KNPBNews. Merauke, Sabtu, 28 Mei 2016. Aksi Penolakan Tehadap KNPB danULMWP oleh kurang lebih 50 (lima puluh) orang yang mengatasnamakan tokoh masyarakat dan Mahasiwa asli Papua didepan tugu pepera kota Merauke hanyalah Skenario KOPASUS dengan berbagai trik penipuan, pemaksaan dan Ancaman terhadap Masyarakat dan Mahasiswa dalam skenario kegiatan itu.
Menurut laporan dan pengakuan 4 (empat) warga masyarakat yang merasa ditipu dan dipaksa ikut dalam kegiatan itu melaporkan kepada creuw KNPB Wilayah Ha' Anim. hari Sabtu Pukul 19:00 WPB.
Berikut laporannya :
Awalnya kami disuruh kumpulkan sejumlah orang dan daftarkan nama-nama semua orang yang akan ikut kegiatan Ceromoni di simpang empat libra, namun salah satu dari kami menanyakan kepada kopasus itu " kegiatan ceremoni dalam rangka apa ?, Anggota kopasus itu menjawab " sudah ikut saja, disana kita siap makan dan uang transportasi sekaligus kita nanti mau ambil gambar untuk dokumentasi kami". Setelah itu masyarakt diam dan ikut pergi menggunakan mobil picup dengan tujuan ikut acara ceremoni di lingkaran belum diketahui.
Setelah mobil berhenti, ternyata bukan tempat yang diperkirakan masyarakat namun didepan tugu pepera, kami bingung dan bertanya, ada apa kah ?, namun 2 (dua) kopasus itu bilang "tidak apa dan ikut saja". Selanjutnya aparat TNI / POLRI berpakaian preman yang sudah mendahului menempati kawasan tugu pepera mengarahkan kami turun dari mobil dan ambil posisi berbaris bentuk huruf U.
Salah seorang Anggota TNI/POLRI yang menggunakan topeng hitam itu datang langsung ambil sebuah spanduk yang telah disiapkan itu lalu membuka dan menyuruh kami pegang seterusnya kami disuruh berjejer didepan tugu pepera dan kami masyarakat semua dikurung oleh puluhan anggota Polisi dan Tentara berpakaian preman.
Selanjutnya anggota TNI/POLRI yang menggunakan topeng hitam itu menodong dan memaksa kami satu persatu untuk membaca isi dari Pernyataan penolakan KNPB dan ULMWP yang telah disiapkan mereka namun kami tidak mau. Tetapi salah seorang dari kami masyarakat yang namanya sebagai Carlos Kambat itu karena ketakutan Ia terpaksa membaca pernyataan penolakan KNPB dan ULMWP dari beberapa poin penolakan itu dan Ia pun difoto oleh beberapa wartawan.
Seorang dari kami yang namanya sebagai Dariuz Gebze dipaksa oleh Anggota yang bertopeng itu untuk memegang kedua kayu yang telah dipasang Bendera KNPB dan Bendera Bintang Fajar itu untuk segera dibakar. Pembakaran kedua bendera itu terus difoto lagi oleh wartawan.
Sehabis pembacaan tex penolakan serta pembakaran Bendera KNPB dan Bendera Bintang Fajar, masyarakatpun disuruh pulang dirumah masing-masing dengan diberikan setiap orang uang sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah).
Akibat dari skenario kopasus ini, para masyarakat merasa menyesal, ditipu dan telah dipermainkan oleh skenario angkatan bersenta TNI/POLRI untuk menginjak-injak jati diri mereka sebagai Orang Asli Papua. Masyarakat juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang diluar dugaan mereka.
Demikian laporan yang diterima crew KNPB.
Berikut Pesan Ketua Streeg Raad [ PRD ] Wilayah Merauke Terkait Aksi Pembakaran Bendera KNPB Dan Bendera Bintang Fajar Skenario TNI / POLRI Terkait Stegmen Penolakan KNPB Dan ULMWP
Rakyat bangsa Papua merauke kembali di tipu lagi oleh TNI/POLRI di tugu penipuan yaitu tugu pepera, generasi muda Papua harus tahu bahwa mereka yang hari ini sabtu 28 mei 2016 dijebak dan dipakai untuk membakar bendera KNPB dan Bintang Fajar, ini adalah praktek pemerintah indonesia yang pernah dilakukan kepada orang tua - tua kita pada tahun 1969 waktu pepera di Papua yang penuh dengan penipuan, rekayasa, intimidasi, dan semua dengan tekanan militer.
Ttt
Ketua Streeg Raad [ PRD ] Merauke.
0 komentar:
Posting Komentar