TIDAK ADA NAMA ISLAM DALAM SEKELUMIT SEBUTAN PULAU PAPUA DI LINTASAN SEJARAH !
Oleh: Natalius Pigai
Kerjaan Ternate memeluk Islam secara resmi pada abad ke- 15. Tahun 1512 kaicil jelman dari kerajaan bacan masuk ke pulau2 dekat Papua. Jauh sebelum itu orang Portugis masuk ke Papua 1511 yang dipimpin oleh Antonio de Abrau dengan menyebut Os Papuas atau ilha de Papo ia. Tidak mungkin samudra pasai di Aceh langsung ke Papua karena Samudera Pasai menyebarkan agama Islam ke timur melalui kerajaan Ternate dan kerajaan Ternate itu sendiri menjadi Islam abad ke-15.
Kalau sejarah kuno, maka agama Hindustan atau India sudah lihat Papua dengan sebutan Sysyira pada abad ke-7, hal ini tergambar jelas dalam cerita Mahabarata khususnya episode Hanoman mencari Dewi Sinta di negeri salju sebelah timur pulau Jawadwipa. Disaat itu pedagang Gujarat menyebut dengan nama dwi panta atau samudranta artinya ujung Samudera atau ujung lautan.
setelah itu China masuk ke pulau Papua abad ke-8 dengan menyebut nama Yanggi atau Tungki oleh Chou Yu Kuan. Sedangkan Islam baru kontak pertama melalui kerajaan Ternate yang menjadi kerajaan Islam saja baru pada abad ke-15.
Coba lihat perkembangan nama Papua yang semula:
1. Tera Incognita (pulau terbayang)
2. India abad ke-7 : Shisyira, samudranta atau dwi panta
3. China abad ke-8: Tunggki atau Yanggi
4. Antonio Figafeta (1480): Papa ua dalam bahasa Melayu tanpa ayah, dalam bahasa Ternate tanah tidak bertuan
6. Antonio de abrau dari Portugis (1511): Op papa ua
7. Portugis: Fransisco Serano ( 1521) dan Don Jorge Meneses (1526) menyebut (ilha de Papoia
8. Spanyol (1528) : Isla de Oro atau Islan Is Gold
9. Spanyol (1528) oleh Ini Go Oertis de Retes sebut nama Nueva Guinea
10. Abad ke-16-18 nama Papua adalah Papua dan juga Nieuw Guinea. Penduduk nusantara mengenal nama Papua dan Eropa mengenal nama Niew Guinea
11. Belanda 1942: Irian dalam bahasa Biak yaitu Iri artinya Tanah, An artinya Panas, Diusulkan oleh Frans Kaisepo berbasis pada nilai spiritualitas mansren Koreri Syeben
12. Indonesia (1946) Kinfrensi Malino menjadi IRIAN
13. Indonesia ( 2000)oleh Gus Dur menjadi Papua sampai sekarang
Dengan demikian dalam sekelumit Nama Papua dalam lintasan sejarah tidak ada yang berbahasa ARAB.
Papua itu milik Papua, siapapun boleh lahir, tumbuh dan kembang di negeri ini, tetapi bukan berarti boleh mengklaim tanpa dasar hanya karena arogansi dan untuk mencaplok dan mencuri di negeri leluhur kami.
Kami sudah lama menderita di negeri ini, yang tersisa cuma sebuah nama yang terukir di sanubari dan tutur lisan lintas sejarah bangsa kami. Ketika Anda menyentu akar sejarah maka Anda menyatakan garis merah (red line), jangankan kami yang hidup, tulang belulang dan Arwah2 leluhur nenek moyang kami akan bangkit.
Kompetensi/Kedalaman Pemahaman Penulis
Saya, Natalius Pigai seorang penulis Buku Sejarah Evolusi Bangsa Papua. Papua dari awal mula Papua masih disebut Tera icognita (dunia terbayang sampai dengan tahun 2000. Buku ini sejarah terlengkap tentang Papua yang sampai saat ini belum ada yg pecahkan rekor. Buku inilah yang menjadikan Natalius Pigai muda ini menjadi staf khusus menteri dalam usia 22 tahun. Buku ini juga yang dijadikan referensi luar dan dalam negeri termasuk perpustakaan2 universitas dan publik Papua.
Tidak cukup hanya mengklaim harus dibuktikan dengan kajian ilmiah yang diuji oleh ilmuwan kenamaan. Buku ini diuji periksa berulang kali, dikoreksi dan diedit dan dibawah asuhan oleh Prof Dr. Herber Feith, Prof Dr. Lance Castle termasuk koreksi istilah asing Latin, Perancis juga Belanda. Menggunakan salah satu perpustakaan terlengkap di Asia Tenggara Universitas Sanata Dharma Yogya, difasilitasi oleh Dr. Francis Wahono dan Dr Opselan, penulisan dibawah kendali langsung Dosen Killer Univeritas Gajah Mada yang disegani juga oleh pamannya sendiri Cornelius Lay yaitu Josef Rihu Kaho , Dr. Haryanto Fisipol, dll.
Buku Pemecah rekor Nilai A Plus oleh Josep Rihu Kaho sepanjang sejarah baik UGM maupun Univesutas Swasta dibawah asuhan Prof Yosep.
Bagi alumni Fisipol UGM silakan menilai Prof Yosep Rihu Kaho yang disegani dan ditakuti oleh siapapun dan Nilai A itu milik Tuhan katanya.
(Natalius Pigai, Penulis Buku Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Papua dari Emporium sampai ke Imperium)
Disposkan:
Suara Wiyaimana Papua
0 komentar:
Posting Komentar