Ilustrasi Amunisi - Jubi/Arjuna |
Jayapura, Jubi – Temuan ribuan amunisi tanpa dokumen oleh anggota Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Minggu malam (23/8/2015), yang diduga akan dikirim ke Papua ditanggapi pihak Komisi I DPR Papua, bidang Pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM.
Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa menduga, ada skenario yang dimainkan untuk menyudutkan kelompok pejuang kemerdekaan Papua, Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM)
“Ada pihak – pihak tertentu yang berusaha mengkriminalisasi perjuangan TPN/OPM, dan akhirnya akan mengarahkan perjuangan TPN/OPM ke issu teroris. Masyarakat sudah tahu, dan dunia internasional juga tahu, selama ini ada oknum TNI/Polri yang menjual amunisi di Papua. Bisa saja ini juga skenario memulihkan nama baik institusi, dan mengkriminalisasi gerakan TPN/OPM dengan mengirim amunisi tanpa dokumen ke Papua,” kata Kadepa kepada Jubi, Rabu (26/8/2015).
Menurutnya, ini juga bisa saja skenario, agar Papua tetap dianggap tak aman, dan pengiriman pasukan keamanan ke Papua terus dilakukan, untuk menjaga kepentingan para investor.
Sebelumnya, diberitakan sejumlah media, amunisi tanpa dokumen resmi itu terdiri dari kaliber 38 SP sebanyak 575 butir, kaliber 7.62 x 51 mm sebanyak 1.000 butir, kaliber 9 x 19 mm sebanyak 500 butir, kaliber 5.56 x 45 mm sebanyak 877 butir ditemukan di Bandara Soetta.
Amunisi rencananya dikirim ke Jayapura, Papua, dan diduga dipesan oleh timsus separatis di Jayapura, Papua, menggunakan Pesawat GA 656, Senin (25/8/2015) pukul 23.30 WIB.
Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa menduga, ada skenario yang dimainkan untuk menyudutkan kelompok pejuang kemerdekaan Papua, Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM)
“Ada pihak – pihak tertentu yang berusaha mengkriminalisasi perjuangan TPN/OPM, dan akhirnya akan mengarahkan perjuangan TPN/OPM ke issu teroris. Masyarakat sudah tahu, dan dunia internasional juga tahu, selama ini ada oknum TNI/Polri yang menjual amunisi di Papua. Bisa saja ini juga skenario memulihkan nama baik institusi, dan mengkriminalisasi gerakan TPN/OPM dengan mengirim amunisi tanpa dokumen ke Papua,” kata Kadepa kepada Jubi, Rabu (26/8/2015).
Menurutnya, ini juga bisa saja skenario, agar Papua tetap dianggap tak aman, dan pengiriman pasukan keamanan ke Papua terus dilakukan, untuk menjaga kepentingan para investor.
Sebelumnya, diberitakan sejumlah media, amunisi tanpa dokumen resmi itu terdiri dari kaliber 38 SP sebanyak 575 butir, kaliber 7.62 x 51 mm sebanyak 1.000 butir, kaliber 9 x 19 mm sebanyak 500 butir, kaliber 5.56 x 45 mm sebanyak 877 butir ditemukan di Bandara Soetta.
Amunisi rencananya dikirim ke Jayapura, Papua, dan diduga dipesan oleh timsus separatis di Jayapura, Papua, menggunakan Pesawat GA 656, Senin (25/8/2015) pukul 23.30 WIB.
Kala itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya melakukan penelusuran mengenai hal itu. Katanya, ketika itu anggota Unit Kamneg Mabes Polri, Aiptu Yuli dan Brigadir Agung, akan mengirim amunisi milik Bank BNI. Mereka melihat M Sumadi, karyawan PT Dima Cargo, Kunciran, Tangerang, sedang melakukanpacking amunisi tersebut untuk dikirim ke Jayapura.
“Menurut keterangannya, dia melakukan packing amunisi tanpa dokuman amunisi dari kesatuan. Aiptu Yuli dan Brigadir Agung membawa M Sumadi dan Komeng ke Satuan Intelkam Polresta Bandara Soekarno-Hatta untuk dimintai keterangan,” kata Iqbal kala itu.
Namun, pada Rabu (26/8/2015) siang, Iqbal mengatakan, amunisi itu ternyata milik Kepolisian Daerah Papua Barat untuk keperluan latihan. Pihaknya sudah memeriksa dokumen, dan dinyatakan sah.
“Menurut keterangannya, dia melakukan packing amunisi tanpa dokuman amunisi dari kesatuan. Aiptu Yuli dan Brigadir Agung membawa M Sumadi dan Komeng ke Satuan Intelkam Polresta Bandara Soekarno-Hatta untuk dimintai keterangan,” kata Iqbal kala itu.
Namun, pada Rabu (26/8/2015) siang, Iqbal mengatakan, amunisi itu ternyata milik Kepolisian Daerah Papua Barat untuk keperluan latihan. Pihaknya sudah memeriksa dokumen, dan dinyatakan sah.
“Amunisi itu terpaksa disita dan diperiksa karena petugas yang mengawal pengiriman amunisi tidak membawa Surat Perintah Permintaan Materil (SPPM). Amunisi itu dibawa lewat bandara supaya cepat. Pengiriman sudah sesuai SOP jadi diterima, cuma waktu itu petugas yang membawa amunisi tak terbawa surat, jadi diperiksa petugas,” kata Iqbal kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (26/8/2015), seperti dikutip dari berbagai media. (Arjuna Pademme)
Sumber: Diduga ada Skenario Sudutkan OPM
0 komentar:
Posting Komentar