Pr. Nato Gobai |
Nabire,
MAJALAH SELANGKAH -- Wakil Uskup Keuskupan Timika, Pastor Nato Gobay, Pr
wafat siang tadi, Minggu (1/2/15), sekitar Pukul 13:00 waktu setempat di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua.
Keterangan yang diterima majalahselangkah.com dari pembantu di
Pastoran Kristus Raja (KR) Nabire, Mama Marlin, pagi tadi Pastor Nato memimpim
perayaan ekaristi di Gereja KR Siriwini Nabire.
"Pagi
tadi, Pastor pimpin misa. Setelah itu, Pastor cerita-cerita dengan para frater
di Pastoran. Saat saya masak di dapur, saya dengar ada bunyi besar di arah
kamar Pastor. Saya ke sana cepat dan melihat Pastor sudah jatuh di kamar mandi.
Pastor sudah tidak bersuara. Saya panggil Pastor punya om dan umat
untuk di bawa ke rumah sakit. Tiba di sana, Pastor sudah tidak tertolong,"
tuturnya meneteskan air mata.
Keluarga
Pastor Nato, Stef You bercerita, "Sebenarnya saat mau dibawa ke rumah
sakit tadi Pastor sudah tidak bisa tertolong. Tapi, kami bawa ke sana
untuk memastikan kondisinya. Tapi, memang dia sudah tidak tertolong,"
jelasnya.
"Dia sudah periksa jadi, selalu bilang dia sehat. Hanya, gula itu yang sering naik-turun. Sakit lain stabil," kata om kandung Pastor Nato, Jhon You.
Mengenai gula darah, kata Mama Marlin, pagi sebelum makan, Pater sempat periksa gula darah. "Pagi tadi, sebelum makan, Pater periksa gula darah, jadi kadar gula darahnya 265," kata Mama Marlin menunjukkan catatan gula darah yang sempat ditulis Pater pagi tadi.
"Dia sudah periksa jadi, selalu bilang dia sehat. Hanya, gula itu yang sering naik-turun. Sakit lain stabil," kata om kandung Pastor Nato, Jhon You.
Mengenai gula darah, kata Mama Marlin, pagi sebelum makan, Pater sempat periksa gula darah. "Pagi tadi, sebelum makan, Pater periksa gula darah, jadi kadar gula darahnya 265," kata Mama Marlin menunjukkan catatan gula darah yang sempat ditulis Pater pagi tadi.
Pekerja
Hak Asasi Manusia Papua, Yones Douw mengatakan, Pastor Nato pernah bercerita
kepadanya bahwa, saat masuk ke kamar mandi biasanya agak pusing.
Hingga
Pukul 13:00 waktu setempat, belum ada pemeriksaan dokter yang menjelaskan
akibat wafatnya Pastor Nato Gobay yang tiba-tiba tersebut.
Pada Pukul 13:15, almarhum dimandikan para suster dan umat gereja KR dan dikenakan pakaian kebesaran imam katolik.
Pada Pukul 13:15, almarhum dimandikan para suster dan umat gereja KR dan dikenakan pakaian kebesaran imam katolik.
Hingga
berita ini ditulis, pengurus gereja menyiapkan tempat di dalam gereja untuk
disemayamkan di sana. Ribuan umat katolik benggantian melayat dan isak tangis
keluarga, umat, dan rekan-rekannya tak terbendung hingga sore ini.
Om
kandung Pastor Nato, Jhon You menjelaskan, proses dan tempat pemakaman menunggu
kedatangan Uskup Timika dan keluarga dari Paniai.
"Orang tua sudah serahkan ke gereja. Kami menunggu Uskup. Kalau Uskup sudah datang, kami akan bicarakan sama-sama, dimakamkan di kampungnya Badauwo Paniai atau dimakamkan di pemakaman imam di Timika. Intinya, nanti besok kami akan bicarakan,"tuturnya.
Salah satu umat Gereja KR, menjelaskan, saat kotbah pada hari Minggu pagi tadi, Pastor Nato mengingatkan, setiap orang saling menghargai dan menghormati dalam keluarga dan masyarakat.
"Tadi pagi, pater kotbah, suami tunduk pada istri, istri tunduk pada suami. Anak-anak dengarkan orang tua. Saling mengasihi antar kalian dalam hidup," kata umat Kombas St. Yohanes Pemandi, Damiana Degei.
Pastor Nato Menolak Ketidakadilan
"Orang tua sudah serahkan ke gereja. Kami menunggu Uskup. Kalau Uskup sudah datang, kami akan bicarakan sama-sama, dimakamkan di kampungnya Badauwo Paniai atau dimakamkan di pemakaman imam di Timika. Intinya, nanti besok kami akan bicarakan,"tuturnya.
Salah satu umat Gereja KR, menjelaskan, saat kotbah pada hari Minggu pagi tadi, Pastor Nato mengingatkan, setiap orang saling menghargai dan menghormati dalam keluarga dan masyarakat.
"Tadi pagi, pater kotbah, suami tunduk pada istri, istri tunduk pada suami. Anak-anak dengarkan orang tua. Saling mengasihi antar kalian dalam hidup," kata umat Kombas St. Yohanes Pemandi, Damiana Degei.
