI/POLRI sebanyak 29 ekor babi besar dibawa turun jual di Timika oleh anggota dan enam ekor babi di potong oleh anggota di pos 4. Itu akses ke Utikini dari Yomenak,” tulis seorang warga melalui pesan singkatnya saat mengupdate situasi di Utikini kepada Jubi, Kamis (22/1).
Pihak Kepolisian Daerah Papua sendiri mengaku telah memulangkan 1000 pendulang dari lokasi pendulangan tradisional di sekitar Tembagapura. (Baca : Polisi Mengaku Pulangkan 1000 Pendulang Tradisional di Timika)

“Kami sudah memulangkan sekitar 1000 pendulang guna menghindari jatuhnya korban karena saat ini aparat keamanan masih terus melakukan pengejaran untuk menangkap kelompok bersenjata yang membunuh dan mengambil senjata milik anggota Brimob,” kata Irjen Pol Yotje Mende di Jayapura, Jumat (16/1).

Menurut Kapolda, sebelum dipulangkan sempat terjadi kontak senjata dengan kelompok bersenjata yang bersembunyi dan bergabung dengan para pendulang. Akibatnya saat dilakukan penyisiran pihaknya mengamankan ratusan pendulang, namun sebagian besar sudah dipulangkan.
Polisi menahan sekitar 65 orang yang ditangkap saat penyisiran. 65 orang ini disebut-sebut berkaitan dengan sebuah kelompok yang disebut Polisi sebagai West Papua Interest Asosiation (WPIA). Mereka disebutkan polisi memiliki tanda pengenal WPIA  yang didapat dan digunakan warga pendulang tersebut. (Baca : Kejar Ayub Waker, Polisi Tangkap 65 Warga Utikini, Tembagapura, Polisi Dalami 65 Saksi Utikini dengan West Papua Interest Asosiation dan Lagi, Tuduhan Kapolda Papua : Pendulang Emas Freeport Danai Kelompok Bersenjata)
Polisi kemudian menetapkan tersangka pembunuhan Bripda Adriandi, Bripda Ryan Hariansyah dan Suko Miyartono, yakni Nelson Waker dan Giliman Waker (Baca : Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Mimika). Sementara puluhan orang lainnya yang ditangkap karena diduga terlibat dalam kelompok organisasi terlarang dan anggota kelompok bersenjata Ayub Waker (AW), sudah dibebaskan lantaran tak cukup bukti. (Mawel Benny)

Sumber:tabloidjubi.com/2015/01/26/menurut-warga-utikini-penembakan-dua-brimob-di-tembagapura-karena-bisnis-miras
Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA