Mencari Dunia Yang Hilang - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » » Mencari Dunia Yang Hilang

Mencari Dunia Yang Hilang

Written By Suara Wiyaimana Papua on Selasa, 11 November 2014 | Selasa, November 11, 2014

Ilustrasi dari Google
Tahukah anda sebuah novel yang berjudul "The Lost World" atau Dunia Yang Hilang, cerita ekspedisi karangan penulis detektif Sir Arthur Conan Doyle Inggris. Novel itu menceritakan sebuah regu penjelajah dengan tidak disangka memasuki suatu dunia yang tingkat evolusinya masih berada pada masa ratusan juta tahun silam. Belum lama berselang, suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah.
Tanah Suci Terakhir
Propisni Papua terletak di bagian barat Pulau Nugini, adalah propinsi paling jauh terpencil di Indonesia. Sedangkan "dunia yang hilang" itu terletak di ujung timur Propinsi Papua, di sebuah lereng Gunung Foja, merupakan daerah hutan hujan tropis yang jarang dijamah manusia. Luas daerah itu sekitar 3.000 kilometer persegi. Gunung Foja tingginya 2.200 meter di atas permukaan laut, sangat curam, bahkan warga setempat pun tak berani masuk ke wilayah itu, ditambah ekosistem yang sangat kaya, maka daerah itu tak diragukan merupakan tanah suci terakhir di dunia bagi survei ilmiah. Penemuan kali ini membuktikan lebih lanjut bahwa Pulau Nugini merupakan salah satu daerah yang paling kaya keanekaragaman hayatinya di dunia, dan tidak kalah dibandingkan dengan Kepulauan Galapagos yang pernah disinggahi Darwin pada masa lalu.
Organisator tim survei itu, anggota Konservasi Internasional, sebuah organisasi internasional yang melindungi keanekaragaman hayati global, Doktor Buchler Bruce, menceritakan hasil temuan mereka: "Seolah melalui pelengkungan waktu, kami telah memasuki dunia yang belum pernah didatangi manusia. Kami seperti anak kecil berada di toko kembang gula, di setiap tempat menyaksikan barang-barang aneh yang belum pernah dilihat sebelumnya. Sebenarnya apa saja yang telah disaksikan oleh para ilmuwan itu dalam survei selama satu bulan tersebut?
Surga Burung
Kalau dihitung berdasarkan luas rata-rata, jenis burung di Pulau Nugini adalah yang paling banyak di dunia. Di surga burung itu, tim survei telah menyaksikan lebih 200 jenis burung. Begitu para ilmuwan tiba di daerah survei, mereka disambut oleh seekor burung yang aneh. Bulunya hitam, tapi mukanya berjengger warna kuning tua, seperti ayam. Buchler yang ornitolog akhirnya memastikan bahwa burung itu adalah honeyeater, atau burung pengisap madu jenis baru. Burung itu menjadi spesies jenis burung baru yang pertama ditemukan ilmuwan di Pulau Nugini sejak tahun 1939. Buchler menceritakan perasaannya waktu itu seolah jantungnya berhenti berdegup.
Namun saat yang lebih menggetarkan hati segera menyusul: sepasang burung yang belum pernah dikenal sebelumnya mempertunjukkan upacara pencarian jodoh di depan perkemahan mereka. Burung jantan berwarna hitam, di bagian tenggorokan terdapat bulu warna emas, dan yang paling menarik perhatian ialah enam batang bulu kepala sepanjang 10 sentimeter yang mirip kawat logam. Burung jantan menegakkan bulu-bulu itu dan terus menggetarkannya, sambil mengeluarkan bunyi yang merdu, nyata sekali ia sedang merayu burung betina. Sepasang burung itu adalah jenis Parotia berlepschi von Berlepsch, semacam burung cenderawasih enam bulu yang mengambil nama ilmuwan Jerman Von Berlepsch, dan dianggap sudah punah bertahun-tahun lalu.
Taman Binatang Menyusui