Pastor Nato Menolak Ketidakadilan
Pastor
Nato adalah salah pastor orang asli Papua yang dengan lantang dalam berbagai
kesempatan dan forum menentang ketidakadilan, dis dan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) di tanah Papua.
Saat ia bertugas di Pastor Paroki Santa Maria Biak misalnya, Pater Nato menentang pelanggaran HAM di tanah Papua. Bahkan, ia sempat ke sejumlah negera untuk berbicara kondisi HAM di Papua.
Makalah yang ia sampaikan pada 29.-30 Juni 2000 di Berlin misalnya bisa Anda baca di sini, "TANTANGAN GEREJA DALAM MENSIKAPI KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN DI PAPUA BARAT"
Pastor
Nato Gobay juga menentang keras menindas orang lain dengan mengatasnamakan
iman. Iman seringkali dijadikan alat untuk menindas orang lan.
"Banyak
umat kristiani perilakunya dan tindakannya menindas orang lain. Di Papua,
banyak umat Kristiani mengaku orang Kristen dan membawa-bawa agama atau iman
dalam kata-kata unuk meloloskan diri dalam pekerjaan atau himpitan tetapi
perilakunya di lapangan justru menindas orang lain," katanya. (baca: Wakil
Uskup Timika: Jangan Menindas Atasnamakan Iman).
Pada
17-20 November 2014 lalu, Pastor Nato juga memimpin Musyawarah Besar (Mubes)
penanggulangan HIV/AIDS dan Minuman Keras (Miras) di Wilayah Meepago (Nabire,
Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, dan Mimika) yang melibatkan ribuan orang
dan menghadirkan
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe serta 7 Bupati di Meepago
di di Gereja Katolik Kristus Raja. (Baca: #
mubes-miras-dan-hiv-wilayah-meepago).
Pastor
Nato Gobay, Pr dalam kotbahnya pada perayaan Hari Kristus Raja di Gereja
Kristus Raja Nabire, Minggu (23/11/14) lalu meminta umat katolik untuk
mengingatkan kepada toko penjual minuman keras, warga penjual minuman lokal,
penginapan gelap/kumpul kebo, Panti Pijat, Praktek Diskotik, Cafe, Bar, Togel,
Lokalisasi dan Narkoba di Wilayah Meepago untuk segera tutup dalam jangka waktu
6 bulan sejak 20 November 2014.
"Masyarakat
adat Meepago telah menggelar Musyawarah Besar (Mubes). Hasilnya,
masyarakat memberikan waktu 6 bulan untuk tutup miras pabrik dan miras lokal
serta semua bar, panti pijat dan lokalisasi; cabut semua izin dan terbitkan
Perda larangan. Dalam waktu 6 bulan ini segera beralih usaha. Kalau tidak saya
akan pimpin hancurkan Miras dan Prostitusi," kata Pastor Nato saat
itu.
Ia
juga bicara keras atas kasus Paniai. Dalam pidatonya saat penabisan 10
imam baru di Gereja Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire, Selasa (06/01/15)
menentang keras penembakan di Paniai. Pada acara yang dihadiri ribuan orang
dan disiarkan langsung itu, Pater Nato menegaskan, orang Papua bukan binatang
buruan.
"Pemerintah
dan aparat militer baik TNI mapun Polri, tolong jangan lakukan penembakan
terhadap umat saya. Tidak lama ini aparat sudah menembak mati lima anak muda
yang menjadi harapan bangsa ini. Itu terjadi di kampung saya. Saya minta jangan
lagi melakukan penembakan terhadap umat saya," tegas Nato saat itu.
"Saya
tidak mau lihat lagi. Saya tidak mau dengar lagi kamu (aparat-red) tembak lagi
umat saya di tanah Papua ini kedua kalinya. Me wagi kouko daa tidak boleh
membunuh. Manusia Papua itu bukan kus-kus yang harus diburu terus. Harus
menciptakan damai di tanah Papua. Bukan menciptakan konflik," tegas Pater
Nato.
Pada
saat itu, Pastor Nato meminta kepada 10 Imam baru Keuskupan Timika yang baru
ditahbiskan tersebut untuk menjadi suara bagi umatnya yang tak bisa
bersuara atas berbagai soal di tanah Papua, khususnya di wilayah Keuskupan
Timika. (baca: Wakil
Uskup Timika Minta 10 Imam Baru Bersuara Atas Berbagai Soal di Papua)
Kematian
adalah milik Sang Pencipta. Ia tak bisa ditolak oleh manusia, termasuk oleh
Pastor Nato. Banyak tugas mulia dan banyak ide, tentang pendidikan YPPK,
tentang pembangunan Gereja KR yang besar, tentang HAM, tentang kesehatan
(pemberantasan HIV/Miras), dan masih banyak lagi telah pergi bersama Pastor
Nato.
Kepergian
Pastor Nato kepada Bapa di Surga adalah kehilangan besar bagi banyak orang di
tanah Papua. Tidak hanya bagi umatnya di gereja KR tetapi juga bagi banyak
orang yang ia layani dan ia suarakan dengan lantang selama hidupnya.(Yermias
Degei/MS)
Sumber: :majalahselangkah.com
0 komentar:
Posting Komentar