Dominikus Surabut. Foto: www.elshampapua.org |
(Ini adalah
pesan dari Tahanan politik (Tapol) Papua Dominikus Surabut kepada seluruh
demontran yang meminta pembebasan Tapol Papua pada 2 April 2014 baik di
luar dan dalam negeri.)
Demokrasi dan Kebebasan yang diperjuangakan oleh rakyat bangsa Papua substansinya adalah perjuangan menegakkan dan memulihkan identitas dan sejarah. Yaitu ada dua hal pertama: pemulihan identitas dan sejarah tradisional, dan kedua: pemulihan identitas dan sejarah modern.
Bahwa secara tradisonal, rakyat Papua hidup dan berkembang sejak ribuan tahun di atas tanah air Papua sebagai ras Melanesia rumpun negroid di Pasifik Selatan. Identitas dan sejarah modern, rakyat bangsa Papua sejak 01 Desember 1961 secara sepihak telah memanifestokan sebagai sebuah bangsa dan Negara diantara bangsa -bangsa di dunia sesuai kebiasan bangsa-bangsa dan dijamin oleh Piagam PBB dan DUHAM PBB.
Demokrasi dan Kebebasan yang diperjuangakan oleh rakyat bangsa Papua substansinya adalah perjuangan menegakkan dan memulihkan identitas dan sejarah. Yaitu ada dua hal pertama: pemulihan identitas dan sejarah tradisional, dan kedua: pemulihan identitas dan sejarah modern.
Bahwa secara tradisonal, rakyat Papua hidup dan berkembang sejak ribuan tahun di atas tanah air Papua sebagai ras Melanesia rumpun negroid di Pasifik Selatan. Identitas dan sejarah modern, rakyat bangsa Papua sejak 01 Desember 1961 secara sepihak telah memanifestokan sebagai sebuah bangsa dan Negara diantara bangsa -bangsa di dunia sesuai kebiasan bangsa-bangsa dan dijamin oleh Piagam PBB dan DUHAM PBB.
Namun kedua identitas
dan sejarah tersebut telah dirampok atau dianeksasi oleh kolonialisme Indonesia
dan sekutunya. Akibat dari aneksasi tersebut perjuangan dasar bangsa
Papua yang telah melahirkan penderitaan panjang dibawah kungkungan
kolonialisme Indonesia dan sekutunya mengantarkan rakyat Bangsa Papua pada
pembunuhan etnis, pemenjarahan dan pengasingan serta harta kekayaannya telah
dan sedang dirampok habis-habisan atas nama Negara dan kepentingan kospirasi
global.
Dan mengagalkan
rakyat Papua pada cita-cita luhur yaitu kebebasan, kemanusian, keadilan dan
perdamaian dunia dan kesejahteraan semesta yang harus tumbuh dan berkembang
diatas tanah dan bangsa Papua Barat.
Kebebasan berdemokrasi yang menjamin kesetaraan dan keadilan serta perdamaian merupakan tujuan utama yang telah mengerakkan semangat. Kehancuran bangsa Papua tidak bisa dipisahkan dari kegagalan dalam menerapkan demokrasi. Demokrasi dan kebebasan diperlakukan kepada bangsa Papua ibarat kolam tanpa ikan dan air.
Kebebasan berdemokrasi yang menjamin kesetaraan dan keadilan serta perdamaian merupakan tujuan utama yang telah mengerakkan semangat. Kehancuran bangsa Papua tidak bisa dipisahkan dari kegagalan dalam menerapkan demokrasi. Demokrasi dan kebebasan diperlakukan kepada bangsa Papua ibarat kolam tanpa ikan dan air.
Ikan-ikan dikolam
tersebut mati, karena tidak ada air yang memungkinkan hidup dan beranak.
Demokrasi dan kebebasan menjadi diskursus yang ramai perbincangkan terutama
dalam rangka keluar dari determinasi system politik Indonesia yang bertentangan
100 persen dengan demokrasi.
Praktek demokrasi
Indonesia memunculkan rezim otoriter yang berjubah demokrasi. Demokrasi dan
kebebasan tidak bisa tumbuh subur di Papua, karena telah mengabaikan
elemen-elemen penting dalam demokrasi dan kebebasan, yaitu hak-hak politik dan
kebebasan sipil.
