KRONOLOGIS INSIDEN TOLIKARA VERSI MASYARAKAT KARUBAGA
==================================================
Namun sebagian
besar kronologis itu berasal dari pihak Kepolisian seperti halnya pemberitaan
media massa yang bersumber pada broadcast SMS, BBM dan WhatsAp (lihat di akhir
artikel ini), hanya berselang tidak lebih dari dua jam setelah insiden tersebut
terjadi. Nyaris tidak ada yang memberitakan kronologis versi umat GIDI yang terlibat dalam insiden di Karubaga,
Tolikara pada tanggal 17 Juli 2015 tersebut.
Berikut adalah kesaksian dari tiga orang warga Karubaga yang
berada di lokasi dan terlibat dalam insiden tersebut.
Saksi I
“Kejadian Pada tanggal 17 Juli 2015 itu, sebelum melakukan
kegiatan kongres GIDI panitia melayangkan surat berupa himbauan kepada semua
pihak baik itu pihak kepolisian, Brimob, TNI dalam hal ini Koramil Karubaga,
pemerintah Daerah, Ketua DPRD Tolikara dan organisasi agama termasuk umat
muslim yang ada di Tolikara.
Isinya, bahwa semua aktifitas tidak dilaksanakan selama
proses kongres Pemuda GIDI dilaksanakan dan untuk umat Muslim dapat melakukan
ibadah Idul Fitri di dalam Mushola dan tidak menggunakan Toa karena
dikhawatirkan mengganggu proses kongres Pemuda GIDI yang jaraknya sangat dekat
kira-kira 250 meter (dari lokasi pelaksanaan Kongres).
Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 11 Juli 2015. Sekitar
jam 06:00 (tanggal 17 Juli) umat muslim melaksanakan ibadah Idul Fitri di
halaman Koramil dan memasang toa. Maka pemuda GIDI dan beberapa hamba Tuhan
mendatangi halaman koramil Karubaga untuk mempertanyakan surat himbauan yang
dilayangkan oleh Panitia yang isinya termasuk tidak melakukan Ibadah Idul Fitri
di luar ruangan Mushola.
Waktu itu kami pergi bukan mau menyerang umat muslim yang
beribadah namun kami pergi untuk kordinasi dengan umat muslim tetapi anggota
Militer yang sedang beribadah langsung mengeluarkan pistol dari sarung yang dipakai
dan menembak 1 kali ke atas dan tembakan berikutnya langsung ditujukan kepada
kami. Dan anggota militer yang lain mulai angkat senjata dari tikar dan
menembak kami secara membabi buta sehingga kami mundur. Waktu itu beberapa
hamba Tuhan dan bapak Wakil Bupati datang dan menyuruh kami kearah depan Bank
Papua dan semua berkumpul disitu.
Setelah itu kami lihat kebelakang teman kami yang ikut saat itu tertembak dibelakang kami.Kami semua tidak terima kejadian itu sehingga kami semua menuju jalan besar ujung jalan Irian dan membakar kios dan kios-kios yang semua dibangun pakai kayu. Kami tidak berencana sama sekali untuk membakar mushola namun mushola tersebut berada di bagian dalam dan di bagian luar itu dikelilingi kios-kios maka waktu kami bakar kios berimbas ke mushola dan ikut terbakar.
Jadi berita dari media cetak maupun berita online
memberitakan bahwa sekelompok orang masuk ke mushola dan membakar mushola itu
berita yang sangat tidak benar. Sebenarnya kami waktu itu pergi itu untuk
berdialog namun TNI/POLRI memang sebelumnya sudah siapkan senjata di
samping-samping mereka jadi terjadi seperti itu.
Dan kami sebenarnya tidak perlu melakukan (hal itu) tapi
karena TNI/POLRI lebih dulu melakukan penembakan terhadap teman kami, jadi
lakukan pembakaran kios, bukan kami bakar Mushola. Dan kios-kios itu bukan
hanya milik masyarakat pendatang tapi kios-kios yang lain itu ada masyarakat
Tolikara punya juga yang ikut terbakar. Kami orang Papua punya kios itu ada 11
(sebelas) kios yang terbakar dan juga kios-kios itu bukan milik umat muslim
saja tapi ada juga kios milik orang pendatang yang Kristen. Dan kejadian
tersebut terjadi sekitar 2 (dua) jam saja setelah itu aktivitas masyarakat
seperti biasa.
