SuaraDukaNews : BOYOLALI –
Sebanyak 600 anggota Brimob asal Jateng ditugaskan ke Papua. Upacara
pemberangkatan dipimpin Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono di Mako
Brimob Gunung Kendil, Kecamatan Mojosongo, Selasa (13/9).
Mereka akan ditugaskan untuk pengamanan di objek vital nasional PT
Freeport di Kabupaten Mimika, selama empat bulan. Kapolda berharap
analisis daerah operasi menjadi pedoman bagi anggota dalam menjalankan
tugas di Freeport. ”Ada pepatah Minang, di mana bumi dipijak di situ
langit dijunjung. Anggota wajib menghormati budaya dan kultur di
Papua,”kata Kapolda.
Dijelaskan, PT Freeport yang berada di Distrik Tembagapura Kabupaten
Mimika adalah perusahaan pengolah tembaga dan perak terbesar ketiga di
dunia. Bahkan, menjadi penghasil emas terbesar di dunia. Perusahaan ini
telah berkonstribusi terhadap penerimaan pajak negara hingga 1,7 persen.
Freeport adalah objek vital nasional yang punya arti penting bagi
Indonesia, dana corporate social responsibility (CSR) yang dikucurkan
Freeport cukup besar. ”Perusahaan tersebut mempekerjakan 12.000 orang
Indonesia serta 1 persen tenaga asing. Tugas anggota adalah mengamankan
objek vital tersebut.”
Dapat Gangguan
Anggota yang bertugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Papua, juga
bertugas mengamankan seluruh personel di Freeport. Hal ini perlu
dilakukan, karena hingga saat ini Freeport sering mendapat gangguan
secara sporadis dari pasukan kriminal bersenjata di sana. Kabupaten
Mimika berbatasan dengan kabupaten yang cukup rawan, yakni Kabupaten
Dogiyai dan Wamena di Puncak Jaya.
Untuk itu, anggota harus siaga, karena pasukan kriminal bersenjata yang
sering mengganggu di Freeport bukanlah anggota kriminal biasa. Di Papua,
anggota Brimob Polda Jateng akan bertemu dengan pasukan pengamanan dari
satuan lain, seperti TNI dan Brimob Polda Papua. ”Saya ingatkan lagi,
jangan tinggalkan prosedur standar operasi.” Salah satu anggota
Bhayangkari, Kusmiyati mengungkapkan, suaminya, Bripka Putu Rida
termasuk salah satu anggota yang ditugaskan BKO ke Polda Papua.
Baginya, tugas suami adalah nomor satu. ”Sudah enam kali ditinggal suami
tugas operasi ke luar wilayah, paling lama ke Aceh. Saya sengaja
mengajak anak bungsu, Rendra agar tahu ayahnya bakal tugas lama di
tempat jauh.” Senada, anggota Bhayangkari lainnya, Ana mengaku sudah
terbiasa ditinggal tugas suaminya, Ipda Hendra.
Rata-rata setiap tugas selama empat bulan. Paling lama tugas ke Aceh,
beberapa waktu lalu, yaitu selama enam bulan. ”Sudah biasa ditinggal
tugas, yang penting komunikasi tetap jalan rutin.” (G10-76)
0 komentar:
Posting Komentar