PENANGKAPAN DAN PENYIKSAAN TERHADAP ANGGOTA KNPB DI JAYAPURA
Mereka, yang dimediasi KNPB, melakukan aksi damai mendukung keanggotaan penuh ULMWP di MSG, dan pertemuan IPWP di London untuk mendorong PBB melakukan Referendum ulang di Papua.
Ini bukan aksi pertama kali, bukan penangkapan sekali ini. Namun orang-orang Indonesia tidak banyak tahu, tidak banyak peduli. Entah karena media-media massa arus besar Indonesia tidak banyak memberitakannya, atau hanya karena tidak peduli saja. Bahkan di antara mereka ada yang tidak percaya, menganggap berita ini hiperbola.
Kasihan mereka yang demikian itu. Tak banyak tahu tapi tak mau cari tahu, hanya tahu sedikit tapi merasa tahu semua, tahu banyak tapi tak tergerak nuraninya untuk ikut peduli.
Maka mari berkenalan dengn anak-anak muda perempuan, lelaki, dan anak2, yang ditangkap Senin baru lalu. Marilah dengar apa yang mereka alami dan lakukan selama ditangkap.
Tulisnya Ketua KNPB Pusat Viktor Yeimo dihalaman Fecebooknya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1197255180286621&id=218956064783209
**********************************************************************
Penghadangan, pembatasan ruang demokrasi, penangkapan dan penahanan terhadap ribuan demonstran KNPB di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kota Raja, Jayapura, Papua, pada 2 Mei disertai pemukulan dan penyiksaan terhadap aktivis. Warpo Wetipo, Kordinator aksi di titik aksi Expo mengatakan penahanan dan penyiksaan terjadi terhadap 7 aktivis KNPB di ruang tahanan khusus Markas Komando Bri-mob Karel Satsuitubun Kota Raja, kota Jayapura, Papua.
“Kami ada tujuh orang diperlakukan tidak manusiawi. Mereka memperlakukan kami ini seperti binatang,” ungkap Warpo kepada jurnalis Jubi di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Selasa (3/5/2016).
Kata dia, dalam tahanan itu, anggota melakukan interogasi disertai dengan kekerasan. Ada yang menginjak dada atau punggung. Juga pukulan dengan popor senjata ke kepala berulang kali.
“Satu orang Polisi datang salam saya. Pace itu langsung tinju saya di telingga. Telingga saya ini bunyi. Saya tidak sadar satu menit. Saya sadar ketika ada yang hangat dari telingga. Saya pegang begini keluar darah,”ungkapnya.
Giliran anggota lain datang menendang di dada dan punggung. Kata dia, dirinya baru merasa sakit ketika bangun pagi berikutnya.“Kemarin itu tidak sakit tetapi saat bangun pagi sakit. Saya naik turun tangga asrama itu terasa sesak,” ungkapnya pada 3 Mei 2016.
Arim Tabuni, aktivis KNPB yang ditahan di lingkaran Abe mengakui polisi bertindak brutal. Polisi memutuskan tali komando aksi dan menangkap aktivisnya. Aktivis yang ditangkap dinaikkan ke mobil lapis baja lalu dibawa ke Markas Komando Brimob.
“Pemukulan sejak penangkapan kami di lingkaran Abe jam 9 pagi. Kami dinaikkan ke dalam mobil baja itu lalu disuruh angkat tangan semua. Mereka pukul kami di dada dan kepala. Lebih banyak pukulan di dada jadi kelihatan kami ini tidak luka,” ungkapnya.
Kata dia, sampai di ruanga tahanan khusus dengan suku udara yang sangat panas, mereka disuruh buka celana. Ada aktivis yang menolak, dibantu sejumlah anggota polisi.“Ada yang tidak mau. Ada polisi juga yang bilang tidak usah buka,” ungkapnya.
Kata dia, selama interogasi, polisi melakukan teror. Polisi ancam bunuh aktivis lalu buang ke laut.“Yang empat orang ini kita bunuh, isi di karung, buang ke laut jadi makanan ikan saja,” ujar Tabuni mengucapkan ungkapan anggota Bri-mob saat interogasi di ruang penahanan.
Selain tujuh orang itu, kata Warpo, ada empat rekan mereka yang mengalami pemukulan saat penangkapan. Ada dua orang di Sentani dan satu orang wanita di lingkaran Abepura.
Wanita yang berhasil diwawancara jurnalis Jubi mengaku polisi menarik busana yang dikenakan hingga lepas.
Kata dia, dirinya bersama rekan-rekan lain di bawa ke Mako Brimob dalam keadaan telanjang dada. Polisi berusaha memberinya kostum untuk menutup dadanya namun ditolak. “Saya kasih tahu ke mereka. Saya ini lahir dari seorang mama yang bertelanjang dada jadi saya bilang ke mereka lihat inilah saya. Saya tidak pernah salah disini,” ujarnya mengulangi perkataannya kepada polisi pada 2 Mei 2016.
http://tabloidjubi.com/2016/05/05/7-aktivis-knpb-mengaku-disiksa-di-ruang-tahanan-brimob-kota-raja/
***
"Hargai hak politik orang Papua. Harus punya tanggung jawab moral. Jangan melihat kami seperti aparat kepolisian melihat kami. Kami tidak lawan manusia. Kami lawan sistem. Kami melakukan perjuangan ini demi kebenaran dan kemanusiaan di atas tanah kami. Menegakkan keadilan, kebenaran, dan lebih dari pada itu adalah menghapus kepentingan imperialisme dan kapitalisme global yang ada di Papua."
https://www.youtube.com/watch?v=44cLj__9arw
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1014457105297981&set=a.228556413888058.53393.100002011027467&type=3&theate.
0 komentar:
Posting Komentar