Suara Wiyaimana, Dalam
kehidupan sosial ada begitu banyak orang yang sering mengungkapkan kepada
pemimpin bahwa, para pejabat wilayah & daerah adalah pelindung atau
pengayom rakyatnya sendiri. Dan ada juga yang mengatakan para pemempin adalah
wakil ALLAH. Namun realitanya, justru menjadi penghianat dan penindas terhadap
rakyat mereka sendiri. Pada hal rakyat mereka ingin memisahkan diri dari
negara penjajahan Indonesia.
Kemudian
mereka yang disebut para pemimpin adalah untuk menegahkan keadilan demi
kebenaran sesuai dengan realita yang benar-benar terjadi dalam kehidupan
etnis itu sendiri. Dan berani mangambil resiko dan mempunyai tanggungjawab sosial
yang tinggi, adalah peran pemimpin sebagai wakil rakyat. Namun rakyat papua masih
mengalami trauma penderitaan dari tahun-tahun sepanjang hidup orang papua. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap rakyat papua sehingga sering terjadi berbagai konflik di Tanah Papua.
Para
pemimpin itu memerintah suatu wilayah ataupun daerah dengan gaya kepemimpinan
otoriter dengan menghadirikan beribu-ribu pasukan, karena keegoisan dan
kenafsuan yang berlebihan untuk menghabiskan mereka yang disebut penghuni/pribumi itu. Asal-asalan menjadi pemimpin tak akan membuat perubahan yang
signifikan, bila wilayah itu masih dibawa jajahan negara Indonessia.
Karena wilayah papua sebagai bagian dari penjajahan, kemungkinan tak satu pun
pemimpin papua yang akan membuat perubahan. Dan masih akan terus terjadi
kegagalan dengan berbagai program yang dikucurkan oleh pemerintah pusat melalui
mekanisme desentralisasi itu. Otsus sudah gagal total, saatnya untuk pengakuan
dan pengesahan negara papua barat melalui referendum.
Walaupun
dengan pemimpin pemerintah pusat bersama pemimpin papua yang disebut para penghianat
bersilaturahmi di istana kepresidenan beberapa hari yang lalu itu sebagai
solusi atas penyelesaian persoalan papua. Namun justru diprediksikan akan melahirkan berbagai
produk pemusnahan etnis dengan terjadinya depopulasi bagi rakyat yang disebut
penghuni itu, menurut pandangan seluruh rakyat papua barat. Untuk itulah kami bukan bangsa yang diperbudak dan dijajah terus -menerus diatas tanah kami.
Mereka
yang selalu menegahkan keadilan demi kemanusian dan kebenaran tentu ada imbalan
yang berharga, tetapi mereka yang sering disebut Penindas dan penghianat
akan direngut nyawa mereka sendiri pada kemudian hari. Dan sementara kita
hidup didunia ini, kita boleh melakukan tindakan invasi militerisasi secara sewenang-wenang terhadap mereka yang disebut penghuni atau
pribumi. Namun suatu saat kita tidak akan hidup bersamaan dengan kaum
imprealisme, kapitalisme dan kolonialisme. Sejauh ini, tanah papua belum bisa
dikatakan ada pemimpin yang akan membuat perubahan untuk menentuakn nasib
sendiri. Untuk itulah pemimpin yang ada ditanah papua semuanya, Otak dibalik
Otsus.
Para
pemimpin papua seharusnya, menyampaikan kepada penguasa kolonial dengan meminta
maaf sebesar-besarnya dengan kegagalan otsus selama ini, kepada pemerintahan
pusat. Dan menyampaikan dengan kami pemimpin papua sudah berusaha
semaksimal mungkin dengan melalui otsus plus, tetapi masih belum ada perubahan yang menghasilkan.
Untuk itulah kami pemimpin papua datang kembalikan otsus plus dengan harapan kami untuk referendum. Namun Para pemimpin penghianat itu semua bertakluk kepada kaki tangan kekuasaan pemimpin mereka dinegara ini. Dengan memanfaatkan kepentingan untuk mencari nafkah atas kematian darah manusia papua sepanjang ini.
Untuk itulah kami pemimpin papua datang kembalikan otsus plus dengan harapan kami untuk referendum. Namun Para pemimpin penghianat itu semua bertakluk kepada kaki tangan kekuasaan pemimpin mereka dinegara ini. Dengan memanfaatkan kepentingan untuk mencari nafkah atas kematian darah manusia papua sepanjang ini.
Bila moment yang tepat untuk kami orang papua juga merdeka sendiri, maka kami akan
menyampaikan selamat jalan buat sahabat penjajah Indonesia bersama pemimpin penghianat papua dengan membawa berbagai produk pemusnahan dineri-MU sendiri. Karena kami bangsa papua menuntut seadil-adilnya atas persoalan ideologi perjungan yang kami masih berjuang saat ini. Dan menurut budaya, etnis dan kehidupan sosial juga kami sangat berbeda
dengan relasi yang tak dapat terjalin. Untuk itulah, kami rakyat papua hanya
menuntut pengakuan negara kami yakni, Negara Papua Barat). (Admin / SW)
0 komentar:
Posting Komentar