Ilustrasi (Doc) |
Untuk Pemilu Presiden (Pilpres) Indonesia nanti, pandangan dan
sikap politik kita jelas, tidak berubah, tidak plin-plan, dan tidak
berbelok-belok. Yakni, Pilpres Indonesia merupakan agenda negara kolonial
Indonesia yang harus disikapi dengan penolakan dan perlawanan sipil melalui
aksi boikot oleh segenap bangsa Papua, diatas teritori West Papua.
Perjuangan
bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri berada pada posisi yang jelas dan
tegas. Bukan pada posisi abu-abu. Karena itu, kita tidak akan terbawa dalam
arus euforia politik bernegara milik kolonial Indonesia. Itu berarti, kita
tidak memiliki kepentingan dan urusan dalam menilai, mendukung, apalagi memilih
salah satu calon Presiden Indonesia, sebaik dan seburuk apapun Capres dan
visi-misinya.
Struktur dan
alat kekuasaan kolonial Indonesia diatas teritori West Papua, dengan kekuatan
media, sedang mengkondisikan sistem pemikiran dan sikap kesadaran bangsa Papua
kedalam hegemoni kolonial Indonesia. Melalui TV, Radio, Koran, dan Internet
mereka menghasut bangsa Papua. Mereka janjikan program-program ilusi yang tidak
akan berhasil, dan sudah tidak berhasil dijalankan selama 52 tahun diatas tanah
Papua.
Fokus bangsa
Papua hari ini adalah menyolidkan barisan perlawan rakyat sipil di semua
tingkatan. Bicarakanlah perjuangan melawan kolonialisme kepada temanmu di
sekolah/kampus, keluargamu di rumah, jemaatmu di Gereja, dan dimanapun. Ajaklah
mereka untuk membuang ilusi-ilusi dalam kolonial Indonesia, dan berjuang
menyelamatkan bangsanya dari ancaman kolonial Indonesia. Serukan, sebarkan dan
kobarkan perlawanan rakyat sipil Papua agar tidak turut serta (boikot) pada
Pilpres milik kolonial Indonesia nanti.
Kita Harus Mengakhiri
Karena yang tersisa sisa-sisa
Penjara
Abepura, 24 Mei 2014
Salam perlawanan
Victor F. Yeimo
Ketua Umum KNPB
Penjara Abepura, 24 Mei 2014
Sumber: http://knpbnews.com
0 komentar:
Posting Komentar