Ilustrasi |
Yogyakarta (12/04/2014) - Hanya karena tabrakan antara Mahasiswa Papua yang sedang
menimbah ilmu di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta dua anak SMP (Orang
Jogja), puluhan aparat kepolisian dari kesatuan Brimob dan Poltabes Yogyakarta
bersenjata lengkap, mengepung mahasiswa Papua yang terlibat tabrakan bersama
beberapa teman-temannya di seputaran lampu merah, Mirota Kampus UGM.
Kejadian bermula ketika Tonny
(Mahasiswa Papua yang menjadi korban tabrak) bersama tujuh orang temannya
sepulang makan di salah satu warung makan di seputaran UGM, Tonny dan
teman-temannya hendak kembali ke tempat tinggal mereka, dari arah barat (arah
kali code) hendak menuju ke Gejayan.
Namun sesampainya mereka di lampu
merah perempatan Mirota Kampus, lampu lalulintas masih merah, sehingga Tonny
dan teman-temannya berhenti menunggu lampu kembali hijau. Namun ketikan lampu
sudah hijau dan kendaraan didepan mereka telah bergerak maju, Tonny dan
teman-temannyapun ikut bergerak maju, sesampainnya Tonny di tengah-tengah
perempatan, sebuah motor matic (Honda Bead) yang dikendarai oleh dua anak SMP
melaju kencang dari arah selatan meskipun lapu lalulintas diarah selatan masih
menyalah merah, akibat kelalaian kedua anak yang melaju kencang dari arah
selatan ini, tabrakan antara motorpun tak dapat terhindarkan lagi, dan akhirnya
motor yang dikendarai Tonny yang sedang membonceng saudari perempuannya itupun
terpental dan dan saudari perempuan yang bersama Tonny ini terpental dan
akhirnya mengalami kesakitan dibagian punggung belakang, akibat tabrakan
tersebut, dan Tonny sendiri mengalami luka sobek pada ujung kaki bagian
belakang, yang mengeluarkan begitu banyak darah dijalan.
Melihat tabrakan tersebut,
teman-teman Tonny yang saat itu sama-sama sehabis makan, akhirnya memarkirkan
kendaraan mereka di sudut jalan, tepat di depan KFC dan berjalan membantu Tonny
dan saudarinya yang ditabrak oleh dua anak SMP ini. Selain membantu Tonny dan
saudarinya, teman-teman Tonnypun mendorong motor milik kedua anak yang
menerobos lampu merah kearah pinggir jalan dan memintai pertanggung jawaban
mereka atas peristiwa kecelakaan yang mereka akibatkan, namun kedua anak ini
hanya terdiam dan tidak mau berkata apa-apa.
Selagi dimintai pertanggung jawaban
kedua anak ini, tak tau dari mana datang beberapa orang aparat kepolisian
satuan laka lantas ke lokasi kejadian, untuk menengarai kecelakaan yang
terjadi, dan akhirnya Polisi yang datang pun meminta kedua anak ini untuk
menghubungi orang tua mereka untuk datang ke lokasi kejadian, untuk
menyelesaikan permasalahaan ini secara baik-baik. Setelah ditunggu hampir satu
jam , sejak 21:35 WIB - 22:25 WIB, barulah orang tua (Ibu dan Kakak) dari kedua
anak ini datang ke lokasi kejadian.
Setibanya orang tuan kedua anak ini,
Polisi Lalu lintas yang ada di lokasi kejadian berupaya untuk memediasi penyelesaian
masalah tabrakan ini, setelah berdiskusi dengan teman-temannya, Tonny dan
teman-temannya akhirnya memutuskan memberikan denda kepada kedua anak tersebut,
dengan pertimbangan uang berobat untuk Tonny dan saudari perempuannya dan
perbaikan motor yang hancur akibat tabrakan yang terjadi. Orang Tua kedua anak
tersebut bersepakat untuk membayar denda, namun meminta agar total denda yang
diminta Tonny dan teman-temannya untuk dikurangi. Mendengar pernyataan ibu
kedua anak yang meminta pengurangan total denda, Tonny dan teman-temannya
bersepakat untuk menyita motor yang dikemudikan oleh kedua anak tersebut
sebagai barang jaminan, namun hal itu tidak disepakati oleh Polantas yang ada
dengan ibu kedua anak ini, akhirnya perdebatan dan adu argumenpun berlangsung
cukup alot, dan tanpa disadari, ternyata Polantas yang ada dilapangan tersebut
melakukan komunikasi secara diam-diam melakukan komunikasi ke Poltabes dan
Markas Brimob DIY untuk menurunkan puluhan pasukan bersenjata lengkap yang
datang menggunakan 1 Truk Dalmas, 3 Kijang Blakos Patroli dan dua mobil patroli
Lalu lintas.
