OLeh Meki Yeimo
Kesadaran ini melahirkan tekad untuk mengubah situasi-situasi yang ada. Berangkat dari itu perjuangan kaum mudah tidaklah boleh pasif, perannya bukan hanya memberi semangat namun lebih dari itu dia harus menciptakan gerakan damai revolusioner untuk kaum mudah agar dapat menjadi pembimbing kaum buruh dalam menciptakan sebuah revolusi.
Dalam situasi-situasi normal dimana ideologi klas penguasa mendominasi mayoritas kaum muda, organisasi perjuangan harus sadar untuk mengalahkan gagasan-gagasan yang akan menyelewengkan tujuan dari perjuangan sejati. Salah satu hambatan terbesar untuk menyadarkan kaum muda, apabila kaum gerakan muda terbuai oleh impian dan harapan semua yang ditanamkan ke benak mereka dari hari ke hari oleh klas penguasa. Pengaruh tersebut misalnya: Bahwa dengan melalui lembaga-lembaga demokrasi borjuis, terutama parlemen, kaum pekerja dapat mempertahankan atau memperjuangkan dan memajukan kepentingan-kepentingannya.
Tentu masih hangat di ingatan kita bagaimana ilusi klas penguasa yang berhasil ditanamkan kepada kaum buruh dalam momentum pemilu Presiden 2014 kemarin. Euforia gerakan mudah di papua jangan termakan janji-janji kampanye oleh boljuasi lokal tangan2 panjang oleh kolonial indonesia, seakan memperlihatkan kemenangan klas penguasa yang berhasil menyeret menuju konflik keluarga antara bapak, anak, dan saudara.
Konsep penyatuan yang di bagun di papua dengan kekuatan militerisme hanya akan mengaburkan perjuangan gerakan damai mencapai makna dari perjuangan sejati. Bagaimana tidak? Ketika dalam pernyataannya, Gerakan damai menganggap persoalan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia seakan tak ada hubungannya dengan kaum masyarakat sipil di kota di Papua. Dia lupa akan sejarah ketika Rezim Orde Baru berkuasai perjuangan Papua dilarang berorganisasi, bahkan masyarakat Papua Bantai, di intimidasi dan dibunuh saat menyuarakan haknya sebagai pekerja (Marsinah dll) sedang ungkap kata Papua saja lebih bahaya. Makna demokrasi sesungguhnya Rakyat mempunya kontribusi dan diberikan kesempatan untuk menentukan arah nasib masa depan.
Ribuan rakyat turun ke jalan tuntut hak rakyat Papua yaitu mentukan nasib sendiri diatas tanah Papua. Protes rakyat tak dindahkan justrus dijawab dengan membumkam demokrasi di Papua. Selalu saja Kematian, pembunuhan terhadap para demonstran di Papua, sebagai negara demokrasi yang seharusnya bertanggung jawab pada rakyatnya dengan gampangnya mengabaikan persoalan tersebut, sambil menambah luka rakyat dengan memperpanjang kontrak PT Freeport untuk tetap mengeksploitasi emas di Papua dan mengeluarkan kebijakan “PINTU UANG KELUAR”.Apa kebijakan “Pintu Uang Keluar?” Dengan kebijakan ini pemerintah Jokowi-Jk akan terus memaksa buruh hidup dibawa standar hidup layak.
Apabila merasa jenuh menggantungkan nasib pada politisi yang tidak dapat dipercaya, jika muak menghadapi segala bentuk ketidakadilan, maka sebaiknya menjadi bagian dari sebuah gerakan yang berjuang untuk merubahnya. Berjuang untuk menghancurkan tatanan bobrok kolonialisme indonesia, dan kapitalisme. Gerakan mudah membangun suatu sistem masyarakat baru yang lebih baik. Oleh karena nya, dibutuhkan suatu GERAKAN ALTERNATIF yang mendorong pembukaan ruang demokrasi seluas-luasnya bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam politik yang menempatkan rakyat sebagai penentu dari nasib rakyat ke depan.
Perjuangan untuk melawan untuk mengancurkan oleh tatanan kolonial diatas tanah ini dan kepentingan kapitalisme tentu harus dilakukan oleh kaum gerakan mudah bersama rakyat sipil. Namun perubahan sejati mengharuskan gerakan damai kota membangun sektolar gerakan revolusi untuk melancarkan perjuangan politik dalam rangka merebut kekuasaan dari tangan pemilik penguasa dan menghancurkan tatanan kolonial dan pemilik kapitalisme, yang ada di atas tanah teritlyar west Papua.
0 komentar:
Posting Komentar