Sejak dianeksasinya
bangsa Papua sampai saat ini, sikap dan perilaku kolonialisme Indonesia di atas
tanah dan bangsa Papua Barat terus membunuh rakyat Papua, memenjarahkan para
aktivis Papua dan merampok hasil kekayaaan rakyat Papua determinasi dalam kemiskinan,
diskriminasi dan marginalisasi.
Kehendak dari
kolonialisme Indonesia, tak akan mengurungkan niat bangsa Papua untuk berjuang,
sebab pelanggaran HAM yang terjadi di Papua menjadi semangat kami, penjara
menjadi istana untuk berjuang kelaur penjarahan Bangsa Papua dari Indonesia.
Demokrasi dan kebebasan tidak bisa dipasrahkan, begitu pula memaafkan bukan
berarti melupakan. Identitas dan sejarah tradisional dan modern bangsa Papua
telah membentuk dan menguatkan semangat kurang lebih 52 tahun, untuk memulihkan
kembali hal milik rakyat Papua.
Inilah niat dan tekad
dari rakyat bangsa Papua, dengan memohon dukungan dari semua pihak yang
menginginkan kebebasan dan demokrasi yang univers al untuk membantu menciptakan
perdamaian dunia dan kesetaraan hidup. Perjuangan rakyat Papua untuk merdeka
adalah jembatan emas menuju pada perlindungan, kesetaraan, keadilan dan
perdamaian serta kesejahteraan. Kalau indicator ini sudah mencukupi, maka rak
yat bangsa Papua berpartisipasi dalam pembangunan dunia.Bangsa Papua sama
sekali tidak ada musuh dengan Indonesia maupun dengan Negara lain. Bangsa Papua
butuh pengakuan harkat dan martabat secara politik.
Sebab kapanpun
kejahatan dan perilaku lain yang sudah diajarkan kepada bangsa Papua merupakan
pengalaman yang berharga untuk maju lebih kuat. Kebebasan dan demokrasi tidak
bisa dibunuh dan dipenjarahkan, seban rohnya absolut, tak bisa seseorang atau
Negara manapun bisa gagalkan.
Demokrasi dan kebebasan diberikan ruang yang tepat pada tempatnya, agar bisa tumbuh dan berkembang untuk mengangkat harkat dan martabat umat manusia secara universal. Dan lebih khusus kepada bangsa Papua bisa mengangkat harkat dan martabat dari pemusnahan etnis.
Demokrasi dan kebebasan diberikan ruang yang tepat pada tempatnya, agar bisa tumbuh dan berkembang untuk mengangkat harkat dan martabat umat manusia secara universal. Dan lebih khusus kepada bangsa Papua bisa mengangkat harkat dan martabat dari pemusnahan etnis.
Kepada para pekerja
HAM dan Demokrasi dunia, kita tidak bisa berdiam membisu, tetapi kita terus
kepalkan tangan dan jiwa kita secara bersama-sama menyelamatkan dan menempatkan
berdemokrasi pada tempatnya.
Menjadikan air yang mengalir, supaya semua orang yang haus akan kebebasan berdemokrasi kita memberi minum kepada mereka dan kepada dunia secara sampai selama-lamanya. Kita harus lawan musuh yang ada dalam diri kita dan musuh dalam system, yang menghancurkan kebebasan berdemokrasi. Demokrasi dan HAM tidak semata-mata hanya sebagai alat kolaborasi ekspansi kepentingan ekonomi Politik oleh pihak tertentu, yang selama ini sedang diperaktekkan, termasuk Bangsa Indonesia.
Menjadikan air yang mengalir, supaya semua orang yang haus akan kebebasan berdemokrasi kita memberi minum kepada mereka dan kepada dunia secara sampai selama-lamanya. Kita harus lawan musuh yang ada dalam diri kita dan musuh dalam system, yang menghancurkan kebebasan berdemokrasi. Demokrasi dan HAM tidak semata-mata hanya sebagai alat kolaborasi ekspansi kepentingan ekonomi Politik oleh pihak tertentu, yang selama ini sedang diperaktekkan, termasuk Bangsa Indonesia.
Hanyalah hewan yang
bisa melupakan sejarah masa lalunya. Salam dan hormat saya. Fisik dipisahkan
kerena penjara, tapi roh dan semangatku bersama anda sekalian. Kita bersatu dan
kuat pasti menang.
Dominikus Surabut
2 April 2014
Dominikus Surabut,
saat ini dipenjara sebagai Tahanan Politik Papua Barat di Abepura, Jayapura.
Sumber: majalahselangkah.com
0 komentar:
Posting Komentar