Salah satu warga yang di intimidasi di kaimana |
Kaimana News
Sabtu, 19 April 2014. Suasana pedalaman Mairasi menjadi tegang saat
terdengar kabar penangkapan warga Kapung Weruwa Sara dan Faranyau selaku
tokoh adat dan pengurus kampung di wilayah itu yang mewakili warga kampung
setempat melakukan penolakan untuk diadakan pemilu di kampung mereka.
Pada hari sabtu
12 maret bertepatan dengan dikeluarkannya surat Panggilan kepolisian yang
bersamaan dengan Ketua PRD Kaimana, Satuan kepolisian Resort Kaimana dan TNI
mendatangi Warga kampung ini dengan bersenjata lengkap menggunakan 2 (dua) Truk
Dalmas. Warga kampung dan masyarakat yang ada di wilayah kejadian menjadi
kaget dan ketakutan karena melihat kedatangan aparat Kepolisian dan TNI yang
muncul secara tiba-tiba.
Setibanya aparat
Kepolisian dan TNI di wilayah kejadian, mereka langsung menahan dan membawa 5
orang warga pedalaman Mairasi menuju Rumah Negara kediaman Bupati Kaimana. 5
(lima) orang Warga mairasi itu lain Lestasi Sanamuara, Elimelek Sanamuara,
Lasarus Sanamuara, Feres Nega dan Alexander Yefa.
Dalam percakapan
di Kediaman Bupati Kaimana, di sana dihadiri oleh Kapolres dan juga Dandim
Kaimana. Dalam pembicaraan itu, mereka di datanya alasan apa yang membuat
rakyat tidak menerima untuk dilakukan pemilihan umum legislatif di ketiga
kamping itu. Dengan tegas mereka mengatakan tidak ikut memilih karena kecewa
dengan pembangunan diwilayah mereka yang tidak di perhatikan Pemerintah. Selain
itu mereka juga sempat menjelaskan himbauan Internasional dari Benny Wenda di
London Inggris untuk tidak ikut Pemilu Indonesia. Untuk itu dalam pemicaraan di
kediaman Bupati Kaimana, Elimelek Sanamuara selaku kepala desa dengan
tegas mengatakan “tidak ikut pemilu legislative itu hak kami, dan tidak bisa
memaksa kami” kata Elimelek Ranamuara menanggapi pembicaraan itu.
Dalam
pembicaraan ini juga, mereka Warga Kampung di pedalaman sempat ditakuti dengan
sebuah kalimat yang dikeluarkan oleh Kapolres Kaimana. ”Kamu punya bantuan itu
jauh, sebelum bantuan datang Pasukan Kami akan menghabiskan kamu di Pedalaman”.
Pernyataan ini dikeluarkan berkaitan dengan Himbauan Benny Wenda 16 Maret lalu
untuk memboikot pemilu untuk persiapan referendum.
Mendengar hal
itu Kelima warga Mairasi ini menjadi takut sehingga dibawa tekanan Kepolisian
Resort Kaimana, pada tanggal 14 April lalu mereka kembali untuk menggelar
pemilu. Meskipun demikian dengan kekecawaan warga dibawa kontrol aparat
Kepolisian Resort Kaimana mereka menggelar pemilu di tiga kampung tersebut
namun sebagian besar surat suara rusak dan golput.
Sumber: nestasuhunfree.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar