Renung Diri Untuk Natal, Dari Kita - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » , » Renung Diri Untuk Natal, Dari Kita

Renung Diri Untuk Natal, Dari Kita

Written By Aweida Papua on Rabu, 25 Januari 2017 | Rabu, Januari 25, 2017


Kisah Seorang Anak Manusia (Mee Yokaa)

Seorang anak manusia dilahirkan di salah satu kampung di daerah Paniai. Selama ia hidup, ia dibesarkan dengan cara sangat sederhana alias hidup menurut tradisional. Ketika ibunya melahirkan, ia dibungkusi dengan daun pohon Dodonea,sp (Onageiye), lumut hutan yang halus, dan daun Pandanus,sp. Kemudian diisi di dalam sebuah “Noken” yang terbuat dari kulit kayu atau Anggrek.

Setelah sang ibu melahirkan anaknya, sesama keluarga dari sekampung itu, serta keluarga dekat yang tinggal di jauh dari kampung itu, datang membawa harta benda mereka secara bergantian. Harta benda yang dibawa seperti; Petatas, sayur-sayuran, tebu, keladi, kus-Kus, ikan, udang, dan babi. Harta benda yang dibawa dan diberikan itu, sebagai suatu persembahan dan pujian, hingga ibu bisa membawa bayinya itu, semakin bertumbuh dan besar.

Setiap hari, sang ibu memikul bayinya di mana dan ke mana saja ia pergi. Sang ibu memikul, menjaga, dan memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih. Saat ibu memberi ASI-nya dan memberi makan kunyaannya, sambil mengajarkan senyuman kepada bayinya bersama saudara-saudari lain yang duduk di samping ibunya, sejenak bayi itu juga dapat mengeluarkan senyuman kepada ibu dan saudara-saudarinya.
Selama seorang anak manusia itu bertumbuh, ayah dan ibunya selalu menasehati tentang ajaran tradisional manusia, yaitu isi 10 hukum (Touye Manaa), seperti jangan mencuri, jangan berzina, jangan menipu, dan lain sebagainya. Anak tersebut selalu mendengar nasehat orang tuanya. Orang tua anak manusia memberikan nasehat secara serius kepadanya berkisar umur 5 tahun sampai 19 tahun.

Anak manusia yang keluar dari hidup sangat sederhana alias tradisional ini, masuk bergabung ke sekumpulan dunia lain (sekolah) untuk mencoba dan mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawa oleh orang-orang yang pintar dari dunia lain. Tempat itulah anak manusia dapat menambah pengetahuan dan Tuhannya pasti akan mendorong dan memberkatinya, sampai jalan pendidikan selanjutnya untuk menggapai impiannya demi membangun negeri dan bangsanya berlandaskan kasih, kebenaran, serta budayanya.

Seorang anak manusia yang baru saja mengenal ajaran orang-orang pintar tentang ilmu pengetahuan. Ia bersemangat untuk menggapai cita-citanya dengan cepat, namun dia mengalami banyak tantangan yang sangat luar biasa. Tantangan yang sulit untuk dihadapinya, seperti hambatan biaya perkuliahan dan kecurigaan-kecurigaan lain oleh pihak penguasa dan kekuatan serdadu negara kepada dia dan anak-anak manusia (Mee yokaido) lainnya.

Sebenarnya, anak manusia itu bersekolah atas nasehat orang tuanya tadi. Selain itu, dia juga jalan dengan tenang, dia tidak punya masalah. Tetapi pihak penguasa yang menghalangi jalan perjuangan hidup masa depannya, secara sistematis dan aturan sistematis mereka (penguasa dan kekuatan serdadu). Maka, pada akhirnya, anak manusia itu menentang pihak penguasa, bahwa sebenarnya kamu itu manusia tetapi tanpa mata. Dari konteks inilah, anak manusia itu menyebut mereka (penguasa dan kekuatan serdadu) adalah orang-orang penguasa dan perampas ahli warisnya.

Pesan Kisah Anak Manusia Kepada Mee Yoka yang lain :

  1. Dipahami bahwa, Mee Yoka yang dilahirkan oleh ibu dari kampungnya sendiri dan mempunyai makna tersendiri yang ditetapkan oleh Ugatamee demi kampung dan bangsanya,
  2. Mee Yoka tidak lupa nasehat kisah seorang anak manusia yang tertulis di atas,
  3. Anak-anak manusia tahu, bahwa semua yang anak-anak manusia belajar dari pengaruh dunia lain adalah pilihan tanpa melupakan budaya kampungnya, dan
  4. Anak-anak manusia harus melandasi: Dou, Gai, Ekowai.

*****

Penulis adalah anak kampung dari salah satu kampung di Papua, yang tinggal di Yogyakarta. 


By: DENI NAWIPA (Den Paniai)

Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA