Lis Tabuni (tengah) keluarga korban bersama Olga Hamadi saat jumpa pers di kantor Kontras, 23/3/2015. Jubi/Arnold Belau |
Jayapura, Jubi – Aparat Brigade
Mobil (Brimob) Polda Papua telah melakukan penganiayaan terhadap empat anak
muda Papua, Timotius Tabuni (18) kuliah di FKM Uncen, Lesman Jigibalom kuliah
di STIE Port Numbay (23), Eldi Abimael sekolah di STM Kotaraja (18) dan Mies
Tabo (15) tidak sekolah. Mereka dihadang dan dikeroyok di Cigombong, Kotaraja
pada hari Rabu 18 Maret 2015.
Kronologis penganiayaan ini seperti
disampaikan oleh KontraS Papua, pada pukul 23. 00 WP, keempat korban dihadang
dan dikeroyok oleh sekelompok anggota Brimob berpakaian preman denagn menenteng
senjata laras panjang maupun pendek di pasar Cigombong, Kotaraja, Keluarahan
Vim distrik Abepura.
Kejadian bermula ketika tiga orang
korban atas nama Eldi Kogoya, TImotius Tabuni dan Lesman Jigibalom, hendak
kembali ke rumah yang terletak di kotaraja dalam dari arah perumnas III Waena
dengan menggunakan motor (roda dua). Ketika mereka sampai di depan Mall
Ramayana, ada orang yang mengikuti mereka dari belakang.
Ketika hendak belok masuk ke
kotaraja dalam lewat kantor Brimob Polda Papua, korban sempat mendengar aparat
dari dalam Brimob Polda Papua mengatakan, “Itu Sudah mereka” sambil mengikuti
para korban.
Timotius Tabuni dihadang oleh oknum
aparat brimob dan memaksa untuk menyerahkan kunci motornya kepada anggota
brimob itu. Saat itu korban menolak dengan mengatakan, “Kakak saya ada salah
apa?” Lalu korban isi kunci motor tersebut di dalam saku celana.
Pada saat itu juga beberapa anggota
brimob yang memegang senjata dan sangkur mulai mengeroyok Timotius Muris sambil
mengatakan “itu sudah pelakunya, tembak saja”.
Saat itu warga yang ada di sekitar
pasar panik, termasuk mama-mama yang menjual pinang dan satpam Bank Papua di
Cigombong Kotaraja Dalam. Warga panik karena jumlah oknum yang diduga anggota
Brimob mulai banyak saat itu, kurang lebih ada sekitar 11 anggota Brimob.
Korban dipukul di depan kios Delima, tangan dan kakinya sempat dipukul dengan
balok 55.
Sedangkan Lesman Jigibalom dan Eldi
Kogoya dihadang oleh aparat Brimob di depan Mesjid Kotaraja, kemudian ditodong
dengan senjata dan diperintahkan untuk jalan jongkok, tapi karena tidak mau,
mereka lalu diperintahkan untuk tiarap. Kemudian Eldi Kogoya diseret diatas
aspal dengan badan mengenai aspal hingga ke depan pasar Cigombong. Kedua korban
lalu dipukul sampai di depan kios Delima.
Ketiga korban ini lalu sempat
diseret dari kaki diatas aspal hingga badan mereka luka lecet. Pada saat oknum
aparat Brimob melakukan itu, saat itu korban atas nama Mies Tabo (14) yang
menyaksikan tindakan aparat, sempat berteriak minta tolong. Saat itu aparat
langsung datang dan menampar, menendang dan memukul korban sambil mengatakan,
“Kau Diam!”. Setelah itu dia juga digiring ke kantor Brimob.
Eldi Kogoya (18) mengalami tulang
rusuk retak dan luka memar di belakang tubuh akibat diseret di aspal jalan dan
kedua lutut lecet.
Timotius Tabuni (18) mengalami gigi
bagian depan satu lepas dan satunya retak. Selain itu kepala luka bocor, bagian
belakang badan tergores karena ditikam dengan pisau sangkur, muka lebam, dan
lecet akibat pukulan, mulut luka dan kedua lutut lecet.
Lesman Jigibalom (23) ditusuk dengan
pisau sangkur dibagian bahu kanan, sampai paru-paru kanan bocor dan luka memar
di seluruh tubuh. Lesman dioperasi pada tanggal 19 Maret karena paru-paru bocor
akibat ditusuk dengan pisau. Dan Lesman masih kritis dan sedang mendapat
perawatan di rumah sakit Bhayangkara.
Mies Tabo (14) luka memar di kepala
bagian depan, belakang, pundak kiri dan kanan akibat diseret di jalan aspal.
Dahi lecet dan lutut kiri maupun kanan juga lecet.
Sementara itu, Wakil Kasad Brimob
Polda Papua, AKBP Tono Budiarto membantah jika pelakunya adalah anggota Brimob.
Dikatakan, saat itu justru anggotanya yang menyelamatkan keempat pelajar
tersebut dari amukan massa di pasar Cigombong.
“Anggota saya yang menyelamatkanmalah
dibilang yang melakukan pemukulan. Pada saat itu pukul 21.00 WIT kita masih
focus di Polsek Abepura untuk melakukan perdamaian dengan massa yang membuat
kerusuhan di depan Mall Abepura. Dan pada pukul 23.00 anggota kita kembali
mendapati laporan ada kerusuhan dan amukan massa terhadap empat pelajar
tersebut dan menyelamatkan ke markas kita dan selanjutnya anggota membawa ke RS
Bhayangkara,” ungkapnya seperti ditulis salah satu koran harian di Jayapura. (Arnold
Belau)
0 komentar:
Posting Komentar