Tampak SMP YPPK St. Fransiskus Moanemani sangat sepi, Senin, (23/1/2017) - Jubi/Abeth You |
Dogiyai, Jubi - Semua sekolah memilih meliburkan diri saat Solidaritas Peduli Hak Asasi Manusia Kabupaten Dogiyai (SPHAM-KD) menggelar aksi di kantor DPRD Dogiyai, Senin, (23/1/2017) menyusul berlanjutnya aksi sweeping Operasi Mantap Praja aparat gabungan Polres Nabire di Dogiyai yang sudah memakan korban dan meresahkan masyarakat.
Hal itu dibenarkan Kepala SMP YPPK St. Fransiskus Asisi Moanemani, Ernes Giyai yang mengatakan pihaknya meliburkan anak didik lantaran permintaan orangtua.
"Memang kami liburkan sekolah karena permintaan orangtua. Sebab, hari ini ada aksi dari masyarakat ke kantor DPRD Dogiyai, " ujar Ernes Giyai ketika dikonfirmasi Jubi, Senin, (23/1/2017).
Dikatakan Giyai, liburnya hanya sehari saja (Senin), dan hari Selasa, (24/1) akan kembali melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasa.
"Dogiyai memang selama ini kurang nyaman karena ada aksi sweeping berlebihan yang dilakukan oleh aparat, " katanya membenarkan.
Menurutnya, suasana yang sedang terjadi sekarang ini justru membuat para anak didiknya menjadi ketakutan untuk melakukan belajar mengajar.
"Ya, ini sudah dekat ujian nasional. Anak-anak siswa jadi terganggu. Karena rata-rata korban sweeping para siswa ini," jelasnya.
Tokoh pemuda Dogiyai, yang juga Guru SMAN 1 Dogiyai, Michael Boma merasa sangat prihatin dengan kondisi yang dialami warga Kamuu dan Mapiha ini. Sebab, menurut Boma, Dogiyai sejak hadir tahun 2008 sudah banyak terjadi pertumpahan darah.
"Dogiyai sejak dimekarkan sudah banyak tumpah darah. Itu semua ulah aparat. Jadi, kalau pengamanan Pilkada ya yang wajar-wajar saja. Karena, apa yang masyarakat bawa seperti parang, kampak, skop dan lainnya itu alat kerja di kebun," paparnya. (*)
0 komentar:
Posting Komentar