Doc: Pribadi |
Oleh: ( Yeimokabi Tamogeikagopai /
KK)
Kabar Kotekawuu: Saat-saat ini, kita mengalami kehilangan jiwa serta segala
pengujian dan pencobaan sedang menimpa di Negeri yang kita cintai. Kehidupan
suatu bangsa merasa terimpit dan terdesak dengan tindakan yang tidak dapat
membuat perubahan dalam kehidupan sosial. Terkadang sebagai manusia seringkali
terjebak dengan rayuan dan tipu musliat dari kelompok yang anggap dibantai
sesama manusia di dunia ini.
Apapun yang terjadi itu semuanya dipertimbangkan sebelum terjadi malapetaka secara mengglobal dibelahan dunia. Sebab, kita tahu bahwa, Nilai manusia lebih tinggi dibandingkan segala yang ada dimuka bumi. Bahkan kita tidak pernah berfikir bahwa, semua yang dianugrahkan itu, untuk kita. Tetapi justru kita sendirilah yang tak pernah mengasihi dan mengayomi sesama etnis tetapi justru kita sendirilah yang saling membunuh dan dibunuh secara tindakan kriminal. Bahkan Pengrusakan kekayaan Alam juga sedang dikuras dan diambil oleh Para kolonialme Ameika Serikat (United State) dan Pemerintah Indonesia. Saudara-saudari sadar dan tidaknya kita adalah bangsa Melanesia, yang ditempatkan oleh Sang Pencipta diatas Tanah Papua.
Apapun yang terjadi itu semuanya dipertimbangkan sebelum terjadi malapetaka secara mengglobal dibelahan dunia. Sebab, kita tahu bahwa, Nilai manusia lebih tinggi dibandingkan segala yang ada dimuka bumi. Bahkan kita tidak pernah berfikir bahwa, semua yang dianugrahkan itu, untuk kita. Tetapi justru kita sendirilah yang tak pernah mengasihi dan mengayomi sesama etnis tetapi justru kita sendirilah yang saling membunuh dan dibunuh secara tindakan kriminal. Bahkan Pengrusakan kekayaan Alam juga sedang dikuras dan diambil oleh Para kolonialme Ameika Serikat (United State) dan Pemerintah Indonesia. Saudara-saudari sadar dan tidaknya kita adalah bangsa Melanesia, yang ditempatkan oleh Sang Pencipta diatas Tanah Papua.
Ketika pemerintah belanda masih berada
dipulau Papua. Pemerintah belanda telah menamakan pulau Papua sebagai pulau
surga kedua. Artinya, Tanah Papua adalah tanah yang diberkati dan penuh
kedamaian dan ketentraman sepanjang hidup akan berjalan. Namun papua
terintegrasi kedalam Indonesia sudah mulai terkontaminasi atau tercemar tanah
suci papua itu. Dikarenakan kehadiran para colonial Amerika Serikat dan
pemerintah Indonesia membawa berbagai produk pemusnahan etnis Melanesia melalui
sistematis genosida. Realitas penderitaan dan pemusnahan etnis Melanesia tak
tabu ditelinga setiap orang papua serta, tindakan kekerasan sepajang kehidupan
etnis Melanesia di Bumi Cendrawasih ditinggal waktunya diatas Tanah kita
sendiri.
Indonesia menginvasi dan menduduki
tanah air West Papua secara illegal. 1 Mei 1963, PBB dan AS menyerahkan West
Papua ke dalam genggaman neo-keolonialisme Indonesia. Sejak saat itu, orang
Papua dan alam Papua dihancurkan. 51 tahun lamanya, bangsa Papua dijajah,
ditindas, dimarginalisasikan, hidup menderita diatas tanah pusakanya sendiri,
hidup terancam punah dan hidup bak orang asing. Tanah-tanah kami beralih kepada
kaum asing. Kekayaan kami dicuri dan dibawah. Akankah terus begini? atau
bangkit dan lawan. Pilihan ada di tangan kita kawan! (sumber:
knpbnews.com)
Selain Pemusnahan etnis Melanesia Bumi
cendrawasih, kekayaan alam (Natural Resources) selalu
dieksploitasi, dan dikuras secara tidak wajar tanpa pamit bagi penghuni
atau pribumi. Jhon F Kenedy, Presiden Amerika Serikat yang pernah mengungkapkan
bahwa, Kulit Hitam di dunia harus dimusnahkan dan dihabiskan diatas Tanah
mereka. Jika kita sebagai manusia yang punya akal budi, tentu direnungkan atas
konspirasi politik yang pernah diungkapkan oleh Iblis Jhon F Kenedy dengan Ir.
Sukarno pada saat Papua terintegrasi kedalam Indonesia itu. Bahkan Konflik
antara sesama rumpun melanesia papua barat juga tak pernah berakhir selama
bertahun-tahun. Korban kekerasan memakan ribuan jiwa manusia papua sehingga
manusia papua semakin punah semakin habis diatas tanah leluhur mereka.
Orang papua masih butuh kebenaran
injil, sehingga injil yang dibawa oleh para misionaris beberapa tahun yang lalu
itu, kemungkinan bertentangan dengan budaya orang papua. Sebenarnya, injil itu
sebagai simbol pertobatan, simbol kedamaian dan ketentraman bagi sesama
manusia, sesama etnis Melanesia. Tetapi injil yang dibawa para misionaris itu,
belum menyentuh didalam lubuk hati orang papua. Siapa yang menghendaki
kedamaian dan ketentraman di pulau surga itu?
Kedamaian dan ketentraman tercipta
suatu wilayah atau daerah, apabila sesama etnis menyatukan agenda penentuan
nasib sendiri sebagai solusi atas segala produk pemusnahan etnis Melanesia saat
ini. Setiap manusia tak perlu hidup dibawa penjajahan dan penganiayaan berat.
Nabi musa membawa bangsanya dari perbudakan dan pembantaian dibawa jajahan Raja
Firauan. Oleh karenanya, diwajibkan etnis Melanesia menolok atas tawaran bentuk
apapuan dari kolonialisme Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia. Dan
dibutuhkan persatuan dan kesatuan adalah suatu bumeran untuk mencapai
kemerdekaan secara independen. Saatnya untuk perundingan secara berdemokratis dan bermartabat bagi rumpun Melanesia Papua Barat. Syalom Sukseskan “ REFERENDUM ”
Penulis adalah Pecinta Alam Papua, di Bumi Cendrawasih
0 komentar:
Posting Komentar