Kedatangan sejumlah Polisi bersenjata
lengkap yang didukung oleh satuan Brimob DIY ini membuat suasana menjadi
tegang. Melihat kondisi ini, Tonny dan teman-temannya yang sejak awal jalan
bersama-sama beserta beberapa Mahasiswa Papua lainnya yang ketika lewat dan
berhenti untuk ikut memberikan dukungan kepada Tonny dan teman-temannyapun
sontak kaget ketika melihat kedatanggan sejumlah aparat kepolisian dan Brimob
yang hadir di lokasi kejadian dengan bersenjata lengkap.
Tonny bersama teman-teman mahasiswa
Papua yang adapun membentak aparat kepolisian yang datang dengan persenjataan
lengkap, seolah-olah mahasiswa Papua yang ada dilokasi kejadian itu adalah
Teroris atau pengacau. "Kalian pikir kami ini teroris ka ??? kenapa kalian
datang kesini dengan persenjataan lengkap seperti ini ??? apakah kalian melihat
kami membawa senjata ??? kalian semua silahkan pulang, silahkan kembali ke
kantor kalian, kami tidak ada urusan dengan kalian", tegas Roy kepada
puluhan aparat kepolisian yang datang dan langsung mengepung mahasiswa Papua
yang hendak menyelesaikan persoaalan tabrakan dengan cara kekeluargaan ini.
Angli salah satu mahasisa Papua yang
berada dilokasipun dengan tegas memarahi polisi yang datang dan memarahi satuan
lantas yang sudah ada sejak tadi "apa maksud bapak menghubungi pasukan
tambahan ke sini ??? apakah bapak lihat kalau kami hendak membuat keributan dan
kekacauan di sini ??? knapa bapak harus menghubungi pasukan untuk ditambahkan,
bukankah bapak sendiri sudah memberikan kebebasan kepada kami untuk
menyelesaikan ini secara kekeluargaan dengan pelaku yang menabrak teman kami
??? memang pantas jika banyak orang yang berkata bahwa hukum Indonesia adalah hukum Foto Copy, jadi kalian penegak hukum kerjanya suka asal-asalan".
Melihat semakin bertambahnya jumlah
kepolisian dan Brimob bersenjata lengkap yang datang ke lokasi kejadian, para
mahasiswa Papua ini memutuskan untuk menghubungi teman-teman mereka yang berada
di asrama-asrama, dan akhirnya sekitar 20 menit kemudian sejumlah mahasiswa
Papua lainnya bermunculan dari berbagai asrama-asrama yang ada di Yogyakarta,
dengan membawa Panah dan busur ke lokasi kejadian, suasanapun kembli
tegang, Polisi-Polisi yang tadinya datang dengan persenjataan lengkap itu pun
langsung ditarik mundur kembali, melihat Puluhan Mahasiswa Papua yang
bermunculan ke lokasi kejadian dengan membawa Panah dan Busur.
Melihat situasi yang semakin memanas, Tonny dan saudari
perempuannya yang menjadi korban dari tabrakan yang terjadi serta teman-teman
yang bersama-sama mereka, akhirnya memutuskan bersepakat mengenai total denda
yang diminta, dari tuntutan awal Rp.5.000.000,- menjadi Rp.3.000.000,- dan
akhirnya seluruh Mahasiswa yang hadir kelokasi kejadian membubarkan diri secara
tertip, kebali ke tempat tinggal masing-masing.[rk]
Sumber:karobanews.com
0 komentar:
Posting Komentar