Kali ini para ilmuwan telah mencatat lebih 40 jenis binatang menyusui, di antaranya termasuk 6 jenis kanguru pohon yang sangat langka di daerah lain Pulau Nugini, khususnya sejenis kanguru pohon warna emas yang pertama kali ditemukan di Indonesia, dianggap sebagai kanguru yang paling cantik di dunia, juga adalah binatang berkantung (marsupial) paling berharga yang hidup di daerah hutan rimba.
Katak "Mini"
Ahli binatang melata tim survei telah menkonfirmasi 60 jenis katak, termasuk 20 jenis baru yang belum pernah tercatat sebelumnya. Penemuan yang paling menggembirakan ialah sejenis katak yang pajang tubuhnya tidak lebih dari 14 milimeter. Katak itu dapat ditemukan hanya dengan meneliti suara sangat ringan di antara daun pohon. Begitu banyak jenis katak dan begitu besar perbedaannya, belum pernah ditemukan oleh para ilmuwan sebelumnya, sekaligus juga menunjukkan bahwa masunia masih sangat sedikit mengetahui kelompok jenis katak di daerah pegunungan Foja bahkan Pulau Nugini.
Dalam survei selama satu bulan, para peneliti berbagai bidang telah memperoleh hasil-hasil tertentu. Selain penemuan yang tersebut tadi, ahli serangga telah menemukan lebih 150 jenis serangga termasuk 4 spesies baru, khususnya jenis kupu-kupu langka yang jarang ditemukan di bagian lain dunia. Misalnya kupu-kupu sayap burung, diangkap sebagai kupu-kupu yang terbesar di muka bumi, rentangan sayapnya mencapai 18 sentimeter. Survei kali ini hanya menjelajah sebagian kecil daerah hutan hujan tersebut, dan masih terdapat daerah yang sangat luas untuk diselidiki lebih jauh oleh para ilmuwan. Kini mereka sedang siap melakukan survei ilmiah lagi pada akhir tahun ini untuk mendapatkan penemuan-penemuan yang lebih banyak. Selain itu, mereka juga mengarahkan pandangan kepada benua Afrika dan Amerika Selatan, siapa tahu barangkali di sana juga ada "dunia yang hilang" seperti itu.
Saudara pendengar, demikian tadi telah kami perkenalkan "dunia hilang" yang baru ditemukan di Indonesia.Mencari Dunia Yang Hilang
Tahukah anda sebuah novel yang berjudul "The Lost World" atau Dunia Yang Hilang, cerita ekspedisi karangan penulis detektif Sir Arthur Conan Doyle Inggris. Novel itu menceritakan sebuah regu penjelajah dengan tidak disangka memasuki suatu dunia yang tingkat evolusinya masih berada pada masa ratusan juta tahun silam. Belum lama berselang, suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah.
Tanah Suci Terakhir
Propisni Papua terletak di bagian barat Pulau Nugini, adalah propinsi paling jauh terpencil di Indonesia. Sedangkan "dunia yang hilang" itu terletak di ujung timur Propinsi Papua, di sebuah lereng Gunung Foja, merupakan daerah hutan hujan tropis yang jarang dijamah manusia. Luas daerah itu sekitar 3.000 kilometer persegi. Gunung Foja tingginya 2.200 meter di atas permukaan laut, sangat curam, bahkan warga setempat pun tak berani masuk ke wilayah itu, ditambah ekosistem yang sangat kaya, maka daerah itu tak diragukan merupakan tanah suci terakhir di dunia bagi survei ilmiah. Penemuan kali ini membuktikan lebih lanjut bahwa Pulau Nugini merupakan salah satu daerah yang paling kaya keanekaragaman hayatinya di dunia, dan tidak kalah dibandingkan dengan Kepulauan Galapagos yang pernah disinggahi Darwin pada masa lalu.
Organisator tim survei itu, anggota Konservasi Internasional, sebuah organisasi internasional yang melindungi keanekaragaman hayati global, Doktor Buchler Bruce, menceritakan hasil temuan mereka: "Seolah melalui pelengkungan waktu, kami telah memasuki dunia yang belum pernah didatangi manusia. Kami seperti anak kecil berada di toko kembang gula, di setiap tempat menyaksikan barang-barang aneh yang belum pernah dilihat sebelumnya. Sebenarnya apa saja yang telah disaksikan oleh para ilmuwan itu dalam survei selama satu bulan tersebut?