Waktu Kapolri, Kapolda dan Pangdam datang ke Tolikara hanya
bicara soal pembakaran kios-kios dan mushola namun mereka tidak bicarakan soal
pemuda yang ditembak mati Edi Wanimbo (15) SMU kelas II sekarang dan yang
luka-luka. Kami sekarang sedang pikir nyawa manusia ini tidak ada harga sama
sekali dari pada kios dan mushola. Kami sangat kecewa sekali dengan tindakan
mereka,”
Saksi II
“Kami kelompok pemuda dan masyarakat yang datang dari arah
jalan irian atas itu bertujuan untuk pergi ikut kegiatan Kongres Pemuda namun
dalam perjalanan (kami) dengar tembakan akhirnya kami terus ke arah jalan Bank
Papua dan bertemu dengan rombongan yag ada di depan Bank Papua. Mereka kasih
tahu bahwa mereka sudah dapat tembak dari militer maka secara spontan kami
balik kanan dan membakar kios dan yang lain menuju arah belakang koramil dan melempar
batu. Akhirnya masyarakat yang lain itu kena tembakan dari militer dan
kebanyakan kena di kaki dan tangan. Jadi Kami tidak bermaksud untuk membakar
mushola yang ada di belakang kios-kios itu,”
Saksi III
“Pada tanggal 11 Juli 2015 panitia Kongres Pemuda mengedarkan
surat himbauan tersebut kepolisian Resort Tolikara tidak menanggapai surat
tersebut namun pada hari yang ke 4 (empat) Kapolres memberitahukan kepada pihak
panitia Kongres Pemuda GIDI bahwa belum ada surat pemberitahuan yang masuk ke
pihak kepolisian. Dan pada waktu sebelum hari raya Idul Fitri umat muslim
menghadap Kapolres untuk mempertanyakan surat himbauan dari Panitia kongres
namun tidak jelas penjelasan Kapolres terhadap umat muslim,”
Broadcast I (beredar sekitar pukul 08.30 WP (17 Juli 2015)
Izin melaporkan pada pukul 07.00 Wit di distrik Karubaga Kab.Tolikara telah terjadi aksi pelemparan batu oleh warga masyarakat yang berjumlah +/- 200 org utk membubarkan masyarakat muslim yang akan melaksanakan sholat Ied di lap Kantor Koramil Karubaga.
Dengan
Kronologis kejadian :
– Pukul 07.00 imam mengumandangkan Takbir pertama lalu
masyarakat berjumlah 200 org yg berasal dr 3 penjuru (dari Bandara, Pasar dan
Kp.Giling Batu) melaksanakan pelemparan dg berteriak “Bubarkan…Bubarkan”
– Pukul 07.05 aparat Kam Brimob, Yonif 756 dan Polres
Tolikara membubarkan masa dengan mengeluarkan tembakan peringatan, lalu masy
Muslim membubarkan diri
– pukul 07.30 : masih dilaks koord antara aparat keamanan,
bupati dan tokoh agama, sesuai dg kesepakatan kmrn bahwa bupati akan menjamin
keamanan dlm pelaksanaan Sholat Ied.
Situasi terakhir s.d 07.45 masih dilakukan koord dan aparat
keamanan masih mengeluarkan tembakan kearah atas, krn massa masih berkumpul di 3
titik tersebut
Kerugian :
– personil/materil : Nihil
Demikian dilaporkan:
Sebagai laporan awal Broadcast
II (beredar sekitar pukul 09.00 WP (17 Juli 2015)
Ijin melaporkan
1.Pd tgl 17 juli 2015 pkl 07.00 wit tdk berlangsung
pelaks.sembayang idul fitri 1436 H di Kab. tolikara.
2. Kronoligis singkat kejadian Pd saat berlangsung sholat
idul fitri takbiran pertama datang sekelompok berteriak jaga ada ibadah di kab.
Tolikara,kemudian masy.ummat muslim tiba – tiba ketakutan langsung berlari
sembunyi kearah koramil dan pos 756/wms.berselang beberapa menit pkl 08.00 wit
sekelompok masy.tersebut melakukan pelemparan kearah musholah baitul mutaqin
dan selanjutnya melakukan pembakaran musholah
3. Data rumah/kios yang di bakar,rumah 6 dan kios 11
Catatan
Catatan
1.data lengkap menyusul
2.awalnya pelaks.sholat idul fitri di halaman koramil
1702/jwy
3.situasi masih aman dan kondusif
Disposkan: Suara Wiyaimana Papua
0 komentar:
Posting Komentar