|
PAPUA (UMAGI) -- Aksi teror kembali terjadi di
Papua, sekitar pukul 19.30 (06/7) tadi, di jalan raya dari Kota
Raja-Abepura, depan Saga Mall.
Sekita 4 orang anggota Polisi dari Satuan Brimob POLDA Papua, menahan mobilnya Pdt. Socrates Sofian Yoman, Ketua Sinode Babtis besera Ibu, bersama Matius Murib, mantan Wakil Ketua KOMNAS HAM Papua dan tiga orang anaknya yang hendak pulang setelah ibadah di Kota Raja Luar. Membuka paksa, pintu mobil dengan tangan kosong dan senter yang dipegang pada tangan sebelah salah satu anggota brimob ini dipasangnya dan tujukan langsung ke arah mata Pdt Yoman sambil mengatakan "anda kenapa berhenti disini? anda siapa?, kerja dimana?, dinas mana? kalau anda tidak senang polisi bicara, jangan caranya begitu" ungkap mantan wakil ketua KOMNAS HAM Papua
lanjud
murib kepada media bahwa, rupanya mulai dari depan Kantor Perpustakaan
Daerah di kota raja, Polisi yang telah menaiki dalam Mobil Truk merasa
disenter dengan lampu sorot.
pada saat aksi tidak etis dan sikap arogansi, keempat orang
polisi tersebut, Pdt Yoman hanya mengatakan beberapa kali dengan kata
"saya minta maaf, saya tidak sengaja" tetapi dalam tempo lima
menit polisi tetap bersih keras dengan nada keras memberikan tekanan tekanan
pada seorang tokoh dan pimpinan gereja. ungkap Matius Murib.
Sementara itu, Mantan Wakil Ketua KOMNAS HAM Papua ini,
mengaku kepada media, sempat mengingatkan kepada anggota Polisi untuk
bicara baik-baik dengan seorang tokoh, dan dengan tegas saya mengatakan
"anda tahu-tidak ini Pdt Sokrates Sofyan Yoman, Ketua Sinode Gereja
Babtis Papua".
Setelah itu, ada seorang Polisi lain (senior) juga datang
lalu meredahkan emosi anggota polisi yang sedang meror ketua sinode
ini.lalu akhirnya mereka pulang.
Masalah yang dilakukan ini akan dilaporkan kepada Wakapolda
Papua, ungkap Matius kepada ke empat anggota polisi. "silahkan lapor
saja, kami tidak takut", balas salah seorang anggota polisi. lalu
mereka hentikan aksinya kemudian menuju ke arah Kantor Polsek Abepura.
Dari aksi yang dilakukan keempat Anggota Polisi ini, Mantan
KOMNAS HAM Papua mengaharapkan agar Kapolda Papua dapat memeriksa dan
memproses hukum terhadap keempat anggota yang bersifat arogan
yang sewenang-wenang terhadap seorang tokoh masyarakat papua. Hal
ini dinilai sebagai upaya profokasi dan memancing emosi masa masyarakat
Papua. Untuk itu, kami meminta hentikan cara-cara teror dan
kekerasan terhadap orang asli papua, dan orang papua tetap sabar dan
mendorong dialog
damai jakarta-papua. (KADEPA)
Sumber: www.facebook.com
0 komentar:
Posting Komentar