Surga Burung
Kalau dihitung berdasarkan luas rata-rata, jenis burung di Pulau Nugini adalah yang paling banyak di dunia. Di surga burung itu, tim survei telah menyaksikan lebih 200 jenis burung. Begitu para ilmuwan tiba di daerah survei, mereka disambut oleh seekor burung yang aneh. Bulunya hitam, tapi mukanya berjengger warna kuning tua, seperti ayam. Buchler yang ornitolog akhirnya memastikan bahwa burung itu adalah honeyeater, atau burung pengisap madu jenis baru. Burung itu menjadi spesies jenis burung baru yang pertama ditemukan ilmuwan di Pulau Nugini sejak tahun 1939. Buchler menceritakan perasaannya waktu itu seolah jantungnya berhenti berdegup.
Namun saat yang lebih menggetarkan hati segera menyusul: sepasang burung yang belum pernah dikenal sebelumnya mempertunjukkan upacara pencarian jodoh di depan perkemahan mereka. Burung jantan berwarna hitam, di bagian tenggorokan terdapat bulu warna emas, dan yang paling menarik perhatian ialah enam batang bulu kepala sepanjang 10 sentimeter yang mirip kawat logam. Burung jantan menegakkan bulu-bulu itu dan terus menggetarkannya, sambil mengeluarkan bunyi yang merdu, nyata sekali ia sedang merayu burung betina. Sepasang burung itu adalah jenis Parotia berlepschi von Berlepsch, semacam burung cenderawasih enam bulu yang mengambil nama ilmuwan Jerman Von Berlepsch, dan dianggap sudah punah bertahun-tahun lalu.
Taman Binatang Menyusui
Kali ini para ilmuwan telah mencatat lebih 40 jenis binatang menyusui, di antaranya termasuk 6 jenis kanguru pohon yang sangat langka di daerah lain Pulau Nugini, khususnya sejenis kanguru pohon warna emas yang pertama kali ditemukan di Indonesia, dianggap sebagai kanguru yang paling cantik di dunia, juga adalah binatang berkantung (marsupial) paling berharga yang hidup di daerah hutan rimba.
Katak "Mini"
Ahli binatang melata tim survei telah menkonfirmasi 60 jenis katak, termasuk 20 jenis baru yang belum pernah tercatat sebelumnya. Penemuan yang paling menggembirakan ialah sejenis katak yang pajang tubuhnya tidak lebih dari 14 milimeter. Katak itu dapat ditemukan hanya dengan meneliti suara sangat ringan di antara daun pohon. Begitu banyak jenis katak dan begitu besar perbedaannya, belum pernah ditemukan oleh para ilmuwan sebelumnya, sekaligus juga menunjukkan bahwa masunia masih sangat sedikit mengetahui kelompok jenis katak di daerah pegunungan Foja bahkan Pulau Nugini.
Dalam survei selama satu bulan, para peneliti berbagai bidang telah memperoleh hasil-hasil tertentu. Selain penemuan yang tersebut tadi, ahli serangga telah menemukan lebih 150 jenis serangga termasuk 4 spesies baru, khususnya jenis kupu-kupu langka yang jarang ditemukan di bagian lain dunia. Misalnya kupu-kupu sayap burung, diangkap sebagai kupu-kupu yang terbesar di muka bumi, rentangan sayapnya mencapai 18 sentimeter. Survei kali ini hanya menjelajah sebagian kecil daerah hutan hujan tersebut, dan masih terdapat daerah yang sangat luas untuk diselidiki lebih jauh oleh para ilmuwan. Kini mereka sedang siap melakukan survei ilmiah lagi pada akhir tahun ini untuk mendapatkan penemuan-penemuan yang lebih banyak. Selain itu, mereka juga mengarahkan pandangan kepada benua Afrika dan Amerika Selatan, siapa tahu barangkali di sana juga ada "dunia yang hilang" seperti itu.

Saudara pendengar, demikian tadi telah kami perkenalkan "dunia hilang" yang baru ditemukan di Indonesia. Terima kasih atas perhatian anda, sampai jumpa lagi minggu depan. Inilah penyiar anda Lily.

Sumber:  Fb / Pince Pigay
Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA