Koordinator
FRI Surya Anta mengatakan pemukulan diduga dilakukan oleh aparat
keamanan dalam aksi demonstrasi pada hari ini. (REUTERS/Beawiharta)
|
Jayapura
(KM)--- Orang asli dan Non asli Papua pegiat kemerdekaan Papua Barat secara serentak merayakan HUT ke-55 yang jatuh pada 1 Desember sebagai hari embrio bangsa-nya.
Pantauan
awak media ini, ada tiga pergerakan pro
kemerdekaan memediasi rakyat. Acara dilaksanakan serentak di tempat
berbeda- beda secara nasional. Tiga pergerakan yaitu Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Front Rakyat
Indonesia (FRI), Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
Pertama,
Komite Nasional Papua Barat (KNPB),
setiap suku- suku pribumi di tujuh
wilayah adat dari Sorong sampai dengan
Samarai, baik tokoh agama, politik, adat, akademisi, tokoh gerakan sosial turut hadir dalam acara ibadah bersama.
Setiap
wilayah dirayakan dalam bentuk perayaan ibadah untuk mengucap syukur
atas
keberhasilan diplomasi yang terus bergulir di kanca Internasional, serta
menuntut segera kembalikan hak politik bangsa Papua Barat.
Pada
HUT kali ini, himbauan
yang dikeluarkan KNPB bahwa wajib hayati dan merefleksikan hari embrio
bangsa Papua secara damai, aman dan tertip di masing- masing Honai,
karena menghargai
sebagai hari lahirnya sebuah bangsa sama seperti bangsa- bangsa lain di
dunia.
Kedua,
Front Rakyat Indonesia (FRI) untuk refrendum Papua Barat juga turut ambil bagian pada HUT yang ke -
55, setelah Front ini dideklarasikan di
Jakarta belum lama ini. Aksi pertama yang dilakukan
yaitu aksi turun jalan.
Informasih
yang dihimpung, kegiatan FRI dipusatkan di dua kota yaitu Jakarta dan
Jogyakarta. Dalam aksi pertama setelah dideklarasikan ada empat belas aktivis
ditahan di Kapolres Jogyakarta.
Sedangkan,
Surya Anta juru bicara FRI ditahan dan dipukul bersama dua orang anggota AMP
oleh kepolisi Metro Jaya- Jakarta.
Seorang
anggota aktivis FRI yang ditahan di Jogyakarta melakukan aksi mogok makan.
Dengan alasan bahwa kami ditahan tidak tepat, kami menyampaikan
pendapat dimuka umum,sehingga ruang demokrasi itu ada.
Ketiga,
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), seperti tadisi biasanya setiap HUT 1 Desember
AMP selalu melakukan lonch march untuk menyampaikan aspirasinya.
Aksi kali
ini dipusatkan di Jakarta. Sekitar 203 massa aksi ditangkap dan di bawah
ke Polda Metro Jaya, Jakarta.
Aksi masa diperlakukan secara tidak manusiawi,
bahkan Polisi tak hanya represif tapi juga melakukan kekerasan terhadap
pendemo. Mereka disiram dengan water canon, dihadang, dipukul.
AMP selalu
eksis memperjuangkan tiga isu utama perlawanan terhadap Imperialisme,
Kolonialisme dan Kapitalisme.
Pewarta : Marinus Gobai
Wamena -- Sekitar lebih
dari 3000 masyarakat Papua di wilayah Lapago turut serta memeriahkan
Ibadah perayaan HUT Kemerdekaan Bangsa Papua yang ke 55 tahun, 01
Desember 2016 di Lapangan SInapuk Wamena, Kamis (1/12/2016).
Aksi 1 Desember 2016 merupakan aksi tahunan. Aksi kali ini dilakukan
dalam bentuk ibadah syukur yang dipimpin Pendeta. Isak Asso. Terik
matahari siang itu tidak menyurutkan semangat warga Wamena yang hadir
meneriakan yel-yel Papua Merdeka dan Referendum.
Usai melakukan ibadah yang dimulai pukul 12.00 WP, orasi politik diawali
pembacaan pidato tertulis Sekjen United Liberation Movement for West
Papua oleh Sekretaris Dewan Aadat Papua Wilayah Lapago Dominikus Surabut
yang juga tim kerja ULMWP. Pidato yang dibacakan ini berisi ungkapan
syukur atas apa yang telah dijalani ULMWP bersama bangsa Papua dan
dukungan yang terus mengalir hingga hari ini.
“Pidato sekjen ULMWP sangat jelas. Disini saya sampaikan bahwa kami
bangsa Papua sudah bersatu di ULMWP. Baik NFRPB, PNWP dan WPNCL. Yang
non afiliasi dengan tiga elemen utama tersebut, segera bergabung, ini
saatnya kita bersatu untuk bergerak bersama menuju pembebasan bangsa
Papua” ajak Engelbert Surabut dalam orasi politiknya atas nama Negara
Federal Republik Papua Barat (NFRPB).
Baca: Ini Pidato Sekjend ULMWP 1 Desember
Ia menegaskan kelompok organisasi yang tidak bersatu dengan ULMWP namun
melaksanakan kegiatan atas nama perjuangan rakyat bangsa Papua untuk
menentukan nasib sendiri adalah lawan yang menyusup merusak perjuangan
murni bangsa Papua melalui ULMWP
Lanjutnya, saat ini mengatakan masalah Papua bukan lagi masaah internal
Indonesia maupun Papua saja melain sudah menjadi masalah Pasifik dan
saat ini sudah beberapa kali dibicarakan dalam sidang Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
“Ini persoalan harga diri, jati diri bangsa Papua yang tempatkan Tuhan
di tanah ini, kita bukan pencuri, kina anak-anak adat yang tahu diri.
Jangan takut bicara tentang masa depan Papua,” ajaknya.
Perwakilan dari Parlemen Nasional West Papua (PNWP) dalam kesempatan
orasinya, mengklarifikasi isu pernyataan-pernyataan yang menyebutkan
bangsa Papua belum bersatu.
“Itu isu yang tidak benar. Karena sesungguhnya 3 faksi besar organ
perjuangan rakyat bangsa Papua yaitu NFRPB, WPNLC dan PNWP sudah
nyatakan diri untuk bersatu melalui ULMWP,” kata Yosep Siep yang
berorasi mewakili PNWP.
Perayaan 1 Desember ini diakhiri sekitar pukul 14.30 WP. Masyarakat yang
hadir membubarkan diri dengan tertib dan aman.
Meski demikian, menurut Engelbert Surabut, ada dua mobil polisi yang
hadir memantau kegiatan. Namun polisi yang ada di mobil tersebut tidak
masuk ke lapangan Sinapuk.
“Kami sudah kordinasi sebelumnya. Jadi mereka pantau saja di luar. Kami
sampaikan terima kasih kami kepada pemerintah Indonesia melalui Polres
Jayawijaya karena memberikan kesempatan pada kami untuk merayakan 1
Desember kali ini,” ujar Engelbert Surabut. (*)
Baca ini: ULMWP Apresiasi Aksi 1 Desember FRI West Papua
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2016/12/1-desember-momen-klarifikasi-persatuan-rakyat-papua-dalam-ulmwp.html
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2016/12/1-desember-momen-klarifikasi-persatuan-rakyat-papua-dalam-ulmwp.html
0 komentar:
Posting Komentar