Sebagai manusia papua yang berbudaya dan berpendidikan, tentunya kita sadar betul akan tantangan kehidupan kita yang dipenjarahkan oleh sikap penindasan dari “sistem kolonialisme, kapitalisme, dan imperialism dunia”, yang telah membunuh dan memusnakan kita oran papua dan identitas kita orang papua di atas tanah leluhur kita sendiri.
Pertama-tama, saya pikir iman kita sebagai umat yang ber-Tuha akan sangat terganggu ketika melihat setiap penindasan dan kejahatan kemanusiaan, yang sangat-sangat menciderahi citra Tuhan itu sendiri di atasa buka bumi papua sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Hal yang kedua, ketika kita meninjau bersama pada pola kehidupan yang berkehidupan dalam rekonstruksi sosio-politik Indonesia yang terbangun dalam slogan bhinekatunggal ika. Sadar atau tidak, kita orang papua telah kehilangan jati diri kehidupannya secara nilai-nilai tataan budaya(bahasa, pengetahuan, peralatan hidup, mata pencarian hidup, organisasi social, religi, kesenian, dsb), ras, wilayah , dan nasionalisme kepapuaan akan sejarah kita mengenai bangsa Melanesia yang bernegara “West Papua” pada tanggal 01 Desember 1961 (Silakan bedah sejarah west papua, dan operasi-operasi militer nkri tahun 1962 hingga saat ini)
Mensikapi hal diatas, ketika kita belajar dan memahami tantangan-tantangan ini secara seksama dan factual, tentunya kita sebagai orang papua akan sangat menjunjung tinggi apa yang namanya “Nasionalisme Bintang Kejora (Papua Merdeka)”. Sebab tentunya kita akan sadar dan sadar bahwa adanya kejahatan politik praktis mengenai sejarah terhadap proses aneksasi Negara West Papua kedalam bingkai teriroriel wilayah NKRI; adanya kejahatan Kemanusiaan bagi Orang Asli West Papua (Genocide dan Pelanggaran HAM berat); adanya pembangunan ekonomi dan pemerintahan yang timpang (OTSUS); dan adanya pembungkaman ruang demokrasi yang tidak adil dan terbuka bagi Orang Asli Papua seccara bebas di muka umum.
Kembali lagi sebagai manusia papua yang berbudaya dan berpendidikan, baik itu di SMA, Perguruan Tinggi, Organ-organ Pro Pembebasan West Papua yang terus berjuang secara sadar dan tindakan nyata, marilah kita terus dan terus melawan kejahatan sistem penindasan ini secara tegas dan berani, dan satu kata LAWAN.
Dan sebagai mahasiswa papua (aktifis), marilah kita mempertahankan tanggungjawab kita selaku mimbar akademisi masyarakat yang sadar akan perjuangan muliah ini. Dan disini, saya mencoba memberi beberapa poin bagi kita untuk memahami kesadaran kita orang papua akan identitas jati dirinya sebagai orang papua, seperti berikut ini:
1). Sebagai mahasiswa papua, kita harus belajar sejarah politik west papua agar dapat mengenal siapa jati diri kita sebagai suatu bangsa ras melanesia di atas tanah west papua yang sedang di jajah ini.
2). Sebagai mahasiswa papua, kita merupakan bagian dari masyarakat yang bertanggungjawab langsung atas realitas persoalan/konflik sejarah status politik west papua dan nasionalisme bintang kejora di atas tanah papua.
3). Sebagai mahasiswa papua, kita harus belajar, berdiskusi, dan melakukan pengapdian masyarakat yang tinggi untuk melawan pemusnaan jati diri kita sebagai sebuah bangsa dan negara yang di jajah. Hal ini guna, kita mengembalikan jati diri kita sebagai suatu negara yang berbangsa ras melanesia di atas bumi west papua.
4). Kiita harus melestarikan dan membudidayakan unsur-unsur kebudayaan orang papua yang berkelanjutan sebagai kehidupan orang papua selayaknya di tengah-tengah tantangan arus dunia global masa kini.
5). Kita harus mempersolid tali persaudaraan tanpa ada perbedaan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan papua yang baik dan dapat membangun kesadaran orang papua sesuai kebudayaan orang papua di setiap suku perwilaya adat masing-masing.
6). Sebagai mahasiswa papua (kota study masing-masing), kita harus menjaga serta merawat kebersamaan dan kekompakan di honai kota study kita tanpa melihat keperbedaan suku/kabupaten masing-masing, guna mempersolid tali persaudaraan yang dapat menghidupkan kebudayaan orang papua sebagai jati diri kita selayaknya.
_______________________
0 komentar:
Posting Komentar