Lukas Enembe Kado Natal Spesial Bagi rakyat
Kematian Lukas Enembe kemenangan bagi oligarki Imperialisme dan kolonial Indonesia.
Lukas Enembe Dibunuh secara sistematis dan terstruktur untuk memuluskan investasi sumber alam Papua semakin masif di Papua.
Jakarta hanya mengejar mimpi Indonesia Emas perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 20245.
Retorika pembangunan kesejahteraan dan kemakmuran, keadilan dan pemerataan hanya kamuflase penguasa dengan politik penaklukan dan pencaplokan sedang dimainkan di Papua.
Indonesia tidak peduli terhadap nasib orang Papua, indeks pembangunan manusia tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.
Mereka menginginkan Sumber daya alam yang melimpah di bumi cenderawasih ini daripada manusia. Ini kemanusiaan orang Papua di Indonesia tidak ada artinya.
Dilihat dari hak asasi manusia Lukas Enembe tak berdaya terkesan pembunuhan secara sistematis dan terstruktur karena almarhum terkesan bandel Terhadap Jakarta.
Kebijakan dan sikap sering kali kontradiksi dengan kebijakan Jakarta, tidak politik Jakarta bagi Papua ditolak Lukas Enembe.
Mulai dari Penyusunan Undang-undang otonomi plus ditolak Jakarta, penolakan pemekaran provinsi baru di Papua, sikap Lukas Enembe saat rasisme 2019, penolakan otonomi khusus jilid II dan Investasi Blok Wabu di intan jaya.
Sikap Lukas Enembe menolak kebijakan politik Jokowi di Papua ini dilakukan dilihat secara negatif dan dipolitisir oleh Jakarta.
Untuk melengserkan kekuasaan Lukas Enembe melalui kasus korupsi beasiswa mahasiswa di luar negeri dan terakhir menyeret kasus korupsi 1 M di lingkungan pemerintah provinsi Papua.
Pernyataan almarhum Lukas Enembe yang terakhir adalah dimana beliau secara terbuka sampaikan bahwa Nduga menangis, Intan jaya menangis puncak Ilaga menangis dan pegunungan bintang menangis. Orang Papua juga berhak bahagia Pernyataan itu disampaikan oleh Lukas Enembe dalam suatu acara di Papua dan Video tersebar di platform media sosial.
Penangkapan terhadap Lukas Enembe diproses hukum hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya terkesan hak diabadikan. Ada diskriminasi dalam penegakkan hukum terhadap Lukas Enembe sebagai manusia memiliki hak hidup, hak pengobatan dan hak keadilan atas nama keadilan dan kemanusiaan.
Lukas ditangkap KPK dan kepolisian di Jayapura dalam keadaan sakit, kemudian dibawa ke Jakarta dan diadili di pengadilan dalam kondisi sakit.
Seharusnya pihak penegak hukum terutama KPK berikan akses seluas-luasnya untuk berobat sampai dengan sakitnya sembuh total dipanggil secara terhormat dan melakukan pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan terbukti bersalah bisa diadili di pengadilan apabila beliau benar -benar siap menghadapi dalam keadaan sehat secara fisik maupun mental.
Namun Lukas Enembe dalam keadaan sakit ditangkap secara mental beliau terganggu kesehatannya semakin buruk hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Dari sini kita bisa lihat ada unsur kesengajaan dilakukan untuk membunuh Lukas Enembe secara sistematis dan terstruktur baik pembunuhan secara fisik maupun mental.
Orang Papua siapa pun dia baik pejabat atau rakyat dilihat sebagai manusia kelas dua di Indonesia, diskriminasi dalam penegakkan hukum Bagian Dari Praktek rasisme itu masih ada terhadap orang Papua.
Rasisme terhadap orang Papua akan selalu selama orang Papua masih hidup bersama Indonesia sebagai bangsa terkoloni.
Orang asli Papua apa pun status sosialnya orang Papua bangsa yang terjajah, martabat manusia Papua akan selalu diinjak- injak sebagai bangsa lemah selama Indonesia di Papua.
Indonesia tidak akan pernah memberikan ruang kepada rakyat Papua sebagai manusia Papua. Hak Politik, hak asasi dan hak keadilan tidak berpihak kepada rakyat Papua sekalipun pejabat dalam sistem kolonial Indonesia.
Lukas Enembe jadi tumbal kedaulatan Indonesia di Papua dan tumbal memuluskan kepentingan Oligarki Nasional dan oligarki Imperialisme untuk investasi sumber alam di Papua.
Tidak harapan hidup dan masa depan bangsa Papua semakin curam bersama Indonesia, ancaman kepunahan sangat serius. Etnosida Genosida dan Ekosait di Papua semakin memburuk Papua.
Sekalipun Lukas Enembe Sebagai Gubernur Papua sebagai Kaki tangan dan pilar kolonial di Papua. Terlepas sebagai dari status sosial dalam sistem kolonial kami sebagai orang Papua merasa duka yang mendalam sebagai manusia atas semua derita yang ditanggung beliau.
Lukas Enembe juga bagian dari korban dari praktek kolonial, meninggal Lukas Enembe sama hal kematian orang Papua secara sistematis masif dan terstruktur selama ini.
Meninggal Lukas Enembe di rumah sakit Di Jakarta dengan status bangsa terjajah. Selamat Jalan Lukas Enembe, Engkau kado Natal sepesial bagi rakyat Papua.
Sebagai Orang Papua dan Lukas Enembe bagian dari rakyat Papua yang masih terjajah Kami Badan Pengurus KNPB Pusat, 32 KNPB wilayah serta KNPB Konsulat menyampaikan turut berduka atas meninggalnya anak bangsa Papua terbaik orang Papua miliki.
Kenangkan Lukas Enembe Sebagai anak bangsa dalam sejarah penindasan ini. Kepergian Lukas Enembe Sebagai Kado Natal Bagi rakyat Papua oleh Jakarta.
Selamat Jalan Lukas Enembe, Selamat Berduka Rakyat terjajah dari Raya Ampat sampai Merauke.Kami KNPB sampai wilayah serta konsulat juga turut Berdua cita atas meninggalnya Aktivis Perempuan Pro Kemerdekaan Papua Zusan Griapon yang meninggal pada 26 Desember 2023 di rumah sakit Abepura.
Kami sangat kehilangan aktivis perempuan hebat berani berdiri melawan kolonial Indonesia di Papua.
Selamat jalan dan terima kasih untuk pengabdianmu untuk tanah air. Selamat jalan kawan roh perlawanan akan selalu bersama kami.
Selamat Berduka Rakyat Papua.
Ones Suhuniap
Jubir Nasional KNPB
0 komentar:
Posting Komentar