Massa memegang baliho di halaman kantor DPRP – Jubi/Abeth You |
Jayapura, Jubi – Aksi yang digelar Persekutuan Gereja-Gereja Papua
(PGGP) Senin (15/3/2017), tidak diikuti tiga denominasi gereja anggota
PGGP. Yakni Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Papua, Gereja Kingmi
Papua dan Gereja Baptis Papua.
Pdt. Dorman Wandikbo selaku Presiden Gereja Injili di Indonesia
(GIDI) di Papua mengatakan pihaknya tidak berpartisipasi dalam aksi itu,
karena selama ini gereja-gereja di tanah Papua tidak pernah demo
mengenai masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Papua. Padahal,
banyak orang Papua mati ditembak, dibunuh, ditabrak, kesehatan buruk,
pendidikan macet dan sebagainya.
“Gereja semakin buta dengan kondisi kemanusiaan seperti pelanggaran
HAM di tanah Papua ini,” tutur Pdt. Dorman Wandikbo kepada Jubi via
selularnya, Selasa, (16/5/2017).
Menurutnya, ketiga denominasi gereja itu selama ini seringkali
dianggap separatis oleh pemerintah, karena menyuarakan ketidakadilan
rakyat yang kecil yang menderita dan menjadi korban ketidakadilan hukum .
“Maka, umat GIDI, Baptis dan Kingmi seluruhnya tidak hadir kemarin,” katanya.
Terpisah, Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja
Baptis Papua (BPP PGGP), Pdt. Socratez Sofyan Yoman menegaskan, demo
PGGP dan PGGSP adalah wujud solidaritas demi keadilan dan kemanusiaan di
Indonesia dan Papua.
“Semua pihak harus membangun solidaritas yang kuat dan harmonis tanpa
memandang latar belakang, pandangan ideologi, ras, etnis dan status
sosial,” katanya.
Namun Socratez tidak setuju dengan demo PGGP kemarin. Menurutnya PGGP
sudah keluar dari tugas utamanya yang memegang nilai-nilai universal.
“PGGP melegitimasi dan membenarkan pelanggaran HAM berat yang
dilakukan negara selama ini. Kenapa PGGP selama ini membisu dan diam
untuk berbicara tentang pelanggaram HAM yang merupakan kejahatan negara
di Tanah Papua?” bebernya.(*)
Reporter :Abeth You
0 komentar:
Posting Komentar