Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Goliath Tabuni (mengenakan ikat kepala merah). (Istimewa) |
Jayapura - Bagi pemerintah, kemerdekaan Papua sebuah
kemustahilan. Pemerintah akan melakukan apa saja untuk mempertahankan Papua.
Termasuk memperbaiki kesalahan masa lalu. Otonomi khusus solusi final. Tetapi
ada yang menolaknya.
Salah
satu yang menolak adalah Sekretaris Jenderal Tentara Pembebasan Nasional-Papua
Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Jenderal Anton Lego Obet Tabuni.
Tak itu
saja, walau berada di hutan, Antonnego yang biasa di panggil Anton terus
memantau pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA). Ia meminta Presiden Joko
Widodo (Jokowi) jangan malu berbicara Papua Barat saat KAA di Bandung.
"Pemerintah Indonesia harus prioritaskan keadaan Papua. Kami,
TPN-OPM tidak mengakui maupun mematuhi perjanjian-perjanjian yang dibuat pada
1963 atau 1 Mei 1963. Itu cacat hukum, terutama Pepera (Penentuan Pendapat
Rakyat). Kami menegaskan pada 1 Mei 2006, telah merdeka sesuai konstitusi yang
resmi," ujarnya saat berbincang dengan SP,
Jumat (24/4).
Ditegaskan
Anton, TPN-OPM tak kenal kata kompromi ataupun menyerah. Menurutnya,
penderitaan rakyat Papua Barat sudah terlalu lama terlebih soal HAM.
"Kami
TPN-OPM terus berjuang selama puluhan tahun bukan untuk pembangunan atau
otonomi, juga bukan untuk jabatan dan uang. Kami berjuang untuk menuntut hak
kami yaitu kemerdekaan, kedaulatan, dan hak politik bagi bangsa Papua
Barat," tegas Anton.
Seperti
diketahui Jenderal Antonnego Obet Tabuni merupakan Sekjen dari Gen Goliat
Tabuni yang merupakan panglima tertinggi TPN Papua Barat yang resmi dilantik
pada 11 Desember 2012 di Markas Tingginambut, Puncak Jaya, Papua.
Gen
Goliat Tabuni bersama Kelly Kwalik bermarkas di Kali Kabur, Timika. Saat
penyanderaan peneliti Lorentz, Mapunduma pada 1996, Goliat merupakan anggota
dari Kelly Kwalik. Kini, ia berada di Puncak Jaya memimpin pasukannya dan
beraksi melawan pemeintah sejak 2014. Pada 20 tahun kemudian, Kelly Kwalik
ditembak aparat. Tepatnya pada 16 Desember 2006 dalam penyergapan sekitar
gorong-gorong Timika, Kabupaten Mimika.
Sementara
itu, Kapolda Papua Irjen Yotje Mende akan memberikan penghargaan kepada
kapolres atau jajaran Polda Papua yang berhasil menangkap pimpinan Kelompok
Kriminal Bersenjata (KKB).
"DPO
yang kami cari sampai saat ini belum tertangkap. Bila mereka tertangkap, saya
akan memberikan penghargaan," ujar Yotje, di Markas Polda Papua beberapa
waktu lalu.
Robert Isidorus/EPR
Suara Pembaruan
0 komentar:
Posting Komentar