Anggota dan deklarator ULMWP foto bersama dengan pemangku adat dan pemerintah negara Vanuatu. Foto: ist. |
Melboure, MAJALAH SELANGKAH -- "Ini akan menjadi dingin di Melbourne malam ini, tapi pengkhianatan Perdana Menteri PNG atas aplikasi Papua Barat layak respon," kata Natalie Adadikam dari kantor perempuan Federal Republikc of West Papua (FRWP) di Docklands. "Kami berdoa, bernyanyi, menyalakan lilin, berharap keajaiban, karena PNG harus menyambut Papua Barat ke dalam Melanesian Spearhead Group (MSG), dan tidak menolak West Papua," lanjutnya.
Hal ini disampaikan dalam release FRWP saat menyalakan lilin malam Jumat, (05/06/2015) di Melboure dalamg rangka pengegakan HAM Papua, kemerdekaan dan dukungan ULMWP untuk menjadi anggota MSG.
Menurut release FRWP kepada scoop.co.nz yang dilansir Minggu, 07 Juni 2015, Perdana Menteri PNG O'Neill dan Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama telah menyatakan bahwa mereka tidak mendukung aplikasi Papua Barat (UMLWP) untuk bergabung dengan MSG. Sebaliknya kedua orang itu mendukung usaha-pemerintah Indonesia agar lima gubernur di Indonesia, termasuk dua yang gubernur Papua, dimana penduduknya diklaim berumpun Melanesia, untuk bergabung dengan MSG.
Matt Gale dari Kepulauan Solomon, yang menjadi tuan tahun ini MSG Summit pada 18-26 Juni 2015 menjelaskan Papua Barat adalah bagian dari Melanesia.
'Papua Barat adalah kerabat kami, terasing karena kesalahan mereka sendiri pada tahun 1962, dan kami ingin mereka kembali ke keluarga Melanesia. Ketika kita berbicara tentang kosmologi adat, ontologi dan epistemologi, semua roang tahu tentang ini (Papua adalah Melanesia). Ini menimbulkan kemanusiaan kita untuk mendukung aplikasi mereka untuk bergabung dengan organisasi MSG," jelas Gale.
Dijelaskan, MSG adalah sebuah organisasi internasional yang modern dari negara-bangsa Melanesia (Vanuatu, Kepulauan Solomon, Fiji, Papua New Guinea) dan gerakan kemerdekaan Kanaky. Pada bulan Desember 2014, Vanuatu dan Kanaky menyatakan mereka akan memilih untuk aplikasi Papua Barat di MSG Summit di Honiara (18-26 Juni 2015).
Dua minggu yang lalu, gerakan serikat buruh Australia menandatanganiMemorandum of Understanding (MoU) yang mendukung aplikasi Papua Barat untuk bergabung dengan MSG, dan yang mengakui hak Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri sesuai dengan Prinsip-prinsip PBB.
Jacob Rumbiak, Menteri Luar Negeri RFWP dan anggota tim kerja ULMWP percaya Kepemimpinan Melanesia akan menerima aplikasi Papua Barat untuk keanggotaan penuh dari MSG pada bulan Juni 2015.
"Politisi Melanesia memahami hubungan masyarakat adat dengan tanah mereka. Ketika mereka membuka tangan mereka dan secara resmi mengakui Papua Barat sebagai sebuah keluarga yang lama hilang dan kerabat mereka secara politik, mereka akan menunjukkan kepemimpinan mereka, martabat mereka, dan kedaulatan mereka,"ujar Rumbiak. (SAL/014/scoop.co.nz/MS)
0 komentar:
Posting Komentar