Mr: Benny Wenda (ULMWP) |
SIKAP POLITIK ULMWP:
Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina? Bagaimana Dengan West Papua?
Konferensi Tingkat Tinggi
KTT Organisasi Kerja Sama Islam OKI sudah berlangsung pada 6-7 Maret di
Jakarta, dengan thema “kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Pemerintah
Republik Indonesia menyatakan dukungan bagi kemerdekaan dan kedaulatan
Palestina. Bahkan, melalui pertemuan bilateral bersama Presiden Palestina
Mahmoud Abbas, Indonesia menyatakan sudah membuka dan akan meresmikan Konsul Kehormatan
Indonesia di Ramallah bulan Maret ini. Komitmen Pemerintah Indonesia mendukung
Palestina adalah perwujudan UUD 1945, bahwa penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan.
Disaat yang sama,
Pemerintah Indonesia menyembunyikan dirinya dari konflik politik West Papua,
sebuah teritori yang direbut paksa tahun 1962, dicaplok secara illegal pada
tahun 1969, dan kini masih terus dikuasai dan dijajah dengan praktek
kolonialisme yang militeristik dan menyebabkan krisis kemanusiaan akut,
perusakan lingkungan, penggerukan Sumber Daya Alam besar-besaran, serta migrasi
penduduk Indonesia ke West Papua secara besar-besaran.
Sejak 1961, bangsa Papua
telah berikrar untuk berdiri sendiri sebagai sebuah bangsa dan Negara. Sejak
saat itu, rakyat West Papua telah berjuang dengan penuh pengorbanan mencari
kemerdekaan dan kedaulatannya selama hampir setengah abat tanpa solusi damai
antara West Papua dan Indonesia. Bila pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
mewujudkan kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, pertanyaanya bagaimana dengan
West Papua yang telah kehilangan hak kemerdekaan dan kedaulatannya?
Kami sebagai organisasi
yang berasosiasi dalam payung perjuangan bangsa Papua Barat yakni United
Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yang juga anggota observer di
organisasi sub-regional MSG (Melanesian Spearhead Group) memandang bahwa
sesunguhnya semangat membebaskan Palestina dari pendudukan Israel harus juga
disertai dengan semangat mendekolonisasi West Papua. Bagaimana bisa Indonesia
mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, sementara bangsa Papua masih
menjadi wilayah jajahan Indonesia? Bagaimana bisa Indonesia terlibat aktif
dalam penyelesaian damai Palestina di PBB, sembari menolak segala bentuk
penyelesaian status politik West Papua secara damai?
Bila Indonesia ikut
mendorong kemerdekaan Palestina di OKI, seharusnya juga Indonesia sebagai
Anggota Asosiasi MSG mendorong hak penentuan nasib sendiri bagi West Papua
sesuai hasil komunike MSG pada than 2013 lalu. Bila Indonesia ikut mendorong
OKI dalam berbagai Tim Pencari Fakta di Palestina, mengapa Indonesia sebagai
“mitra dialog” Pacific Islands Forum (PIF) tidak mau membuka akses bagi Tim
Pencari Fakta dari Negara-negara Pasifik Selatan ke West Papua sesuai hasil
kesepakatan tahunannya di Port Moresby, September 2015? Dan lagi, mengapa
Pemerintah Indonesia terus menolak desakan ketua MSG, Menasseh Sogavare untuk
berdialog dengan ULMWP.
Oleh sebab itu, atas nama
rakyat West Papua, kami menyampaikan kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
seluruh anggota Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam (OKI) bahwa:
1.
Kami mendukung upaya penyelesaian damai OKI terhadap konflik politik yang
berkepanjangan di Palestina dan Israel.
2.
Kami berharap Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk ikut mencari penyelesaian
damai bagi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Papua.
3.
Kami juga sangat mengharapkan anggota Negara-negara OKI untuk ikut mendorong
Indonesia menghentikan pendudukan illegalnya di West Papua, dan bersama-sama
ULMWP menyelesaikan status politik West Papua secara damai.
Port Numbay, 7 Maret 2016
Benny
Wenda
Juru Bicara United
Liberation Movement for West Papua.(ULMWP)
Contact:
Benny Wenda Phone: +44 7411 053 953
Disposkan: Victor Yeimo, Ketua Umum KNPB
0 komentar:
Posting Komentar