AKARAT—
Rakyat Papua yang berada di Sejawa-Bali yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa
Papua (AMP) menggelar aksi damai memperingati Embrio lahirnya Negara West Papua yang 53 tahun. Amp mendesak Indonesia membuka
ruang demokrasi untuk rakyat Papua berhak menentukan nasib sendiri sebagai
solusi demokrasi untuk rakyat West Papua.
Hari
ini, 1 Desember 2014 yang rencananya long march dari Bundaran HI jalan ke
Istana Negara Jakarta, tetapi Dihadang oleh Polisi dengan alasan yang tidak
masuk akal.
Sempat
terjadi aksi saling dorong antara massa aksi dengan polisi tetapi masa aksi
memilih untuk melakukan aksi ditempat dan rencana aksi long march ke istana
tidak jadi akibat penghadangan itu.
"Massa
melakukan aksi ditempat dan membacakan pernyataan sikap politik lalu
pulang".
Pada
aksi ini, AMP menuntuk Kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai
solusi demokrasi bagi rakyat papua, selain itu AMP menuntut tarik militer dari
Papua, Menutup parusahaan asing di tanah Papua dan Tuntut membuka ruang
demokrasi di Papua.
"Hari
ini pemerintah RI kembali Menyatakan Sikap dan Kebijakan Diskriminatif Hukum
terhadap rakyat Papua."
Kami
lihat ormas Islam dan ormas lain demo diberi kebebasan untuk berdemonstrasi
tetapi untuk rakyat Papua dihadang bahkan dibungkam bahis oleh polisi.
Demikian, dari Bundaran HI, Jakarta. (AMP/Terius Jikwa)
Thema
yang akan di bawakan yaitu “Berikan Kebebasan dan Hak Menentukan Nasip Sendiri
Sebagai Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua Barat” Jefry Wenda Ketua Umum AMP
mengatakan aksi nasional siap akan dilaksanakannya.
Kami
memperjuangkan “Ideologi sebagai sebuah bangsa” cakupannya yaitu memperjuangkan
harga diri kami sebagai sebuah bangsa, memperjuangkan hidup kami,
memperjuangkan jati diri kami sebagai bangsa malanesia, terlebih adalah
persoalan ideologi yang telah di rampas oleh Batavia – Jakarta. . (AMP/Terius
Jikwa)
0 komentar:
Posting Komentar