Pelaku Penikaman Mahasiswa Papua Diduga Oknum Polisi (Foto: Andi Aisyah/Okezone) |
MAKASSAR -
Anggota Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Rakyat Papua (FSMPRP), Viktor Mirin,
mengatakan bahwa Charles Enumbi yang sebelumnya dikabarkan tewas ditikam warga
ternyata diinformasikan diduga tewas ditikam oknum polisi saat terjadi bentrok
di Jalan Mappala, Kecamatan Rappocini, Makassar.
"Kepada Wembi Murib dan Meki
Telegan yang membawanya ke rumah sakit, Charles bilang dua kali dia tidak
ditikam warga. Yang menikam adalah polisi. Ciri-cirinya badan besar, pakai kaus
putih dan berjaket hitam," ujar Viktor kepada Okezone, Kamis (4/12/2014).
Viktor menjelaskan hal itu karena
banyak kesimpangsiuran narasumber dan pemberitaan di media, yakni Charles tewas
ditikam warga.
"Yang jelas penikaman bukan oleh
warga tapi polisi yang datang ke depan asrama setelah asrama diserang puluhan
orang tak dikenal," jelas Viktor.
Dalam kesempatan yang sama, anggota
FSMPRP lainnya, Erisen Tabuni, mengaku berada di lokasi saat terjadi
penyerangan. Erisen pun menjelaskan kronologi kejadiannya.
Menurutnya, pada 19 November, sekira
pukul 02.30 Wita, empat orang berboncengan dua sepeda motor tampak mengintai
Asrama Papua Mappala. Mereka memarkir motornya sebentar, lalu melemparkan batu
ke kaca jendela. Usai melempar, mereka naik motor dan kabur.
Beberapa hari kemudian, tepatnya 23
November, sekira pukul 01.15 Wita, dengan berboncengan sepeda motor jenis
matik, dua orang kembali datang ke depan asrama mereka dan melempar batu lagi
ke kaca jendela. Akibatnya, dua kaca pecah dan hancur.
"Setelah melempar, mereka kabur.
Lima menit kemudian ada lagi tiga orang yang datang berboncengan satu motor
dari belakang asrama. Mahasiswa papua sempat tangkap tiga orang ini,"
tutur Erisen.
Kejadian ini memicu gerakan massa dari
belakang asrama. Massa datang membawa alat-alat seperti batu, balok, busur, dan
berbagai senjata tajam lain, sehingga memicu bentrok antara mahasiswa dari
asrama dengan massa yang menyerang. Secara bergelombang, massa datang dari
berbagai arah.
"Saling serang terjadi sekira
sejam. Polisi dari Polsek Rappocini datang bubarkan warga. Polisi tembakkan
senjata tiga kali ke udara. Satu kawan kami dipanggil keluar asrama yaitu
almarhum Charles, " kata Erisen.
Erisen menambahkan, Charles diajak
polisi sekira 10 meter depan asrama. Ada enam polisi mengelilinginya dan di
tengah kerumunan polisi itulah Charles ditikam.
"Charles kena tikam dari arah
tangan kiri ke perut sebelah kiri saat menjelaskan kepada polisi kronologi
kejadian. Itu terjadi sekira 02.30 Wita. Tahu dirinya ditikam, Charles gunakan
bahasa Papua berteriak meminta bantuan. Kawan-kawan di asrama kaget dan
bergegas keluar. Charles sudah berlumuran darah," ujar Erisen.
Menurutnya, saat Charles ditikam,
polisi hanya diam tak melakukan apa pun. Korban langsung tak sadarkan diri yang
selanjutnya ditolong oleh rekan Charles lainnya yang bernama Wembi dan Meki
yang mengangkatnya lalu dibawa ke Rumah Sakit Faisal Makassar yang berjarak
sekira 1 kilometer.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit
dan saat di UGD itulah almarhum Charles berbisik kepada Wembi dan Meki, jika
yang menikam dirinya adalah salah seorang polisi yang mengelilinya,"
ujarnya menirukan ucapan dua rekannya yaitu Meki dan Wembi.
Kini pihak FSMPRP sudah meminta bantuan
LBH Makassar untuk mengusut kasus tersebut. Pihak LBH berjanji mempelajari
kasusnya dulu.
"Kasusnya akan kami pelajari dulu,
jika memang ada pelanggaran, kami siap membantu," ucap Ketua LBH Makassar
Abdul Azis
Sebelumnya, asrama mahasiswa Papua yang
terletak di Jalan Mappala, Kecamatan Rappocini, diserang sejumlah orang tak
dikenal 23 November. Akibatnya, satu penghuni bernama Carles Sihumbi terkena
tikaman di bagian perut dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Faisal untuk
mendapat perawatan medis.
Informasi yang diperoleh, penyerangan
sejumlah kelompok tak dikenal ini mengakibatkan kaca jendela bagian depan
asrama yang dihuni belasan mahasiswa asal Papua pecah berantakan. (crl)
Sumber://news.okezone.com/
0 komentar:
Posting Komentar