Bangsa Papua Dibunuh dan Dipenjara oleh Kolonialisme di Indonesia - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » » Bangsa Papua Dibunuh dan Dipenjara oleh Kolonialisme di Indonesia

Bangsa Papua Dibunuh dan Dipenjara oleh Kolonialisme di Indonesia

Written By Suara Wiyaimana Papua on Kamis, 03 April 2014 | Kamis, April 03, 2014

Dominikus Surabut. Foto: www.elshampapua.org

(Ini adalah pesan  dari Tahanan politik (Tapol) Papua Dominikus Surabut kepada seluruh demontran yang meminta pembebasan Tapol Papua pada 2  April 2014 baik di luar dan dalam negeri.) 

Demokrasi dan Kebebasan yang diperjuangakan oleh rakyat bangsa Papua substansinya adalah perjuangan menegakkan dan memulihkan identitas dan sejarah. Yaitu ada dua hal pertama: pemulihan identitas dan sejarah tradisional, dan kedua: pemulihan identitas dan sejarah modern. 


Bahwa secara tradisonal, rakyat Papua hidup dan berkembang sejak ribuan tahun di atas tanah air Papua sebagai ras Melanesia rumpun negroid di Pasifik Selatan. Identitas dan sejarah modern, rakyat bangsa Papua sejak 01 Desember 1961 secara sepihak telah memanifestokan sebagai sebuah bangsa dan Negara diantara bangsa -bangsa di dunia sesuai kebiasan bangsa-bangsa dan dijamin oleh Piagam PBB dan DUHAM PBB. 

Namun kedua identitas dan sejarah tersebut telah dirampok atau dianeksasi oleh kolonialisme Indonesia dan sekutunya. Akibat dari aneksasi tersebut perjuangan dasar bangsa Papua  yang telah melahirkan penderitaan panjang dibawah kungkungan kolonialisme Indonesia dan sekutunya mengantarkan rakyat Bangsa Papua pada pembunuhan etnis, pemenjarahan dan pengasingan serta harta kekayaannya telah dan sedang dirampok habis-habisan atas nama Negara dan kepentingan kospirasi global.

Dan mengagalkan rakyat Papua pada cita-cita luhur yaitu kebebasan, kemanusian, keadilan dan perdamaian dunia dan kesejahteraan semesta yang harus tumbuh dan berkembang diatas tanah dan bangsa Papua Barat.

Kebebasan berdemokrasi yang menjamin kesetaraan dan keadilan serta perdamaian merupakan tujuan utama yang telah mengerakkan semangat. Kehancuran bangsa Papua tidak bisa dipisahkan dari kegagalan dalam menerapkan demokrasi. Demokrasi dan kebebasan diperlakukan kepada bangsa Papua ibarat kolam tanpa ikan dan air.

Ikan-ikan dikolam tersebut mati, karena tidak ada air yang memungkinkan hidup dan beranak. Demokrasi dan kebebasan menjadi diskursus yang ramai perbincangkan terutama dalam rangka keluar dari determinasi system politik Indonesia yang bertentangan 100 persen dengan demokrasi.

Praktek demokrasi Indonesia memunculkan rezim otoriter yang berjubah demokrasi. Demokrasi dan kebebasan tidak bisa tumbuh subur di Papua, karena telah mengabaikan elemen-elemen penting dalam demokrasi dan kebebasan, yaitu hak-hak politik dan kebebasan sipil.

Sejak dianeksasinya bangsa Papua sampai saat ini, sikap dan perilaku kolonialisme Indonesia di atas tanah dan bangsa Papua Barat terus membunuh rakyat Papua, memenjarahkan para aktivis Papua dan merampok hasil kekayaaan rakyat Papua determinasi dalam kemiskinan, diskriminasi dan marginalisasi. 

Kehendak dari kolonialisme Indonesia, tak akan mengurungkan niat bangsa Papua untuk berjuang, sebab pelanggaran HAM yang terjadi di Papua menjadi semangat kami, penjara menjadi istana untuk berjuang kelaur penjarahan Bangsa Papua dari Indonesia. Demokrasi dan kebebasan tidak bisa dipasrahkan, begitu pula memaafkan bukan berarti melupakan. Identitas dan sejarah tradisional dan modern bangsa Papua telah membentuk dan menguatkan semangat kurang lebih 52 tahun, untuk memulihkan kembali hal milik rakyat Papua.

Inilah niat dan tekad dari rakyat bangsa Papua, dengan memohon dukungan dari semua pihak yang menginginkan kebebasan dan demokrasi yang univers al untuk membantu menciptakan perdamaian dunia dan kesetaraan hidup. Perjuangan rakyat Papua untuk merdeka adalah jembatan emas menuju pada perlindungan, kesetaraan, keadilan dan perdamaian serta kesejahteraan. Kalau indicator ini sudah mencukupi, maka rak yat bangsa Papua berpartisipasi dalam pembangunan dunia.Bangsa Papua sama sekali tidak ada musuh dengan Indonesia maupun dengan Negara lain. Bangsa Papua butuh pengakuan harkat dan martabat secara politik. 

Sebab kapanpun kejahatan dan perilaku lain yang sudah diajarkan kepada bangsa Papua merupakan pengalaman yang berharga untuk maju lebih kuat. Kebebasan dan demokrasi tidak bisa dibunuh dan dipenjarahkan, seban rohnya absolut, tak bisa seseorang atau Negara manapun bisa gagalkan.
 
Demokrasi dan kebebasan diberikan ruang yang tepat pada tempatnya, agar bisa tumbuh dan berkembang untuk mengangkat harkat dan martabat umat manusia secara universal. Dan lebih khusus kepada bangsa Papua bisa mengangkat harkat dan martabat dari pemusnahan etnis.


Kepada para pekerja HAM dan Demokrasi dunia, kita tidak bisa berdiam membisu, tetapi kita terus kepalkan tangan dan jiwa kita secara bersama-sama menyelamatkan dan menempatkan berdemokrasi pada tempatnya.
 
Menjadikan air yang mengalir, supaya semua orang yang haus akan kebebasan berdemokrasi kita memberi minum kepada mereka dan kepada dunia secara sampai selama-lamanya. Kita harus lawan musuh yang ada dalam diri kita dan musuh dalam system, yang menghancurkan kebebasan berdemokrasi. Demokrasi dan HAM tidak semata-mata hanya sebagai alat kolaborasi ekspansi kepentingan ekonomi Politik oleh pihak tertentu, yang selama ini sedang diperaktekkan, termasuk Bangsa Indonesia.

Hanyalah hewan yang bisa melupakan sejarah masa lalunya. Salam dan hormat saya. Fisik dipisahkan kerena penjara, tapi roh dan semangatku bersama anda sekalian. Kita bersatu dan kuat pasti menang.

Dominikus Surabut

2 April 2014 

Dominikus Surabut, saat ini dipenjara sebagai Tahanan Politik Papua Barat di Abepura, Jayapura.


Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA