Doc: TPN-PB/OPM |
TPN-PB/OPM WILAYAH PANIAI AKAN
MENINDAK TEGAS, APABILA MAYAT KUBURAN DIGALI DAN DIPINDAKAN DARI LAPANGAN KAREL
GOBAI KE- TAMAN PEMAKAMAN UMUM.
Paniai, Suara Wiyaimana: Hari ini, tanggal, (05/01/2015), TPN-PB /OPM
Wilayah Meepago, kawasan Ekamolala mengeluarkan peringatan, dengan adanya isu akan memindahkan
mayat kuburan atas meninggalnya, empat anak sekolah di Lapangan Karel Gobai.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Paniai tidak diperkenankan untuk menggali mayat kuburan dan memindahkan ke taman pemakan Umum, maka kami dari
TPN-PB/OPM akan menindak tegas bagi mereka yang berkeinginan untuk digali kuburan mayat yang sudah dikuburkan pada bulan desember lalu.
“Sebelumnya, dikabarkan sekelompok
orang yang menamanakan dari Barisan Merah Putih rencananya akan melakukan demo
untuk menggali mayat kuburan yang sudah dikuburkan pada bulan desember lalu.
Kemudian mayat-mayat tersebut akan dipindakah ke taman pemakan Umum, di
Toputo-Enarotali dalam waktu yang dekat ini,” Kabarnya.
Pada awalnya, masyarakat sudah lebih memilih
menguburkan keempat jenazah di depan kantor Koramil agar ada pertanggung
jawaban dari aparat keamanan Indonesia, karena pelaku penembakan adalah murni
dari TNI dan POLRI yang ada di daerah Paniai.
Kami TPN-PB/OPM menolak kepada siapapun harus dihentikan upaya dari kelompok
barisan merah putih, yang rencananya akan memindahkan kuburan mayat ke-tempat Umum, taman pemakanman Toputo. Karena TPN-PB/OPM masih menunggu pertanggungjawaban dari pihak-pihak
yang telah melakukan kekerasan terhadap rakyat yang tak berdoa saat peristiwa
berlangsung pada bulan desember lalu.
“Dan kabar yang diterima, melalui via selulernya kepada pengelola media ini, TPN-PB/OPM juga sudah diutuskan beberapa anggota TPN-PB/OPM yang dibagian bidang intelijen untuk memantau pihak-pihak yang akan terlibat saat penggalian maupun pemindahan mayat dari lapangan Karel Gobai ke-Taman pemakaman Umum-Toputo,” jelasnya.
“Dan kabar yang diterima, melalui via selulernya kepada pengelola media ini, TPN-PB/OPM juga sudah diutuskan beberapa anggota TPN-PB/OPM yang dibagian bidang intelijen untuk memantau pihak-pihak yang akan terlibat saat penggalian maupun pemindahan mayat dari lapangan Karel Gobai ke-Taman pemakaman Umum-Toputo,” jelasnya.
Semua komponen dari pihak
keluarga korban, pihak pemerintah daerah, toko adat dan mahasiswa akan
melakukan demo kabarnya. Namun dipikirkan bagi kita semua hasil penembakan yang dilakukan oleh TNI/POLRI terhadap rakyat
sipil, sampai saat ini, belum dituntaskan dengan baik secara Hukum nasional dan Internasional.
Karena menurut, TPN-PB-OPM
persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dipaniai belum ada tanggapan juga dari
lembaga-lembaga kemanusian yang ada, baik ditingkat nasional maupun Internasional.
“Maka kami dari TPN-PB/OPM
meminta kepada siapaun dia, baik kaki tangan kolonial Indonesia ataupun mereka
yang disebut penghianat, jangan ikut telibat saat penggalian maupun pemindahan mayat kuburan. Dan persoalan pelanggaran hak asasi mansia itu dihentikan sebelum
masuk ke-tingkat Internasional itu tidak boleh memindahkan di tempat lain,” tegasnya.
Kami juga sudah pernah bunuh beberap
penghianat atau kaki tangan kolonial indonesia selama ini, sudah berjumlah empat
orang. Maka hati-hati kepada siapun dia yang akan mengklaim diri untuk digali
kuburan lalu, akan memindahkan ke- taman pemakanan di Toputo.
“Masyarakat
sudah menguburkan 4 (empat) anak sekolah yang sudah korban di lapangan Karel
Gobai, dan semuanya sudah dimakamkan di depan kantor Koramil, tepat dibawah
tiang bendera merah putih. Jadi tidak ada oknum tertentu yang akan menggali
kuburan yang sudah dikebumikan pada bulan desember lalu; Jelas TPN-PB.
Orang Papua mati karena persoalan
ideologi perjuangan kemerdekaan papua barat. Dan rakyat papua masih mengalami penderitaan,
pembantaian dan pembunuhan sadis dari negara sahabat penjajah selama ini juga
menjadi perenungan bagi bangsa papua barat.
Namun kaum penjajah mati
karena akibat dari fenomena alam tanpa ada efek apapun yang menggangunya. oleh karenanya, jangan melakukan berbagai tindakan secara tidak manusiawi sesama masia didunia
ini, karena setiap tindakan dan kekerasan tentu akan ada imbalan berupa fenomena alam maupun kehilangan asset tanpa ada jejak.
Maka dapat katakan bahwa, Indonesia
seharusnya mengakui penderitaan dan pembantaian yang dialami dan dirasakan oleh
kami rakyat papua, diatas negeri Papua Barat. Karena sesuatu yang terjadi berupa bencana alam dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara juga menjadi kutukan dari pencipta manusia. Jadi dalam kehidupan suatu bangsa yang masih dibawa penjajahan tentu akan
ada imbalan sesuai perbuatan, tindakan dan kenafsuhan dari negara itu sendiri.
Fenomena alam berupa
musiba dan hilang kontak asset pemerintah terjadi dimana-mana merupakan kutukan
dari Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karenanya, dapat dikatakan bahwa
pergumulan anak negeri dengan tangisan dan ratapan diatas negerinya merupakan
proses menujuh penentuan nasib sendiri, dengan kekuatan dari Allah/Aula bagi bangsa papua barat. Dan Sang Revolusioner senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan untuk menentukan nasib sendiri diatas Tanah Air West Papua,.
Markas, Ekamonala (05/01/2015)
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB/OPM), Wilayah Meepago
Damianus M Yogi.
Komandan Operasi Kawasan
Ekamonala, Meepago
Redaksi: SWP-News
0 komentar:
Posting Komentar